Tinta Media -- Pengemban dakwah yang berhasil dalam dakwahnya bukanlah orang yang banyak tidur. Bagi para pejuang, tidur hanyalah sekadar istirahat sejenak bagi tubuh dari letihnya perjalanan, bukan tidur untuk mencari kenyamanan.
Coba bayangkan, Anda tidur pukul delapan malam, bangun pukul lima atau enam pagi. Sepuluh jam dari duapuluh empat jam waktu yang telah Allah berikan untuk hidup, telah Anda habiskan di atas tempat tidur dan rebahan. Waktu yang cukup banyak, bukan?
Sementara itu, ketika Anda bangun pukul enam, musuh-musuh Anda mungkin sudah menyebarkan opini pagi dan sudah dikonsumsi oleh sebagian besar umat Islam. Lalu, Anda bangun, mandi, makan, baru kemudian menyiapkan laptop untuk menulis opini. Itu pun masih harus menyelesaikan tugas-tugas domestik yang tidak bisa ditinggalkan. Dengan itu Anda berharap bisa memenangkan pertempuran?
Menjadi muslim kebanyakan tentu saja bukanlah merupakan kesalahan. Sangat bagus menjadi muslim biasa dan melakukan aktivitas biasa dengan ritme yang biasa-biasa saja. Akan tetapi, untuk memenangkan sebuah pertempuran, Anda tidak bisa mendapatkannya hanya dengan cara-cara yang biasa saja. Anda harus melakukannya dengan sesuatu yang lebih baik dari musuh Anda. Masuk akal, bukan?
Ketika Anda sudah mengazamkan diri menjadi benteng penjaga Islam yang terpercaya, Anda bukan lagi orang biasa. Akan tetapi, amanah untuk menyadarkan, membangkitkan, dan menyelamatkan umat telah dipikulkan di pundak Anda. Hal itu karena Anda adalah matanya umat. Anda adalah harapan satu-satunya bagi umat untuk bisa selamat. Kelak, semua orang akan merujuk pada Anda sebagai problem solving permasalahan kehidupan.
Medan dakwah bukanlah medan yang penuh kenyamanan, tetapi medan yang penuh dengan tantangan, gangguan, ancaman, ketidaknyamanan, dan pahitnya perjuangan. Lautan Kapitalis ini harus Anda arungi dengan membawa beban amanah perjuangan yang tidak ringan. Anda harus tetap berenang dan terus mengerahkan segala upaya agar bisa selamat mendarat di pantai kemenangan.
Musuh alami berupa gelombang emosional, pengarusutamaan opini, bahkan binatang buas penjajah adalah ancaman yang harus Anda sikapi dengan tetap menjaga kesadaran. Belum lagi rengekan orang yang Anda seberangkan, membuat Anda sibuk menjaga haluan agar tidak larat dalam kemashlahatan sesaat.
Melanjutkan kehidupan Islam adalah amanah yang diberikan oleh Rasulullah saw. Menerapkan Syari'at Islam secara formal adalah kewajiban sosial yang dibebankan, terutama kepada orang-orang seperti kalian.
Ini karena kemenangan adalah sebuah janji yang telah Allah Swt. berikan dan kembalinya kehidupan Islam adalah kabar gembira yang telah Rasulullah saw. kabarkan. Jalan perjuangan adalah satu-satunya cara untuk meraih apa yang kita inginkan.
Raihlah kenyamanan hidup dalam kehidupan Islam dengan menjalankan segala ketidaknyamanan perjuangan.
Tidurlah secukupnya saja. Tidurlah ketika umat telah berhasil mendarat dengan selamat sampai di pantai kemenangan. Tidurlah ketika umat telah diatur dalam kehidupan Islam karena mimpi hanya bisa diwujudkan dengan perjuangan, bukan dengan rebahan, karena Anda adalah penggenggam peradaban.
Wallahu a'lam bishshawwab.
Oleh: Desah Malikah
Selasa, 25 Januari 2022
Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.