Keruntuhan Andalusia dan Penjajahan Portugis di Nusantara - Tinta Media

Rabu, 29 Desember 2021

Keruntuhan Andalusia dan Penjajahan Portugis di Nusantara

Keruntuhan Andalusia dan Penjajahan Portugis di Nusantara




Oleh: Trisyuono Donaspate

Sahabat Tinta Media

Tinta Media --Ketika Daulah Umayyah memerintah di Syam, umat Islam berhasil masuk ke Semenanjung Hispania lewat pimpinan Musa bin Nusair dan Thariq bin Ziyad pada abad ke 8 M. Namun pasukan mereka akhirnya ditarik oleh Khalifah dengan alasan tertentu yang membuat pasukan Thariq bin Ziyad urung masuk kepedalaman Eropa.



Andalusia yang ada di Semenanjung Iberia (Hispania) adalah warisan dari futuhat yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di Eropa. Pada saat peralihan kekuasaan ke Bani Abbasiyah, Andalusia berhasil akhirnya direbut oleh sisa-sisa keturunan Bani Umayyah dan berhasil mengokohkan kekuasan di sana. Di Andalusia kekuasaan umat Islam bertetangga dengan Kerajaan-kerajaan Kristen Eropa hingga akhir abad ke-15 M.



Selama Bani Umayah berkuasa sebenarnya banyak sekali pembangunan dan perkembangan budaya Islam yang ditancapkan dan mewarnai Andalusia. Bahkan seolah-olah Andalusia adalah sebuah lampu besar yang mampu menerangi dan mengusir kegelapan di benua Eropa.



Ketika Eropa masih berkubang dalam kebodohan, Andalusia telah menjadi mercusuar Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang menerangi seluruh dunia. Warisan yang sangat berharga adalah ilmu kemaritiman.



Salah satu peninggalan kebudayaan Islam yang berhasil direbut oleh bangsa Eropa adalah ilmu kemaritiman. Peta yang digunakan pelaut Spanyol, yaitu Christopher Columbus untuk menjelajahi Samudera Atlantik adalah peta yang berasal dari pelaut Muslim, yaitu Al-Idrisi.



Teknologi navigasi lainnya adalah kompas magnetik yang ditemukan dan pertama kali digunakan umat Islam pada abad ke-11 M. Peninggalan lain dari kebudayaan Islam di Andalusia kepada Eropa adalah kapal ramping yang gesit berlayar segitiga, yaitu caravel. Dengan teknologi baru tersebut akhirnya penjajah Eropa berhasil melakukan pelayaran Samudera. Sebelumnya Eropa hanya memiliki kapal berat dan tambun berlayar kotak peninggalan budaya Mediterania.



Daulah Umayah di Andalusia berkuasa sekitar 800 tahun lamanya. Namun karena beberapa faktor, diantaranya adalah perpecahan diantara penguasa yang diakibatkan oleh ikatan kesukuan dan kekeluargaan, serta kuatnya rongrongan kekuasaan Kerajaan Kristen disana, pada akhirnya Raja Ferdinand dari Castilla dan Ratu Isabella dari Kerajaan Aragon berhasil menaklukan kekuasaan Islam di semenanjung Iberia pada akhir abad ke-15 M.



Dari kekalahan inilah kemudian umat Islam di wilayah Andalusia dibunuh dengan brutal secara besar-besaran. Pembantaian, siksaan keji dan penghinaan atas simbol-simbol Islam dilakukan sebagai perayaan atas terusirnya Islam dari benua Eropa. Demikianlah, pada akhirnya kerajaan Kristen Eropa akhirnya mewarisi hasil budaya umat Islam yang tinggi di Andalusia.



Ditengah euphoria atas keberhasilan mengakuisisi Andalusia atas restu dari penguasa relijius Kristen yaitu Paus, bangsa Eropa akhirnya melakukan misi mengelilingi dunia untuk menaklukan penaklukan bangsa-bangsa lainnya dengan peninggalan kebudayaan Islam di Andalusia.



Apalagi Kerajaan Kristen Romawi Timur yang terletak di Semenanjung Bosporus, yaitu Konstantinopel yang selama ini menghubungkan perdagangan dua benua yaitu Eropa dan Asia telah berhasil ditaklukkan oleh Sultan Muhammad 2. Tentu saja dengan teknologi kelautan dan navigasi yang diwarisi umat Islam, mereka sangat bersemangat untuk menguasai perdagangan dan sumberdaya dunia.



Spanyol bergerak ke Barat, dan akhirnya berhasil menemukan Amerika dan segera merampok sumberdaya yang ada disana. Sedangkan Portugis bergerak ke Timur, masuk ke India dan akhirnya berhasil menemukan tempat dimana rempah rempah, wewangian dan komoditas yang mahal di pasar dunia berasal dari sana, yaitu Nusantara.



Pada permulaan abad 16 M, baik Armada penjajah Portugis maupun Spanyol sama-sama berhasil sampai ke Maluku dan sekitarnya. Terjadilah tarik menarik kepentingan yang melibatkan para penguasa lokal yang masih belum memahami visi dan misi penjajah karena dibalut dengan perdagangan antar bangsa. Namun sesuai perjanjian Tordesilas dan ditandatanganinya perjanjian Saragosa, akhirnya hanya Portugis lah yang berhak menguasai Nusantara.



Jadi perjanjian antara Portugis dan Spanyol adalah perjanjian atas restu penguasa agama Kristen untuk membagi-bagi dunia menjadi dua bagi kepentingan mereka tanpa mempertimbangkan bahwa di wilayah tersebut terdapat kehidupan dan budaya manusia.



Dengan semboyan mereka yaitu Gold, Gospel and Glory bangsa Eropa masuk ke Nusantara dan seluruh dunia. Artinya bahwa misi mereka adalah mendapatkan kekayaan, menyebarkan agama Kristen serta mengembalikan kejayaan bagi Kerajaan Kristen Eropa.



Demikianlah, dengan memanfaatkan keruntuhan kekuasan Islam di Andalusia, bangsa Eropa akhirnya bangkit dari kubangan kegelapan dan kebodohan kemudian menjadi bangsa penjajah yang memiliki kekuatan yang besar dan diperhitungkan diseluruh dunia.Wallahu a\"lam bishshowwab.

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :