Tinta Media -- Direktur Indonesian Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menilai, masalah Papua bukan masalah paham atau tidak paham, namun terdapat campur tangan asing yang nyata di sana.
"Campur tangan asing sangat nyata menuju Papua merdeka. Kekayaan alam yang melimpah di Papua membuat silau para penjajah untuk menguasainya. Inilah celah terkuat para penjajah mendorong gerakan separatis menuntut kemerdekaan dan membuat ketidakstabilan politik dan keamanan di wilayah Papua," ujarnya kepada Tinta Media (23/11/2021).
Menurutnya, untuk menyelesaikan permasalahan di Papua, sebagai KSAD, Dudung harus mempunyai sikap tegas dan mengambil langkah-langkah strategis. "Sebagai KSAD, seharusnya Dudung punya ketegasan perlu dilakukan langkah-langkah strategis sebagai berikut," tuturnya.
Pertama, ia mengatakan, harus menuntaskan permasalahan di Papua termasuk dalang yang ada di baliknya. "Menuntaskan masalah kerusuhan di Papua, termasuk hal-hal yang memicunya dan dalang-dalang di belakangnya walaupun mereka dari kalangan elit negeri ini," katanya.
Kedua, Agung juga berharap agar KSAD segera menghentikan berbagai macam gerakan yang mengarah pada disintegrasi. "Menghentikan segera seluruh gerakan yang menginginkan Papua merdeka (OPM, ULMWP dan pihak-pihak yang mensupport-nya," imbuhnya.
Ketiga, ia menegaskan, harus ada ultimatum dan mobilisasi pasukan terhadap negara-negara yang intervensi. "Mengultimatum sampai mobilasasi pasukan kepada negara-negara yang ikut campur dan mensupport Papua merdeka," tegasnya.
Keempat, Direktur IJM ini menyarankan agar mengusir segala bentuk penjajahan di Papua. "Mengusir semua kekuatan negara kapitalis penjajah yang bercokol di Papua baik dalam bentuk perusahaan, kekuatan politik maupun jurnalis," ungkapnya.
Yang kelima, ia menyampaikan kepada KSAD agar bisa mengembalikan SDA yang melimpah di Papua untuk rakyat. "Mengembalikan kekayaan melimpah negeri Papua kepada rakyat sebagai pemilik yang sah dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, termasuk didalamnya rakyat Papua," bebernya.
Terakhir, ia mengajukan pertanyaan kepada KSAD, Dudung Abdurachman, berani atau tidak mengambil langkah-langkah tersebut. "Saya tanya ke Pak Dudung KSAD, wani pora? Wani enteu?" pungkasnya.[] Nur Salamah