Tinta Media -- Terkait penyataan KSAD Jendral Dudung tentang radikalisme yang memberikan statement berbeda kepada KKB teroris Papua, Peneliti Pusat Kajian Peradaban Islam Gus Uwik mempertanyakan maksud radikalisme itu siapa?
"Pertanyaannya, yang dimaksud radikalisme itu siapa? Apakah umat Islam dan ormasnya?atau KKB teroris Papua? Atau yang lainnya?" ujarnya kepada Tinta Media, Kamis (26/11/2021).
Ia melihat bahwa pernyataan KSAD yang dilansir Antara, Rabu(24/11/2021) yang menyatakan ‘jangan sedikit pun berpikir untuk membunuh, kalian harus sayang masyarakat dan kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua. Kamu harus baik pada masyarakat Papua, jangan menyakiti hari mereka’ itu sesungguhnya logika dan narasi yang aneh.
"Justru yang terbaca dalam narasi ini bahwa akan menindak umat Islam dan ormasnya. Tidak untuk yang lain," paparnya.
Gus Uwik beralasan, sebagaimana yang disampaikan Kyai Anwar Abbas bahwa yang ditangkap karena terorisme dan radikalisme semua beragama Islam atau ormas Islam. “Tidak ada dari agama lain. Walau pada faktanya ada pendeta yang menyuplai senjata untuk KKB teroris Papua. Namun tidak disebut sebagai teroris,” ungkapnya.
Menurutnya, KKB teroris yang jelas-jelas melakukan makar, mengangkat senjata, memisahkan diri dari NKRI bahkan merusak fasilitas negara hingga membunuh aparat serta rakyat sipil namun tidak menyatakan sikap tegas. “Justru minta disayangi,” sesalnya.
Namun ketika berbicara tentang radikalisme, menurut Gus Uwik, tokoh Islam dan ormasnya langsung bersikap curiga dan antipati. “Tidak banyak bicara, langsung bertindak,” serunya.
“Padahal yang senantiasa dituduh radikal, tidak ada yang memanggul senjata, apalagi merusak fasilitas negara ataupun membunuh rakyat sipil dan aparat militer/kepolisian. Namun, narasinya begitu dasyat. Apakah ini muncul dari kebenciannya pada tokoh dan ormas Islam? Atau karena beragam Islam?” pungkasnya.[] Ajirah
