Dakwah Berjema'ah - Tinta Media

Senin, 17 Januari 2022

Dakwah Berjema'ah

Dakwah Berjema'ah

Tinta Media -- Islam sudah cukup lama menginjak tanah Jawa. Para pedagang muslim dari Cina, India, dan Timur Tengah banyak yang bermukim di sepanjang pantai utara Jawa. Bahkan, pernah sampai pada kondisi di mana para pejabat pemerintahan hampir seluruhnya dipegang oleh muslim.

Namun demikian, apakah ini berarti bahwa dakwah Islam sudah berhasil mengislamkan Jawa dari awal, sejak dikenalkan oleh penganutnya? Mari kita ungkap.

Islam memang sudah pernah sampai ke Jawa jauh-jauh hari sebelum era Walisongo, bahkan telah sampai ketika zaman sahabat Nabi yang terkenal, yaitu  Muawiyyah bin Abu Sufyan yang pernah berkunjung ke Jawa.

Namun, ada perbedaan yang cukup signifikan  terkait penyebaran Islam di Jawa antara era sebelum Walisongo dengan era Walisongo.

Sebelum era Walisongo, berabad-abad penyebaran Islam di Jawa sangatlah lambat. Islam hanya dipeluk oleh orang-orang asing saja dan sangat sedikit atau bahkan tidak tercatat pribumi yang memeluknya. Mengapa demikian?

Secara kultural, orang Jawa memang termasuk bangsa yang terbuka, tetapi memiliki harga diri yang tinggi. Oleh karenanya, orang asing yang ada di sana tidak memiliki keistimewaan, bahkan selalu dianggap sebagai warga negara kelas dua.

Oleh karena itu, keberadaan para pedagang muslim yang bermukim di sana pun tidak serta merta membuat orang Jawa tertarik menjadi muslim seperti mereka juga. Begitulah, sehingga Islam tidak tersebar di Jawa.

Berbeda ketika Islam didakwahkan oleh sebuah Jema'ah dakwah yang dikirim oleh institusi legal formal berupa negara. Dakwah yang mereka lakukan bergerak dalam bentuk tim, sehingga sangat terukur, terstruktur dan terkoordinir.

Jema'ah ini melakukan analisis sosial, melakukan perencanaan strategis, serta menjalankan segala rekomendasinya secara team work yang cukup solid, sehingga dampak atau hasil kerjanya pun memiliki skala pengaruh yang cukup besar pula.

Meskipun datang dengan bergelombang dan berbeda-beda orangnya, Walisongo sebagai jema'ah dakwah berisikan anggota tim, yaitu para da'i yang memiliki berbagai macam spesifikasi keahlian yang dibutuhkan di lapangan.

Ada yang ahli politik, ahli militer, ahli hukum fiqh, ahli seni budaya, dan sebagainya, bahkan tercatat pula ahli ruqyah yang diperlukan dan siap terjun di berbagai medan.

Pengelolaan ini tentunya sangat membantu dalam memberikan arah jangka panjang yang akan dituju, membantu jema'ah beradaptasi pada perubahan-perubahan yang mungkin terjadi, serta meningkatkan efektivitas organisasi.

Inilah yang memberikan perbedaan cukup signifikan terkait keberhasilan dakwah mereka.  Selama berabad-abad, pedagang Islam di Jawa memiliki tingkat keberhasilan yang lebih rendah dibandingkan dengan dakwah maksudah yang dilakukan oleh sebuah jema'ah dakwah yang  yang terukur, terstruktur dan terkoordinir. Dakwah Berjema'ah ini hanya membutuhkan waktu beberapa puluh tahun.

Oleh karena itu, jangan berharap bisa berhasil mengislamkan Jawa dengan usaha yang biasa-biasa saja tanpa mempertimbangkan kekhususan dan dinamika manusia yang tinggal di sana.[]

Oleh: Trisyuono Donapaster

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :