Tinta Media: tulisan
Tampilkan postingan dengan label tulisan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tulisan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Februari 2024

Dakwah dengan Tulisan Memberi Perubahan yang Berkesan



Tinta Media - Kekuatan penulis itu dimulai dari azam yang kuat. Ketika azam belum kuat, maka kita akan mudah menyerah. Sebab, di setiap dakwah, baik melalui tulisan maupun lisan, pasti akan selalu ada rintangan dan tantangan. 

Ketika rintangan dan tantangan tersebut dihadapi tanpa azam yang kuat, pasti kita akan menyerah dan berhenti untuk berdakwah.

Sebagai motivasi, bahwasanya peradaban Islam diukir dengan dua perkara, yaitu hitam tinta para ulama dan merah darah para syuhada. Keduanya bersinergi memecah berbagai kezaliman dan mampu mengguncang dunia dengan bukti bertahan lamanya masa kejayaan Islam. 

Dengan tinta para ulamalah dunia diubah. Semoga kelak dengan tinta pula Islam akan kembali berjaya. Sebagai tambahan semangat, Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa semua orang akan mati kecuali karyanya. Maka, tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. 

Oleh karena itu, menulis dakwah ideologis merupakan bekal terbaik untuk kita di akhirat. Karya tulis atau dakwah dengan tulisan akan selalu ada dan hidup walau penulis telah mati dan akan menjadi amal jariyah baginya.

Oleh karena itu,  azamkan pada diri bahwa motivasi tersebut akan selalu dibaca dan diingat sebagai penyemangat untuk selalu menulis ketika dalam keadaan malas ataupun futur. 

Kalimat tersebut sangat penting bagi seorang penulis. Karena rasa malas dan bosan akan datang jika tidak ada motivasi, maka rasa bosan itu tidak akan bisa dilawan tanpa motivasi yang benar.

Sahabat, ingatlah saat ujian dakwah, ujian kehidupan menghampiri kita. Sesungguhnya, di luar sana banyak sekali saudara-saudara kita yang merasakan ujian yang jauh lebih berat daripada kita. Saat dakwah kita ditolak masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan adat kebiasaan, berseberangan dengan pemikiran mereka, maka di luar sana banyak saudara kita yang sampai mendekam di penjara demi bisa menyampaikan dakwah. Mulut mereka dibungkam untuk tetap diam, bahkan tidak sedikit yang harus meregang nyawa.

Maka dari itu, kitalah sebagai pemuda tangguh yang selayaknya menulis terkait apa yang kita ketahui, mengingat kerusakan para remaja yang begitu memilukan, mulai dari masalah percintaan hingga masalah persahabatan. Hal itu selalu ada. 

Pertengkaran dan pembunuhan di kalangan pemuda pun semakin marak terjadi. Lalu, jika remaja saat ini seperti itu, maka siapakah yang akan meneruskan peradaban negeri ini ke depannya? Apakah pantas negeri Wakanda ini diteruskan oleh remaja rusak seperti itu. Tentunya tidak. 

Karena itu, merupakan kewajiban bagi kita untuk mengubah remaja yang rusak. Remaja merupakan aset bangsa yang harus kita jaga karena merekalah yang akan meneruskan peradaban Islam ini nantinya.

Maka dari itu, tugas kita sebagai remaja penulis ideologislah untuk menyadarkan mereka dengan tulisan. Kita harus membuat semua pemuda sadar bahwa merekalah yang akan meneruskan negeri ini sehingga menjadi remaja yang solid dan kuat dalam berdakwah, menjadi tonggak awal berdirinya negara Islam. Insyaallah.


Oleh: Azzaky Ali
(Santri kelas X)

Kamis, 08 Februari 2024

Tulisan, Suarakan Keresahan


Tinta Media - Persoalan dunia pendidikan, masalah ekonomi, kasus perundungan anak, aksi kenakalan remaja hingga tragedi yang melanda saudara muslim kita di Gaza- Palestina secara simultan hadir tersaji di kanal-kanal media digital baik itu kanal media informasi ataupun beranda media sosial. Mungkin sering tayang di beranda media sosial kita video guru yang menumpahkan curahan hatinya, seruan donasi untuk membantu ekonomi seorang kakek renta yang menjajakan dagangannya, berita perundungan (bullying) pada anak dan aksi gangster para remaja yang meresahkan warga, hingga krisis Gaza – Palestina yang masih terus berlanjut. 

Semua informasi tadi membuat isi kepala terasa penuh, bahkan membuat jumud.  Dan, kemudian  memunculkan keresahan. Keresahan seorang anak akan orang tuanya, keresahan seorang suami akan istrinya, keresahan seorang ayah akan anak-anaknya, hingga keresahan diri sebagai seorang muslim mendengar kabar kezaliman yang menimpa saudaranya di Gaza - Palestina. Dan segala keresahan tadi jangan dibiarkan mengendap di pikiran, Keresahan tadi harus disalurkan agar tidak menjadi toksik yang tersimpan dalam pikiran. Toksik yang  dapat menyebabkan penyakit mental dan juga penyakit fisik. 

Salah satu cara untuk menyalurkan keresahan adalah melalui menulis. Menulis adalah saluran universal dalam menuangkan ide, pikiran, dan mengekspresikan perasaan. Menulis dapat menyembuhkan penyakit. Menulis adalah sarana berbagi ilmu, wawasan dan pengalaman. Dengan menulis seseorang mengikat dan mengekalkan ilmu. Dengan menulis pula sikap seseorang tampak dan hadir. 

Tentunya dalam menulis kita harus tahu aturan dan pedomannya, serta kaidah-kaidah yang digunakan dalam menulis. Karena menulis itu tidak bisa asal-asalan, tidak menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar. Tujuannya adalah agar tulisan kita dapat dipahami dengan baik oleh pembaca kita. Menulis juga tidak bisa mengabaikan nilai moral dan etika. Dan sebagai seorang muslim nilai dasar dalam menulis tentunya adalah syariat (aturan Islam). Segala tulisan seorang muslim landasan dasarnya adalah pemikiran Islam, baik dalam menulis sebuah tanggapan hingga opini terhadap suatu persoalan. 

Ada satu kewajiban yang harus dijalankan seorang muslim, yakni kewajiban amar ma’ruf nahi munkar – menyeru kebaikan mencegah kemungkaran. Ketika seorang muslim melihat kemungkaran maka hendaknya dia berupaya mengubah kemungkaran tersebut sesuai kemampuannya.

Dari Abu Said Al Khudri ra, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya dia ubah dengan tangannya (kekuasaannya). Kalau dia tidak mampu hendaknya dia ubah dengan lisannya dan kalau dia tidak mampu hendaknya dia ingkari dengan hatinya. Dan inilah selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim) 

Dari hadis di atas, ada tiga tingkatan dalam upaya mengubah kemungkaran. Pertama, mengubah dengan tangannya, hal ini bermakna orang yang memiliki kekuasaan seharusnya dapat mencegah dan mengubah kemungkaran dengan kekuasaannya. Kedua, mengubah dengan lisannya, dapat dimaknai memberikan nasihat dan ilmu dengan cara yang baik. Ketiga, mengingkari dengan hati dan ini tingkat yang paling rendah. 

Upaya mengubah kemungkaran yang bisa kita lakukan saat ini hanya dua, yakni mengubah kemungkaran dengan lisan dan atau mengingkari dengan hati. Kita berupaya untuk tidak berada pada tingkat yang paling rendah. Dan “lisan” bisa kita suarakan melalui tulisan. Kita sebagai seorang muslim yang peduli – dan harus peduli – akan segala persoalan yang ada harus  menampakkan sikap kita, kepedulian kita dan keresahan kita. Suarakan sikap kita, suarakan kepedulian kita dan suarakan keresahan kita dalam bentuk tulisan. [] 

Oleh: Syadzuli Rahman
Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi

Tulisan Membawa Perubahan


Tinta Media - Sebagai seorang muslim, dakwah adalah kewajiban sebagaimana kewajiban lainnya. Maka, sudah tentu dalam berdakwah harus bisa memaksimalkan diri dan bersungguh-sungguh dengan segala potensi yang dimiliki tanpa kenal lelah apalagi gampang pasrah dan menyerah dalam menghadapi tantangan dakwah. Kita ingatkan kembali diri ini bagaimana Rasul SAW dan para sahabat juga para khalifah berjuang demi dakwah Islam  dengan sungguh-sungguh bahkan rela mengorbankan segalanya dari mulai harta sampai nyawa demi tersampaikannya pesan dakwah kepada seluruh umat manusia. Sampai dakwah Islam diterima dunia dan memimpinnya selama lebih 1300 tahun dengan segala kemajuan dan perkembangannya. 

Seperti halnya para ulama terdahulu yang menulis berbagai kitab dan bahkan menjadi pakar di bidang masing-masing. Semisal Ibnu Sina yang ahli di bidang pengobatan, dengan kitabnya Al-qanun fi al-Tibb. Al-Khawarizmi penemu algoritma yang menjadi dasar pengembangan komputer modern juga ditemukannya angka nol yang mempermudah penghitungan. Jabir ibnu Hayyan ahli kimia yang karya karyanya sampai diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Ibnu Al Haytam ahli matematika, astronomi, dan fisika. Terkenal dengan karyanya Al-Manazir, kitab yang membahas tentang optik yang bahkan dijadikan rujukan ilmuwan barat Roger Bacon dan Kepler dalam menciptakan mikroskop dan teleskop. Al-Jazary yang bergelar bapak robot karna karyanya sebagai pembuat robot pertama. Al-Zahrawi seorang dokter dan ahli bedah dengan karyanya At-Tasrif yaitu ensiklopedia medis yang jadi rujukan di dunia kedokteran. Dan masih banyak lagi. 

Mereka dengan penuh kesungguhan sampai rela berjalan puluhan atau bahkan ribuan km jauhnya untuk mempelajari suatu keilmuan untuk kemudian dibukukan agar bisa dipelajari umat serta generasi setelahnya, sekaligus menjadi ilmu pengetahuan bagi yang mempelajari dan pahala jariah bagi mereka yang menuliskannya. 

Ini dari sisi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi perubahan peradaban. Sementara, dari sisi kemunduran tatkala umat dilemahkan dengan  gencarnya serangan misionaris terhadap dunia Islam sekitar abad ke 16 hingga 19 Masehi yang membuat Daulah Islam berhasil diruntuhkan tahun 1924 Masehi. Kala itu, salah satu senjata yang digunakan para misionaris adalah melalui  pencetakan buku-buku dan penerbitan buletin-buletin yang kemudian disebarluaskan kepada kaum muslim dengan tujuan untuk melemahkan kaum muslim. hingga mereka (kaum muslim) ragu dengan agamanya dan perlahan tapi pasti kaum muslim kehilangan jati diri dan bahkan kehilangan negaranya yaitu runtuhnya kekhilafahan islam tahun 1924 masehi melalui antek penjajah inggris mustafa kemal at-taturk. 

Oleh karenanya, menulislah sampaikanlah pesan dakwah kepada umat. agar umat terlepas dari belenggu kejumudan, kekufuran serta mengembalikan manusia kepada fitrahnya dan besar harapan bisa mengembalikan kembali cahaya kejayaan Islam yang telah lama padam dengan tegaknya syari’ah Islam  dalam bingkai khilafah ‘ala minhajin nubuwwah sebagaimana yang di sabdakan baginda Rasullullah SAW. Yang akan membawa kemajuan serta perubahan bagi peradaban Islam dan dunia. 

Oleh: Dede Dahyat
Aktivis Komunitas Karyawan Hijrah Purwakarta

Memenangkan Perang Pemikiran lewat Tulisan



Tinta Media - Memenangkan perang pemikiran adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh kaum muslimin dewasa ini. Karna memang, kondisi kaum muslimin saat ini yang jauh dari nilai ajaran-ajaran agamanya adalah bukti dari berhasilnya musuh-musuh Islam dalam mempengaruhi pemikiran mereka, dan salah satu cara efektif untuk melakukan perlawanan terhadap pemikiran kufur adalah melalui media tulisan. 

Perang pemikiran telah berhasil membuat kaum muslimin tidak lagi perduli terhadap apa yang menimpa diri mereka dan apa yang mereka perbuat terhadap diri mereka. Misalnya dalam hal pekerjaan, kaum muslimin tidak lagi mempertimbangkan aspek halal-haram dalam melakukan pekerjaan mereka. Dalam hal pakaian juga begitu, mereka tidak lagi perduli apakah pakaian mereka memperlihatkan aurat mereka dimuka umum atau tidak. Lebih-lebih lagi dalam hal pergaulan, campur baur pria wanita  hingga pacaran yang berujung zina adalah sebuah trend yang melekat erat pada diri mereka. 

Semua yang terjadi pada kaum muslimin itu sudah dirancang sedini mungkin melalui buku-buku dan bacaan anak yang berisikan paham-paham sekuler dari tingkat sekolah yang paling dasar hingga yang paling tinggi. Maka dari itu, untuk mengimbangi serangan pemikiran sekuler tersebut tulisan-tulisan yang memuat pemahaman ideologi Islam menjadi sangat penting untuk terus dibuat oleh para cendekiawan muslim agar menjadi benteng yang mampu melindungi pemikiran umat dari bahayanya pemikiran kufur tersebut. 

Tulisan-tulisan yang dibuat hendaknya mampu menjelaskan kebenaran ajaran Islam secara komprehensif dan menjelaskan keburukan pemikiran kufur secara nyata. Mampu memberikan arahan dan petunjuk yang menghantarkan kualitas hidup yang lebih baik kepada kaum muslimin sehingga melakukan aktivitas kehidupan dengan standar halal-haram adalah prioritas utama bagi mereka. 

Memang benar, rendahnya minat baca kaum muslimin juga menjadi salah satu faktor penyebab mudahnya mereka terpapar pada pemikiran yang bertentangan dengan ajaran islam. Untuk itu dibutuhkan kemampuan yang ekstra bagi para penulis untuk bisa membuat tulisan yang mampu membangkitkan  𝙨𝙥𝙞𝙧𝙞𝙩 beragama bagi kaum muslimin, tulisan yang menggugah ketaatan mereka agar konsisten pada ketaatan, serta tulisan yang mampu menunjukkan jalan yang benar dari kesesatan yang mereka perbuat. 

Para penulis juga hendaknya sadar bahwa tulisan-tulisan mereka adalah satu roda penggerak agar kaum muslimin itu semakin cepat memenangkan perang pemikiran dan terbebas dari penderitaan mereka yang hidup jauh dari aturan islam, banyaknya tulisan tentang Islam yang sebenarnya akan mampu membuat tulisan propaganda dari musuh Islam semakin terlihat kesesatannya yang diharapkan berimbas pada berkurangnya minat baca kaum muslimin terhadap tulisan yang berisikan propaganda tersebut. Seperti kata pepatah 'jika dirimu tidak disibukkan oleh ketaatan maka dirimu akan disibukkan oleh kemaksiatan'. 

Begitu juga dengan kaum muslimin, apabila tidak ada tulisan dari cendekiawan muslim yang bisa mereka baca untuk menambah pemahaman mereka terhadap Islam, maka mereka akan membaca tulisan yang mendiskreditkan agama mereka. Sehingga tidak salah jika dikatakan, tulisan cendekiawan muslim adalah modal awal kebangkitan kaum muslimin dan cara paling ampuh untuk memenangkan perang pemikiran. 

Wallahu a'lam

Oleh: Rudi Lazuardi
Komunitas Medan Beriman

Selasa, 06 Februari 2024

Mengabadikan Jejak Dakwah melalui Tulisan



Tinta Media - Seiring berjalannya roda kehidupan, semakin menunjukkan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kurun waktu yang panjang dan berulang-ulang, menegaskan bahwa ia telah mendapatkan jawaban yang meyakinkan tentang, “alasan mengapa dia harus melakukan aktivitas tersebut.”
 
Sederhana, dalam pekerjaan misalnya, dahulu sewaktu saya masih menimba ilmu di ibu kota, saya membuktikan bahwa Jakarta seakan tidak ada istirahatnya, meski dalam beberapa waktu saja. Selama 24 jam, selalu ada kesibukan dan pergerakan manusia yang tiada henti di dalamnya.
 
Sering terbesit dalam pikiran, “apakah mereka tidak bosan dengan rutinitas tersebut?” Sampai pada satu momen, ketika saya sedang berbincang ringan dengan salah seorang pekerja kantoran di seberang Taman Makam Pahlawan, Kalibata, saya pun menemukan jawabannya.
 
“Mau dibilang bosan ya bosan, Mas. Berangkat pagi pulang malam, begitu saja terus, tetapi ya mau gimana lagi, saya harus mencukupi kebutuhan anak istri saya.”
 
Sejak saat itu, saya mulai memahami, bahwa hal itulah penggeraknya. Tiap-tiap dari kita mempunyai alasan dalam melakukan sesuatu. Semakin kuat alasannya, akan berbanding lurus dengan usaha yang dikeluarkan. Ketika seseorang bermalas-malasan dalam melakukan suatu perbuatan, bisa jadi karena ia belum mempunyai alasan kuat yang bisa mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan.

Menulis Sebagai Uslub (Cara) Dakwah

Begitu juga dengan aktivitas menulis, kita tentu akan memaksa diri untuk terus menulis apabila kita sudah menemukan alasan yang kuat “kenapa kita harus menulis?”. 

Salah satunya, karena kita menemukan banyak hal-hal positif yang kita peroleh dari aktivitas tersebut. Kemudian, ketajaman berpikir pun bisa didapat apabila otak kita gunakan terus menerus untuk mempelajari sesuatu. Orang yang lamban dalam berpikir, bisa jadi salah satu faktor pemicunya adalah karena otaknya hanya difungsikan dalam aktivitas yang sifatnya erat dengan pergerakan fisik, bukan dalam ranah pemikiran ataupun ide.

Di sisi lain, aktivitas menulis pun tidak bisa dipisahkan dari kegiatan membaca. Keduanya adalah proses dalam mempelajari sesuatu, yang apabila semakin sering diasah akan semakin mempertajam pemikiran seseorang. 

Kegiatan menulis pun akan memicu hal-hal dan tindakan positif untuk diri kita sendiri dan akan bermanfaat bagi orang lain. Karena, melalui tulisan, kita bisa berbagi informasi yang bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Sesederhana apa pun tulisan yang disajikan, pasti bermanfaat bagi mereka yang membutuhkannya.

Terlebih dalam kaitan ini, menulis untuk mendakwahkan Islam. Bukankah karena dakwah itulah, diberikan predikat khairu ummah (umat terbaik) oleh Allah SWT?, maka, menjadikan menulis sebagai salah satu uslub dalam dakwah adalah sesuatu yang amat sangat penting.
 
Substansi dakwah itu sendiri adalah mengajak dan menyampaikan. Lantas, bagaimana mungkin kita bisa menyampaikan sesuatu sedang kita sendiri tidak mempunyai amunisi kata? Bukankah amunisi kata bisa didapat dan sangat melekat erat di kepala sesudah kita  membaca, kemudian menulisnya terlebih dahulu?
 
Patut dipertanyakan keseriusannya, jika seorang pengemban dakwah, namun aktivitasnya jauh dari menulis dan membaca? Jika mereka yang mengejar dunia saja melakukan aktivitasnya dengan sangat serius, maka sudah seharusnya kita sebagai pengusung kebenaran Islam harus jauh lebih serius. 
 
Sebagai seorang Muslim, kita meyakini bahwa tiap-tiap diri akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah atas setiap perbuatannya. Hal inilah yang semestinya menjadi penggerak kita untuk serius melatih diri mengembangkan potensi supaya lebih optimal dalam rangka mendakwahkan Islam, dengan terus membaca dan menulis, bukan melakukan sesuatu dengan seadanya.
 
Menetapkan Fokus dalam Bidang Tertentu

Apa yang kita saksikan dalam hidup ini, semuanya bersifat terbatas. Tidak ada yang bisa melakukan segalanya. Oleh sebab itu, di dalam waktu yang singkat ini, bisa dikatakan sebagai langkah yang strategis jika kita fokus dalam satu bidang tertentu. Akan tetapi, tidak berarti harus meninggalkan seutuhnya dalam bidang yang lain. Hanya saja memang kita perlu fokus dalam satu titik.

Salah satu langkah yang dirasa perlu dalam kegiatan menulis, adalah fokus pada bidang tertentu. Pemilihan bidang, seperti pendidikan, ekonomi, lingkungan, remaja, parenting, atau politik, bisa dijadikan sebagai langkah yang strategis dalam menulis.

Mempertimbangkan hal tersebut, saya pribadi memilih untuk menulis dan menekuni dalam bidang politik. Mengapa? Sebab, sebetulnya politik adalah ilmu yang suci dan mulia. Lebih dari itu, politik adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari bidang yang lain. 

Sejatinya, bidang ekonomi, lingkungan, kehidupan remaja, dan bidang yang lain akan selalu terikat dengan keputusan politik. Melalui keputusan politik, pendidikan yang berkualitas akan bisa dihasilkan, kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat dapat diwujudkan, lingkungan yang sehat pun akan dapat diwujudkan. Semua itu bergantung kepada kebijakan politik.

Untuk itu, menulis dalam bidang politik adalah hal yang sangat penting. Guna menumbuhkan kesadaran politik Islam di tengah-tengah masyarakat yang diharapkan bisa berpengaruh dalam semua aspek yang lain.

Dengan demikian, didasari oleh komitmen yang tinggi, menemukan alasan yang kuat, kemauan untuk membaca dan menulis, serta pemilihan bidang yang terfokus, harapannya penulis juga pembaca dapat tumbuh dan menjelma sebagai agen perubahan dengan mengabadikan jejak dakwah melalui tulisan, biidznillah.

Oleh: Husaini
Aktivis Dakwah Islam

Senin, 05 Februari 2024

Kekuatan Tulisan dalam Mengubah Peradaban



Tinta Media - Apakah saudara pernah mendengar atau membaca sejarah terkait sebuah tabloid yang dijadikan sarana propaganda untuk menghancurkan sebuah peradaban besar? Peradaban emas yang gemilang pada masa kejayaannya? 

Ya, Tabloid bernama Al Jinan, menggempur pemikiran umat muslimin di era kekhalifahan Utsmaniyah. Para penulis tabloid ini begitu gigih dan pantang menyerah terus menulis propaganda yang melemahkan Islam. Propaganda yang mereka buat begitu halus bahkan sampai yang membacanya tidak menyadari bahwa mereka tengah digiring kepada pemahaman tertentu. 

Melalui tulisan pula, kebenaran Islam dan cara pandang Islam terkait suatu permasalahan yang terjadi dapat disampaikan kepada umat. Umat saat ini banyak disuguhi tulisan-tulisan yang berasal dari luar Islam. Sudah barang tentu lama kelamaan umat menjadi terbiasa dengan cara pandang di luar Islam tersebut. 

Tulisan mampu menjadi sarana tabungan amal jariyah yang tidak terputus walau penulisnya sudah wafat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : 

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ 

“Barang siapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya” (HR. Muslim). 

Di era modern seperti saat ini, tulisan mampu menjangkau pembaca yang sangat luas, dibantu oleh peran media sosial yang makin meningkat penggunaannya dari tahun ke tahun. Dilansir dari databoks.katadata.co.id tanggal 09/26/2023 Facebook masih menjuarai posisi media sosial terpopuler di dunia saat ini. Menurut data We Are sosial, platform besutan Mark Zuckerberg ini memiliki 2,96 miliar pengguna aktif hingga April 2023. Kemudian, YouTube berada di urutan kedua dengan jumlah pengguna aktif sebesar 2,52 miliar pengguna. 

Melihat potensi di atas, tentu sebagai umat Muslim penting kiranya bagi kita untuk senantiasa aktif memberikan opini terhadap suatu kondisi yang tengah terjadi. Baik dari sisi pendidikan, ekonomi, politik, dunia remaja, parenting, sampai hubungan internasional agar umat mendapatkan tambahan informasi dari sisi pandangan Islam terhadap permasalahan di atas. 

Dari persoalan di atas, kita akan berfokus pada aspek ekonomi. Walaupun kita tidak bisa pungkiri bahwa permasalahan di atas saling berkaitan satu sama lain. 

Permasalahan ekonomi sudah barang tentu selalu menjadi topik yang populer di masyarakat serta sangat menarik untuk dibahas. Bagaimana Islam mengatur sistem ekonomi dalam skala mikro? Bagaimana Islam mengatur sistem ekonomi dalam skala makro? Bagaimana Sistem Ekonomi Islam mengatasi Inflasi? Pertanyaan-pertanyaan di atas hanya sebagian kecil dari banyak pertanyaan bagaimana Sistem Ekonomi Islam dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi yang ada saat ini. 

Semoga penulis diberikan keistiqomahan dalam memberikan tulisan opini terkait ekonomi yang terjadi, serta semoga tulisan penulis ke depan mampu memberikan tambahan informasi bagaimana Islam memandang fenomena ekonomi yang terjadi saat ini.

Oleh : Rizal Rosadi
Pengusaha Muslim 

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab