Oleh: Trisyuono Donaspate
Sahabat Tinta Media
Tinta Media -- Dakwah adalah sebuah aktifitas yang sangat penting bagi umat Islam, karena dakwah adalah darah bagi keberlangsungan Islam itu sendiri. Apalagi di zaman Mulkan Jabriyatan ini, umat Islam harus memahami posisi mereka yang sedang dizalimi penguasa mereka sendiri.
Bahkan dakwah berjamaah telah diwajibkan kepada kita melalui surat Ali Imran ayat 104. Oleh karena itu kesuksesan dalam berdakwah harus menjadi perhatian serius bagi umat Islam.
Apabila kita bertanya kepada para olahragawan, apa yang membuat mereka bisa berprestasi dengan sempurna, jawabannya pasti kedisiplinan. Baik terkait latihan, pola makan, pola istirahat dan lainnya. Begitu pula bila kita bertanya kepada para pengusaha, mengapa mereka bisa sukses? Jawabannya bisa dipastikan adalah mereka menjaga kedisiplinan, terkait waktu, akad, pembayaran, pembukuan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu sebagai pengemban dakwah yang ingin sukses dalam berdakwah, tentu kita harus menjaga kedisiplinan pula. Mengapa kita perlu menjaga kedisiplinan dalam berdakwah? Berikut beberapa alasan yang bisa kita pertimbangkan.
Pertama, disiplin membuat dakwah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan pasti akan membuat dakwah menjadi ringan.
Sebuah aktifitas yang berat, apalagi dakwah yang membutuhkan pengorbanan baik waktu, tenaga dan pikiran ketika dilakukan secara dadakan pasti akan merusak ritme kehidupan. Nah. Ketika kita sudah menyadari bahwa poros hidup kita adalah dakwah, maka penting bagi kita untuk menjalani dakwah dengan penuh kedisiplinan.
Sebanyak apapun waktu yang kita infakkan, harta yang kita belanjakan, ide2 yang kita berikan untuk dakwah akan terasa ringan karena sudah kita lakukan secara simultan.
Kedua, disiplin membuat kita lebih fokus kepada tujuan.
Dengan menjaga kedisiplinan, maka gerak kita akan terarah pada tujuan. Ketika kita membiasakan diri berpikir cepat dan produktif, maka apapun yang kita ucapkan dan lakukan pasti menjadikan mabda\" Islam sebagai problem solving kehidupan.
Sebaliknya bila kita tidak disiplin dalam berfikir, maka kita akan mudah dibelokkan terutama ketika menghadapi tuntutan masyarakat yang terbentur dengan pemenuhan kebutuhan.
Ketika terbentur masalah ekonomi, gampang putus asa, terbentur masalah jodoh, salah semua dan lain sebagainya. Padahal dunia ini sementara saja.
Ketiga, kita bisa lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan.
Ketika dakwah sudah menjadi jalan hidup, maka penerimaan terhadap diri kita sendiri akan semakin besar. Kita akan mengidentifikasikan diri kita sebagai pengemban dakwah agen perubahan. Hal ini akan tampak dan berpengaruh pada kewibawan kita dalam mengemban dakwah Islam di masyarakat.
Sebaliknya bila dakwah kita angin-anginan, maka kita pun menjadi ragu pada apa yang sedang kita upayakan. Akibatnya orang lainpun memandang kita tidak kompeten terhadap apa yang sedang kita lakukan. Maka penting menjaga kedisiplinan.
Keempat, bila kita disiplin maka kenikmatan dakwah akan kita rasakan.
Kita sering seolah kehabisan waktu untuk pribadi karena kegiatan dakwah. Jadwal kajian dan mengelola umat ada di porsi terbesar waktu kita. Namun bila kita sadari sudah berapa lama kita me jalaninya, cukup lama bukan? Dan kita tidak merasa berat, bahkan sangat menikmatinya bukan? Nah, itulah kenikmatan dakwah.
Bandingkan bila kita tidak disiplin menjalankannya. Kajian sering telat, amanah tidak dilaksanakan, diminta berkorban banyak alasan, maka tentu kelezatan berdakwah tentu tidak akan kita rasakan. Kenikmatan taat kepada pimpinan, kerinduan pada teman kajian, rasa syahdu ketika amanah besar bisa kita tunaikan, itu semua tidak bisa kita ceritakan.
Demikian pentingnya menjaga kedisiplinan dalam berdakwah. Karena ketika kita biasa menjalani kehidupan dakwah dengan ringan maka keikhlasan bisa lebih kita usahakan, keridhoan Allah SWT lebih bisa kita upayakan. Wallahu a\"lam bishshowwab.
