Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Tinta Media -- Dengan memuji asma Allah SWT, dzat yang maha berkehendak, dzat yang memudahkan dan maha memberi pertolongan, saya mengucap selamat, kepada antum semua peserta aksi super damai 212, tanggal 2 Desember 2021. Maka saya ingatkan kembali, betapa besarnya karunia Allah SWT, yang telah memenuhi dada kalian dengan keberanian, untuk terus melangkah menyuarakan kebenaran.
Saya menyadari, bahkan mengetahui pada tahap yang lumayan rinci, betapa besarnya hambatan, halangan, rintangan dan gangguan yang dihadapi panitia. Juga secara umum, saya juga mengetahui betapa besarnya hambatan, halangan, rintangan dan gangguan yang dihadapi peserta.
Dari soal pendanaan, aspek teknis, koordinasi, hingga soal legalitas kegiatan. Yang Anda hadapi, bukan hanya soal heterogenitas internal, tetapi juga represifme rezim.
Narasi yang diadopsi berdalih kebijakan pengamanan, telah memukul ruang psikologi Anda. Dari soal kegiatan tak berijin, ancaman pidana 212, hingga penyekatan lokasi kegiatan.
Tetapi mereka lupa, mereka lupa siapa antum. Bukankah antum semua adalah cucu-cucu Muhammad al Fatih yang menaklukkan Konstantinopel? Bukankah antum semua adalah cucu-cucu Thariq Bin Ziyad yang menaklukkan Andalusia? Bukankah antum semua adalah cucu-cucu Sholahuddin al Ayyubi yang membebaskan al Quds? Bahkan, Bukankah antum semua adalah cucu-cucu Umar Al Faruq, yang setan pun mencari jalan lain karena takut berpapasan dengan Umar ?
Mereka lupa, bahwa urat takut umat ini telah putus. Mereka lupa, dorongan bergerak karena akidah memiliki kekuatan dahsyat. Mereka lupa, banyak dari umat ini yang justru menunggu-nunggu tantangan diutarakan dan memborong semua tantangan tanpa menawar harganya sedikitpun.
Semua hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan itu tak mengakibatkan mudhorot sedikitpun. Bahkan, umat ini semakin menikmati bahagianya perjuangan. Umat ini semakin berani, teruji untuk terus Istiqomah di jalan perjuangan, hingga Allah SWT menurunkan pertolongan dan kemenangan.
Bahkan, hambatan dan tantangan itu, menjadikan perjuangan lebih memiliki makna. Konsolidasi umat kian matang, narasi persaudaraan akan alami meningkat menjadi narasi persatuan, dibawah naungan bendera Islam.
MasyaAllah, bersyukurlah kepada Allah SWT. Hanya karena Allah semata, aksi super damai 212 berjalan lancar.
Aksi yang sukses ini, menjadi tamparan keras ke muka rezim yang rasa sakitnya terasa sampai ke ulu hatinya. Aksi ini, menjadi bukti kebohongan atas semua narasi yang diedarkan rezim. Untuk beberapa waktu kedepan, aksi sosial media sebagai tindak lanjut aksi nyata super damai 212, akan terus memukul rezim, mencekik leher legitimasi, hingga rezim kehilangan sokongan, untuk kemudian jatuh ketanah dalam keadaan bersimbah darah. Diantara mereka, sudah ada yang sibuk membuat sekoci, persiapan penyelamatan sebelum kapal benar-benar karam.
Karena itu, luruskan niat. Jadikan, Allah SWT saja, Allah SWT lagi, dan Allah SWT terus, yang menjadi motivasi dan tujuan perjuangan. Sudah cukup berjuang untuk sosok tertentu dan akhirnya antum dikhianati.
Sudah waktunya, berjuang hanya untuk agama Allah, demi tegaknya izzul Islam wal Muslimin.
Takbir..✊✊