Tinta Media -- Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin berpendapat, sebagai pabrik sekularisme, sistem demokrasi tidak akan bisa menghasilkan syariat Islam sebagaimana pabrik tempe yang hanya menghasilkan tempe, bukan tahu.
“Pabrik tempe, akan menghasilkan tempe. Tak mungkin menghasilkan tahu. Meskipun sama-sama berbahan dasar kedelai, pabrik tempe tetap tak akan menghasilkan tahu. Begitu pula dengan demokrasi, demokrasi itu pabrik sekularisme. Bukan pabrik untuk menghasilkan syariat Islam,” tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (27/11/2021).
Menurutnya, seberapa banyak pun kedelai super yang dikirim ke pabrik tempe, semua akan berakhir menjadi tempe. “Begitu pula seberapa banyak orang baik dalam demokrasi, tidak akan menegakkan syariat Islam,” ujarnya.
“Meskipun ribuan ton kedelai kualitas super anda kirim ke pabrik tempe, kedelai itu tidak akan pernah menjadi tahu. Semua akan berakhir menjadi tempe. Meskipun jutaan orang sholeh, ulama, cerdik pandai, dikirim untuk terlibat dalam demokrasi, tetap saja demokrasi melahirkan sekulerisme, bukan syariat Islam. Anda juga bisa disebut gila, berharap syariat Islam tegak, tapi menggunakan demokrasi,” jelasnya.
Menurut Ahmad, umat Islam tidak boleh menilai sesuatu hanya berdasarkan logika, tapi butuh melihat fakta. Meskipun banyak orang sholeh dalam demokrasi, namun menjadikan suara rakyat sebagai sumber kedaulatan bukan Wahyu Allah.
“Anda harus melihat fakta jangan hanya berlogika. Faktanya, demokrasi itu sistem pemerintahan yang menjadikan suara rakyat sebagai sumber kedaulatan bukan Wahyu Allah SWT. Faktanya, demokrasi akan menjegal suara mayoritas rakyat jika menghendaki menerapkan syariat Islam. Kasus partai Refah di Turki dan Hamas di Palestina, cukuplah menjadi buktinya,” bebernya.
Ahmad Khozinudin juga memberikan bukti lain yang bisa diihat bahwa orang sholeh yang berada di kursi kekuasaan saat ini tidak berkorelasi pada penegakan Islam. “Bahkan justru ikut menakut-nakuti umat,” tegasnya.
Ia melihat fakta bahwa orang sholeh, para ulama hingga Wakil Presiden yang mampu meraih tampuk kekuasaan, ternyata tidak berkorelasi pada penegakan Islam. “Wakil Presiden yang notabene ulama itu justru ikut menakut nakuti umat dan membuat narasi jahat terhadap ajaran Islam Khilafah,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, ia mengajak umat Muslim untuk meninggalkan demokrasi dan fokus berdakwah mengikuti thariqah Nabi hingga pertolongan Allah datang untuk tegaknya Khilafah ala Minhajin Nubuwah.
“Kalau anda Muslim, yakin dengan tuntutan Nabi, maka anda semestinya segera meninggalkan demokrasi yang merupakan tuntunan Montesque. Anda semestinya fokus berdakwah mengikuti thariqah Nabi, hingga Nasrullah turun dan Khilafah ala Minhajin Nubuwah tegak dibumi ini. Itulah, perjuangan yang sahih, bukan terjebak masuk dalam lubang biawak demokrasi, yang merupakan millah orang Yahudi,” pungkasnya. [] Raras