Mendamba Tayangan yang Mencerdaskan - Tinta Media

Selasa, 04 Januari 2022

Mendamba Tayangan yang Mencerdaskan

Mendamba Tayangan yang Mencerdaskan

Oleh: Rochma Ummu Arifah
Sahabat Tinta Media

Tinta Media -- Masyarakat saat ini dimudahkan dalam mendapatkan aneka ragam tayangan sebagai bentuk hiburan. Kemudahan akses internet semakin memberikan berbagai tayangan yang dapat dinikmati. Hanya saja, masih perlu dipertanyakan bagaimana kualitas dari banyaknya tayangan ini, apakah sudah layak untuk mencerdaskan umat atau bahkan hanya menjadi upaya pembodohan umat serta menjauhkannya dari norma dan nilai kehidupan itu sendiri?

Kemudahan Akses Informasi

Di zaman digital seperti ini, arus informasi seakan tak terbendung. Seolah tak ada satu hambatan pun yang mampu menghalangi siapa pun untuk mendapatkan informasi mana pun yang dibutuhkan dan diinginkan.

Di sisi lain, kemudahan arus informasi juga sangat didukung dengan kemudahan media informasi itu sendiri. Bahkan, sejak masa pandemi, gadget telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan utama manusia yang selalu turut campur dan memengaruhi kehidupan manusia.

Kedua hal inilah yang mengantarkan pada aneka ragam tayangan yang dengan mudahnya dapat diakses masyarakat dari setiap lini. Jika dulu televisi menjadi satu media yang amat digandrungi, dengan berkembangnya internet, gadget pun berkembang sebagai satu alat yang mampu menghadirkan layanan layaknya televisi, bahkan lebih.

Tayangan Minim Kualitas

Sayangnya, aneka ragam tayangan berbentuk hiburan yang dihadirkan dalam media gadget ini dapat disadari sangatlah minim kualitas. Bahkan, sebagian tayangan tak memperlihatkan bagaimana seharusnya manusia berperilaku dalam masyarakat, bagaimana manusia seharusnya menjalani hidupnya dengan baik.

Sebut saja fenomena spirit doll yang muncul belakangan. Ini tentu bukan menjadi sebuah pembelajaran yang benar bagi masyarakat. Hal ini hanya mengajarkan kebodohan pada masyarakat, bahkan lebih parahnya, bisa mengarah pada pendangkalan akidah atau keimanan kaum muslimin.

Tak hanya itu, fenomena tayangan yang berbau pornografi, budaya hedonisme yang diperlihatkan dari kehidupan serba mewah para artis, serta budaya serba bebas yang sekali lagi dapat dilihat masyarakat dari kehidupan publik figure, semakin menambah buruknya kualitas tayangan itu sendiri.

Buah Kapitalisme

Tentu saja aneka ragam tayangan minim kualitas ini muncul bukan karena tanpa sebab. Yang melatarbelakangi keberadaan semua tayangan ini adalah paham yang mendasarinya, yaitu kapitalisme. Para pengusung kapitalisme hanya melihat dari sisi keuntungan materi saja dalam memproduksi sebuah tayangan. Mana yang disukai masyarakat dan mana yang berpeluang menghasilkan keuntungan besar, itulah yang akan diproduksi dan dihadirkan di hadapan masyarakat. Sedikit sekali yang mempertimbangkan soal edukasi nilai dan moral untuk masyarakat.

Ujungnya apa yang terjadi? Sekali lagi yang menjadi korban adalah kualitas dari masyarakat itu sendiri, terlebih generasi. Kurangnya dedikasi media untuk membangun peradaban yang berkualitas, tak ayal menghasilkan rendahnya kualitas masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan masyarakat itu sendiri yang semakin melepaskan diri dari nilai dan norma kehidupan, sebagaimana apa yang selama ini mereka tonton dari aneka ragam tayangan yang bermunculan.

Parahnya, negara seakan melepaskan diri dari tanggung jawab menjaga kualitas masyarakat. Padahal, seharusnya negara selalu meningkatkan kualitas masyarakat dalam setiap usaha yang dijalankan. Namun, negara memberikan perhatian yang rendah atau bahkan beranggapan bahwa ranah media informasi tak lagi menjadi tanggung jawabnya. Akhirnya, terjadilah pembiaran apa yang dilakukan media serta bagaimana konten yang mereka perlihatkan.

Media dalam Mencerdaskan Masyarakat

Islam memberikan perhatian yang begitu besar dalam ranah media ini. Bahkan, media menjadi salah satu dari struktur kenegaraan yang ada di dalam negara. Hal ini menunjukan peran strategis yang dimiliki media dalam kehidupan serta perhatian besar negara kepada media itu sendiri.

Media sudah seharusnya berjalan sinergis dengan tujuan dari pelaksanaan negara itu sendiri, yaitu pelayanan penerapan aturan Islam, baik dalam negeri ataupun luar negeri.

Di dalam negeri, media memiliki tanggung jawab untuk ikut serta membangun masyarakat yang kokoh dengan mengedukasi publik mengenai pelaksanaan hukum dan kebijakan Islam kepada masyarakat. Negara tetap menjalankan tanggung jawabnya dalam memantau setiap informasi yang beredar di dalam masyarakat, serta melihat bagaimana pengaruhnya dalam menjaga dan meningkatkan kualitas masyarakat.

Dalam hubungan dengan luar negeri, media juga memainkan peran dalam mendukung penyebaran Islam sebagai rahmatan lil alamin untuk menunjukan keagungan ideologi Islam dan membongkar kebobrokan ideologi kufur. Dengan begitu, masyarakat dunia mampu melihat mana yang benar dan mana yang seharusnya mereka ikuti.

Negara tetap mengontrol setiap informasi yang beredar di masyarakat, termasuk tayangan-tayangan. Negara juga menyelaraskan setiap informasi ini dengan pemgaruhnya untuk mencerdaskan masyarakat. Tak hanya dianggap sebagai tayangan belaka, tetapi tentu dipertimbangkan pengaruhnya.

Inilah media yang seharusnya ada di dalam sebuah negara dan bagaimana seharusnya peran negara dalam mengontrol media itu, agar setiap tayangan yang dimunculkan tak hanya sebatas menjadi hiburan belaka, tetapi mampu mencerdaskan umat dan menjadikan mereka lebih memahami Islam dan syariat-Nya. Insyaallah.[]

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :