Habis Child Free, Terbitlah Spirit Doll - Tinta Media

Sabtu, 15 Januari 2022

Habis Child Free, Terbitlah Spirit Doll

Habis Child Free, Terbitlah Spirit Doll

Oleh: Ummu Haura’

Tinta Media -- Kebebasan berekspresi tanpa batas sudah sangat memprihatinkan. Belum lama, seorang selebgram mengopinikan perilaku child free sebagai pilihan dalam kehidupan rumah tangganya. Saat ini, publik dikejutkan dengan fenomena spirit doll atau boneka arwah, boneka yang diperlakukan layaknya bayi manusia.

Kebebasan yang Kebablasan

Demokrasi mengusung asas kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan berekspresi, menyampaikan pendapat, juga melakukan berbagai usaha jual beli. Dengan ide kebebasan ini, manusia berhak melakukan berbagai aktivitas yang disukainya karena merupakan bagian dari hak asasi manusia. Gharizatun nau atau naluri berkasih sayang pun diekspresikan dalam berbagai hal, tak peduli apakah melanggar norma agama atau sosial.

Pro kontra terkait child free ramai diperbincangkan di jagat maya. Masyarakat terkaget-kaget ketika banyak generasi muda memilih child free dengan berbagai alasan. Belum usai keterkejutan masyarakat, saat ini muncul lagi spirit doll atau boneka arwah.

Fenomena ini juga menjadi tren, bahkan beberapa artis memilikinya. Harga boneka arwah pun mencapai angka yang sangat fantastis. Para penjualnya mengatakan bahwa boneka arwah yang sudah diisi roh orang meninggal ini mampu mendatangkan kebahagiaan, ketentraman, rezeki, dsb.

Pembeli atau yang disebut sebagai pengadopsi memperlakukan boneka arwah layaknya bayi manusia. Boneka tersebut diberi makan, minum, pakaian, aksesoris, digantikan popok, ditimang dengan hati-hati, dan diberi curahan kasih sayang. Tak hanya itu, mereka juga mengatakan bahwa setelah mengadopsi boneka arwah, kehidupan mereka menjadi lebih baik. Para pengadopsi boneka arwah mengatakan bahwa ibadah semakin baik, rezeki semakin banyak, rajin bersedekah, juga merasa lebih bahagia dan memiliki ketentraman dalam hidup.

Sakit Mental hingga Runtuhkan Akidah

Profesor dan pakar psikologi UNAIR, Nurul Hartini mengatakan bahwa, apa yang dilakukan para pemilik spirit doll perlu diperhatikan secara serius karena tindakan tersebut mengarah kepada perilaku yang tidak wajar dan di luar akal sehat. Jika perilaku ini dibiarkan, maka akan berdampak pada kondisi kesehatan mental dan berisiko pada ketidakstabilan fungsi kejiwaan yang meliputi panca indera, kognisi dan emosi.

Keyakinan ini batil dan bertentangan dengan akidah Islamiyah, jika seorang muslim mempercayai bahwa boneka arwah yang dimilikinya mampu mendatangkan manfaat dan menjauhkannya dari berbagai mudarat. Ini termasuk meyakini bahwa ada arwah manusia yang masuk ke dalam boneka tersebut. Memiliki boneka arwah dan memperdagangkannya bisa jatuh ke dalam perkara haram. Pendapat tersebut disampaikan oleh seorang ahli fiqh yaitu KH. M. Shiddiq Al Jawi.

Hanya Allah saja yang mampu memberi manfaat dan mudarat kepada manusia, bukan yang selain-Nya, termasuk boneka arwah.

Allah Swt. berfirman dalam surat Al A’raf ayat 188, yang artinya:

“Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”

Maka, sudah sepantasnya seorang muslim tidak memiliki dan memperjualbelikan boneka arwah. Apalagi hanya sekadar mencari sensasi untuk menaikkan popularitas. Child free dan spirit doll adalah contoh salah bagaimana naluri berkasih sayang diekspresikan.

Islam Memberi Solusi

Child free dan spirit doll tidak akan tumbuh subur jika sebuah negara menerapkan syariat Islam secara kaffah. Ini karena kedua fenomena tersebut bertentangan dengan syariat Islam. Penyaluran naluri kasih sayang atau gharizatun nau' akan diarahkan sesuai fitrah manusia dan diawasi agar tidak melanggar apa yang telah Islam tetapkan. Jual beli barang-barang yang berpotensi menumbuhkan kesyirikan pun akan dilarang tegas walau secara ekonomi memberi keuntungan yang tinggi.

Agar fenomena-fenomena yang tidak sesuai dengan Islam dan di luar akal sehat tidak tumbuh terus menerus, maka sudah sepantasnya aturan Islam diterapkan dalam bernegara. Ini karena sudah terbukti bahwa demokrasi yang memberi ruang ide-ide sesat berkembang biak dan menjerumuskan manusia ke dalam perilaku yang salah.

Wallahu’alam

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :