Oleh: Agung Wisnuwardana
Direktur Indonesian Justice Monitor (IJM)
Tintamedia -- Penangkapan terhadap Ustadz Dr. Ahmad Zain, juga Ustadz Farid Ahmad Okbah dan Ustadz Dr Anung oleh Densus 88 masih belum jelas duduk masalah nya, masih menimbulkan teka-teki. Semua masih berbasis kan keterangan sepihak dari pihak kepolisian, yang belum tentu benar.
Di tengah kondisi tersebut, ternyata opini dan stigma negatif dari pihak-pihak tertentu melompat jauh. Bahkan muncul sikap over dosis yang ditunjukkan beberapa pihak melampui kasusnya yang belum jelas.
Misalnya, sikap MUI yang disampaikan Makmun Rosyid (Anggota Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia - MUI) yang berencana menelusuri identitas alias profiling para calon pengurus ketika melakukan rekrutmen anggota ke depannya (bahasa lainnya pembersihan internal MUI).
Ini sikap yang sangat aneh, alih-alih melakukan pembelaan pada pengurusnya, malah cenderung defensif, kemudian melakukan pembenaran pada sikap Densus 88, yang selama ini memiliki track record cenderung dzalim dan memojokkan aktivis Islam.
Sikap ini diduga sengaja dilakukan memanfaatkan momentum kasus ini.
Ada dugaan kuat kasus dan sikap ini dijadikan jalan untuk membersihkan pihak-pihak yang kritis pada rezim dan kapitalisme dengan alasan radikal dan ekstrim. Ujungnya diduga menjadikan MUI lemah dan "moderat", hanya jadi alat stempel kedzaliman dan penjajahan.
Hal ini jelas sangat tidak layak, dan harus dilawan.