Jurnalis: Obrolan Prabowo-Itay Tagner Sangat Mungkin Menuju Normalisasi RI-Israhell - Tinta Media

Kamis, 25 November 2021

Jurnalis: Obrolan Prabowo-Itay Tagner Sangat Mungkin Menuju Normalisasi RI-Israhell

Jurnalis: Obrolan Prabowo-Itay Tagner Sangat Mungkin Menuju Normalisasi RI-Israhell

Tinta Media -- Obrolan Menhan RI Prabowo dengan Kuasa Usaha Israhell untuk Bahrain Itay Tagner dinilai Jurnalis Joko Prasetyo sangat mungkin menuju normalisasi RI-Israhell.

“Apa pun obrolannya, patut diduga mengarah kepada salah satu dari dua opsi di bawah ini. Pertama, anak tangga menuju normalisasi (hubungan diplomatik) dan kedua, pembebasan Palestina dari penjajahan Israhell. Opsi pertama sangat mungkin,” tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (21/11/2021).

Menurut Om Joy, sapaan akrabnya, Amerika Serikat dan Israhell selalu berusaha keras agar terjalin normalisasi antara Israhell dengan berbagai negara yang mayoritas berpenduduk Muslim. “Tak menutup kemungkinan usaha itu dilakukan ke Indonesia, negeri mayoritas Muslim terbesar sedunia,” ujarnya.

Om menilai, upaya normalisasi di berbagai negara di Timur Tengah membuahkan hasil. “Maka Israhell pun akan semakin optimis hal yang sama bisa dilakukan dengan Indonesia. Apalagi selama ini  sudah terjalin hubungan dagang, padahal hubungan diplomasi itu belum ada. Ibaratnya, sudah hidup bak suami istri padahal enggak ada akad nikah. Kan, tinggal akad nikah doang ya?” bebernya.

Menurutnya, normalisasi (hubungan diplomatik) itu adalah bentuk pengakuan Israhell ---penjajah Jahoedy atas negeri kaum Muslim Palestina--- sebagai negara, bukan sebagai penjajah. “Jadi, penjajahan Israhell atas Palestina tidak dianggap lagi sebagai bentuk penjajahan, tapi hanya sebagai bentuk negara yang tengah membela diri dari (yang kata mereka sebagai) serangan teroris,” jelasnya.

“Ya, para mujahidin yang mempertahankan negerinya dari penjajahan Israhell itu memang dicap sebagai teroris oleh Amerika Serikat dan Israhell. Coba cek daftarnya, maka akan ditemukan Hamas dan para mujahidin lain yang berjihad melawan penjajahan Israhell dicap sebagai teroris oleh kafir penjajah tersebut,” timpalnya.

Sementara Opsi kedua, menurutnya, peluangnya sangat kecil. “Meski dalam Pembukaan UUD 1945 dicantumkan, "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," tetapi rekam jejak rezim ini (maupun rezim sebelumnya) tidaklah memiliki iktikad untuk mengusir penjajah Jahoedy di tanah kaum Muslim.

“Tidak tampak iktikad untuk menjaga Masjidil Aqsha, Tanah Suci ketiga kaum Muslim, dari kejahatan penjajah,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :