Tinta Media: zulhas
Tampilkan postingan dengan label zulhas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label zulhas. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Januari 2024

IJM: Bansos dan BLT dari Uang Rakyat bukan dari Jokowi!



Tinta Media - Menyikapi pernyataan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan yang menyebut bantuan sosial (bansos) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan pemberian dari Presiden Joko Widodo, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana mengatakan, bansos dan BLT dari uang rakyat. 

“Sejumlah pihak menuding Zulhas berbohong kepada rakyat sekaligus mengingatkan Zulhas dan meluruskan bahwa bansos dan BLT itu bukan dari Jokowi. Bansos dan BLT itu program negara pakai uang rakyat, uang kita semua bukan dari Pak Jokowi,” tuturnya, dalam video: Bansos dan BLT dari Jokowi? Di kanal Youtube Justice Monitor, Selasa (2/1/2024). 

Persoalan bansos, lanjutnya, tidak bisa terlepas dari APBN sistem ekonomi kapitalisme yang selalu disetting defisit. 

“Banyak pakar menyatakan bahwa polemik bansos berawal dari anggarannya yang sedikit, sedangkan jumlah rakyat miskin makin bertambah. Andai saja kas negara tidak defisit negara bisa memberikan bantuan kepada seluruh rakyat tanpa pilah-pilih,” bebernya. 

Menurutnya, ini faktor krusial yang mengakibatkan APBN selalu defisit, bantuan sosial pemerintah dalam sistem kapitalisme untuk orang-orang yang termasuk kategori miskin bersifat ala kadarnya. 

“Jumlahnya kurang dari kebutuhan dan tidak berkelanjutan. Karena itu wajar jika banyak orang yang masih kesulitan hidup malah dikategorikan tidak miskin,” kritiknya. 

Pajak dan Utang 

Dalam penilaian Agung, selain hal di atas, sebab utamanya adalah menjadikan pajak dan utang sebagai sumber utama pemasukan negara. 

“Padahal ada sumber yang jauh lebih besar yaitu pengelolaan sumber daya alam. Sayangnya liberalisasi dan privatisasi menjadikan sumber daya alam dicaplok asing. Alhasil negara kehilangan sumber APBN yang melimpah, rakyat pun makin terhalangi untuk memanfaatkan hasil sumber daya alam yang ada,” ulasnya. 

Terakhir Agung berharap, sudah waktunya mendudukkan proses yang benar, sistem yang benar untuk menggantikan sistem kapitalisme. 

“Sistem yang benar itu tidak lain adalah Islam yang membangun tentu bukan dengan utang bukan dengan investasi. Dan pajak adalah bagian paling akhir untuk membereskan,” pungkasnya. [] Muhammad Nur.

Kamis, 21 Desember 2023

Pernyataan Zulhas, Jurnalis: Bila Tidak Ada Faktanya Itu Menista Islam


Tinta Media - Pernyataan Ketua Umum PAN  Zulkifli Hasan yang menyebut ada di kalangan pendukung Prabowo-Gibran diam (tidak mengeraskan kata "aamiin") saat shalat Maghrib dan mengacungkan dua telunjuk saat atahiyat sebagai bukti bahwa mereka itu sangat mendukung capres-cawapres nomor 2 sekaligus tidak mendukung capres-cawapres nomor 1 dengan slogan "AMIN"-nya, dipertanyakan  jurnalis Joko Prasetyo (OM Joy).
 
“Apakah sekadar menunjukkan fakta atau sekadar guyonan? Bila ada faktanya, itu menunjukkan fakta kejahilan (kebodohan). Bila tidak ada faktanya, itu termasuk menista Islam,” tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (20/12/2023).
 
Ia menegaskan, sekali lagi, kalau sekadar menunjukkan fakta, maka menunjukkan betapa jahilnya pelaku terhadap ajaran Islam khususnya terkait shalat.
 
“Maka sudah menjadi kewajiban Zulhas dan timses Prabowo-Gibran untuk mengedukasi para pendukungnya agar tetap mengucap "aamiin" keras-keras ketika shalat Maghrib, Shubuh dan Isya berjamaah,” tandasnya.
 
Di samping itu,lanjutnya, juga harus mengedukasi para pendukungnya agar tetap menggerakkan satu telunjuk saja, jangan telunjuk dan jari tengah karena itu jadi bid'ah.
 
“Bila itu tidak dilakukan, maka tidak ada bedanya mereka yang  jahil tersebut dengan Zulhas dan orang-orang berilmu di kalangan kubu Prabowo-Gibran,” sindirnya.  
 
*Selera Rendahan*
 
Om Joy menilai, kalau  apa yang dikatakan  itu guyonan, berarti Zulhas telah menjadikan shalat ajaran Islam yang mulia sebagai bahan guyonan selera rendahan yang sangat kurang ajar terhadap Islam. “Dan ini, menurut saya sudah termasuk penistaan terhadap ajaran Islam,” tegasnya.
 
Ia berargumen, Islam sangat melarang ajaran Islam dijadikan guyonan semacam itu. Allah SWT., ucapnya, sangat mengecam orang-orang yang menjadikan ajaran Islam sebagai candaan, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an surah at-Taubah ayat 65-66, yang artinya:

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: 'Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau  dan bermain main saja'. Katakanlah, 'Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…"
 
Pernyataan  Zulhas  itu dilontarkan saat menjadi pembicara dalam rapat kerja nasional Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang Jawa Tengah, Selasa (19/12/2023). [] Irianti Aminatun.
 
 

Bila Ada Faktanya Itu Menunjukkan Kejahilan, Bila Tidak Ada Faktanya Itu Menunjukkan Penistaan


.
Tinta Media - Pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang menyebut ada di kalangan pendukung Prabowo-Gibran diam (tidak mengeraskan kata "aamiin") saat shalat Maghrib dan mengacungkan dua telunjuk saat atahiyat sebagai bukti bahwa mereka itu sangat mendukung capres-cawapres nomor 2 sekaligus tidak mendukung capres-cawapres nomor 1 dengan slogan "AMIN"-nya, apakah sekadar menunjukkan fakta atau atau sekadar guyonan? Bila ada faktanya, itu menunjukkan fakta kejahilan (kebodohan). Bila tidak ada faktanya, itu termasuk menista Islam. 
.
Sekali lagi, kalau sekadar menunjukkan fakta, maka menunjukkan betapa jahilnya mereka terhadap ajaran Islam khususnya terkait shalat. Maka sudah menjadi kewajiban Zulhas dan timses Prabowo-Gibran untuk mengedukasi para pendukungnya agar tetap mengucap "aamiin" keras-keras ketika shalat Maghrib, Shubuh dan Isya berjamaah. 
.
Serta, mengedukasi mereka agar tetap menggerakkan satu telunjuk saja, jangan telunjuk dan jari tengah karena itu jadi bid'ah. Bila itu tidak dilakukan, maka tidak ada bedanya mereka yang jahil tersebut dengan Zulhas dan orang-orang berilmu di kalangan kubu Prabowo-Gibran. 
.
Kalau itu guyonan, berarti Zulhas telah menjadikan shalat ajaran Islam yang mulia sebagai bahan guyonan selera rendahan yang sangat kurang ajar terhadap Islam. Dan ini, menurut saya sudah termasuk penistaan terhadap ajaran Islam.
.
Karena Islam sangat melarang ajaran Islam dijadikan guyonan semacam itu. Allah SWT sangat mengecam orang-orang yang menjadikan ajaran Islam sebagai candaan, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an surah at-Taubah ayat 65-66, yang artinya:
.
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: 'Sesungguhnya kami hanya BERSENDA GURAU dan BERMAIN-MAIN saja'. Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu BEROLOK-OLOK?' Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…"[]
.
Depok, 7 Jumadil Akhir 1445 H | 20 Desember 2023 M
.
Joko Prasetyo 
Jurnalis
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab