Tinta Media -- Pakar Pendidikan Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag mengungkapkan, The Global War on Terrorism pada hakekatnya adalah propaganda hitam (Black propaganda) yang menjadi kedok untuk menutupi maksud sesungguhnya yaitu perang melawan Islam.
“Perang melawan Islam ini dalam konteks internasional. Karena buktinya lebih dari 90% dari daftar Foreign Terrorist Organization (FTO) yang mereka keluarkan dari Amerika adalah orang dari kelompok Islam” ungkapnya dalam Forum Diskusi Spesial Majelis Gaul: Menyikapi Isu Terorisme di Indonesia di kanal YouTube Majelis Gaul, Sabtu (27/11/2021).
Ustadz Riyan mempertanyakan ketika AS yang menyerang Irak dan menghancurkannya dengan alasan yang tidak ada faktanya. “Apa hukumannya? Tidak ada. Karena yang menentukan sebagai tafsir daripada terorisme, mereka-mereka yang memiliki kekuasaan dalam hal ini adalah negara-negara adidaya,” ujarnya.
“Dari sinilah bahwa Amerika itu memang dengan jelas pada saat itu tahun 2005 menyamakan perang melawan terorisme saat ini dengan melawan komunisme dan baginya ideologi pembunuh Islam radikal adalah tantangan besar,” bebernya.
Bahkan di Inggris, ucap Ustadz Riyan, pada waktu itu Tony Blair mengatakan bahwa islam itu adalah ‘ideologi iblis’.
“Yang intinya ‘ideologi iblis’ itu ingin mengeliminasi Israel dan mengenyahkan dominasi barat dari dunia islam dan menjadikan syariat islam sumber hukum di bawah satu kekhilafahan untuk seluruh dunia, bertentangan dengan nilai-nilai barat,” terangnya.
“Kalau dalam konteks yang lebih luas lagi, Samuel Huntington mengatakan dalam the clash of civilizations adalah bagi ibarat yang jadi musuh utama bukan fundamentalisme Islam tapi islam itu sendiri,” pungkasnya. [] Nur Pujianto
