LOGIKA WAHYU NABI NUH AS YANG DIADOPSI PARA PEJUANG KHILAFAH - Tinta Media

Jumat, 26 November 2021

LOGIKA WAHYU NABI NUH AS YANG DIADOPSI PARA PEJUANG KHILAFAH

LOGIKA WAHYU NABI NUH AS YANG DIADOPSI PARA PEJUANG KHILAFAH

Oleh: Ahmad Khozinudin
(Sastrawan Politik)

Tinta Media -- Apa yang menyebabkan Nabi Nuh AS membuat Kapal ? Karena ada informasi berupa Wahyu yang sampai, akan ada banjir besar. Kenapa akan ada banjir besar ? karena Nabi Nuh berdo'a agar orang yang menentang Allah SWT diazab, dan dari mereka sudah tak mungkin lagi lahir generasi yang beriman kepada Allah SWT.

Berarti, ada basis logika yang kuat yang dijadikan sandaran bagi Nabi Nuh untuk membuat kapal, yakni adanya informasi (Wahyu) akan diturunkan banjir. Bahkan, Nabi Nuh membangun kapal yang berbasiskan logika Wahyu, karena daerah Nabi Nuh yang kering mustahil dapat belajar ilmu perkapalan.

Nabi Nuh menjadi arsitek kapal, yang rancang bangunnya berasal dari Allah SWT. Nabi Nuh membangun kapal berdasarkan bimbingan Wahyu.

Saat itu, kaum Nabi Nuh menentang logika Wahyu yang diyakini Nabi Nuh. Mereka, membantah logika Wahyu dengan logika fakta.

Misalnya, mereka mencibir bahkan membuli Nabi Nuh As, yang membangun kapal ditengah tanah kering kerontang, dan cuaca yang panas, boleh dibilang bahkan dalam kondisi kemarau panjang. Lalu, apa gunanya kapal ?

Setelah terbukti logika Wahyu, bahwa banjir benar-benar datang, orang-orang kafir termasuk Kan'an putera Nabi Nuh tetap menolak logika Wahyu untuk mendapatkan keselamatan.

Nuh AS menawarkan kapal, sebagai jawaban logika Wahyu agar selamat dari banjir. Sementara Kan'an dan orang-orang yang menentang Nuh AS, mengambil logika fakta, yakni lari ke tanah atau perbukitan yang lebih tinggi, agar selamat dari banjir.

Padahal, secara fakta logika Wahyu Nabi Nuh AS lebih kuat dibandingkan logika fakta Kan'an. Banjir, dengan curah sebesar apapun tidak akan menenggelamkan kapal. Kapal, akan selalu berlayar diatas air.

Sementara tanah tinggi, perbukitan, gunung-gunung, pada akhirnya juga akan tenggelam saat air bah semakin besar, dan menenggelamkan apapun yang ada di atas bumi.

Adapun perjuangan menegakkan Khilafah, itu juga sama, meyakini logika wahyu yang diadopsi Nabi Nuh AS.

Kenapa harus Khilafah ? karena ada informasi dari Wahyu bahwa Khilafah akan tegak kembali. Karena itu, para pejuang Khilafah fokus membangun 'Kapal Khilafah' meskipun dicaci, dicibir, dibuli hingga dilecehkan orang-orang yang mengkufurinya.

Kenapa harus Khilafah ? karena Khilafah adalah jawaban atas doa-doa kaum muslimin yang tertindas. Doa-doa penduduk bumi, yang ingin terlepas dari kezaliman kapitalisme yang telah menimbulkan berbagai kerusakan, bencana dan malapetaka.

Pejuang Khilafah juga lebih meyakini logika Wahyu ketimbang logika fakta. Orang yang menentang Khilafah, selalu mengatakan Khilafah utopia. Bagaimana mungkin bisa menegakkan Khilafah pada saat seperti ini ?

Mereka, mempertanyakan bahkan mencibir logika Pejuang Khilafah sebagaimana kaum Nabi Nuh yang membuli Nuh AS yang sibuk membangun kapal. Panas dan kemarau begini, ngapain bikin kapal ?

Penentang Khilafah lebih percaya logika fakta, logika demokrasi. Ikut pemilu saja, kuasai parlemen, tegakkan Islam. begitu, jargon kosongnya. Padahal, sudah lama umat ini terlibat dalam demokrasi tapi Islam tak pernah diberi jalan untuk berkuasa.

Para Pejuang Khilafah tidak mempedulikan cemoohan. Mereka tetap fokus membangun 'Kapal Khilafah' dengan bimbingan Wahyu, yakni Khilafah yang didesain berdasarkan manhaj kenabian. Mereka fokus menyongsong kabar gembira dari Wahyu, tentang akan kembalinya Khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwah.

Pejuang Khilafah, mengadopsi logika Wahyu sebagaimana diadopsi oleh Nabi Nuh AS. Pejuang Khilafah, menolak logika fakta sebagaimana telah diadopsi Kan'an dan menenggelamkannya. [].

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :