Tinta Media: tobrut
Tampilkan postingan dengan label tobrut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tobrut. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Agustus 2024

Tobat Brutal (Tobrut) Tren Baru Bercorak Brutal Liberal


Tinta Media - Sahabat, baru-baru ini ada istilah asing yang menjangkit kalangan remaja. Istilah ini menjamur di platform Tik Tok dengan sebutan, "tobrut". Makin beragam saja, ya, bahasa gaul sekarang? Namun, miris bikin nangis karena tobrut ini bukan singkatan dari "tobat brutal", melainkan sebutan untuk perempuan dengan bentuk alat vital di bagian dada memiliki size brutal.

Miris yang kritis memang pergaulan zaman now. Bukan hanya bahasa gaul yang kian brutal, terapi tingkah laku kian liar. Makin lama, tersesat arah kemana tujuan generasi emas peradaban ini. Semua seakan menggila, bebas bereuforia, tanpa aturan jelas dan tindakan integritas berkualitas hingga berujung krisis moralitas. Bikin pusing delapan keliling ....

Melihat dari makna tobrut saja sudah tidak bermoral. Tidak selayaknya sebutan itu keluar dari mulut laki-laki maupun perempuan, apalagi muslim. Menurut Prof. Dr. Alimatul Qibtiyah, seorang guru besar bidang kajian gender, penulis, peneliti, sekaligus komisioner Komnas Perempuan, tidak ada barometer yang jelas terkait moralitas hari ini. Mayoritas orang bebas bertindak tanpa panduan agama, bahkan dominan bertindak bebas, sesuka hati. Ini diperparah dengan idealisme generasi masa kini, yaitu westernisasi. Kelewat ugal-ugalan, tidak?

Penyebab Remaja Terjerumus Berpikir dan Bersikap Liberalisasi

Pertama, agama dianggap tidak relevan dengan seluruh problem kontemporer yang kian berkembang. Esensi agama dikerdilkan hanya untuk mengatur hubungan manusia dengan Pencipta. Maksiat atau kebaikan yang dikerjakan menjadi tanggung jawab masing-masing individu. Sebatas mengingatkan penyimpangan yang dilakukan teman atau saudara dianggap mabok agama. Gimana tdak oleng? 

Saat ini ramai statement, "Urus hidup masing-masing saja!", "Dasar sok suci, hari gini ngomongin agama dan dosa!" Pemisahan aturan kehidupan dengan agama memang melahirkan pemikiran liberal seperti ini. Memang agak lain, nih, remaja zaman now.

Kedua, didukung dengan menjamurnya konten-konten tidak mendidik dan tidak mencerminkan norma-norma yang dianut negeri ini. Konten dominan mengikuti budaya asing. Pernah dengar lifesyle kebarat-baratan? Yes, memang negara Barat sekarang yang menjadi peletak barometer lifesyle para muda-mudi.  Mereka hanya mencari kepuasan semata dan mencari kesenangan. 

Wajar jika generasi hari ini mengadopsi lifestyle Barat dengan pemikiran domaninan liberal. Ya, karena memang role modelnya bukan muslim.

Fenomena lifestyle remaja silih berganti tidak ada habisnya. Ironisnya, hal ini marak digandrungi dunia remaja hingga dijadikan tolok ukur kemajuan zaman.

"Nggak keren kalau nggak ngetren."

"Perempuan pemalu itu cupu."

 Semakin keblinger saja, nih, dunia remaja. Alhasil, banyak sekali kaum muslimin, khususnya muslimah yang tidak memperhatikan cara berpakaian yang benar sesuai agama. Semua di-mix and match agar terlihat perfect. Pakai ilmu takatik sesuai keinginan remaja, ngeri tidak? 

Standar pakaian yang benar berdasarkan presepsi masing-masing orang yang sifatnya rancu dan multi tafsir. Semua bebas mengenakan pakaian seperti yang ia mau, karena ada maindset, 

"Tubuhku milikku." 

"Yang penting hatinya dihijab."

 "Memang mata lelaki saja yang keranjang"

Makin mengada-ada, kan? Malah mereka menyalahkan fungsi mata, padahal memang penampilannya mengundang syahwatnya laki-laki. Makin liberal saja!

Ketiga, selain maraknya konten, tips-tips jitu menghasilkan cuan sekilat maksiat membuat remaja enggan untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Didukung dengan indikator kelulusan pendidikan hari ini sudah ditiadakan, mengingat, pemikiran liberal sudah mengakar di pemikiran para remaja. Sehingga, kesuksesan disandarkan pada materi semata. Semua yang sifatnya duniawi, atau bisa diukur dengan cuan.

Sahabat, tentu ini merupakan problema krusial, harus dilihat dengan view helikopter, sehingga terlihat dengan jelas kerusakan yang terjadi seperti apa. Meskipun negara sudah memberikan peraturan sejak lama, poinnya berbunyi, 

"Apabila seseorang melakukan ciber bullying berdasarkan seksualitas, bisa terjerat UU Nomor 12 Tahun 2022 pasal 5 perihal Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Dipidana penjara paling lama 9 bulan dan dijatuhi denda paling banyak Rp10.000.000."

Ternyata, hal itu belum membuahkan hasil. Warganet makin berani melakukan ciber bullying seksualitas. Tidak hanya pelecehan verbal saja, zaman sekarang order seksual bisa secara online, via MiChat, juga banyak remaja terjerumus dalam dunia zina tanpa inget dosa. Memang sedih, hidup di akhir zaman, jika tidak mempunyai pondasi akidah yang mengakar kokoh, mudah terbawa arus, dan terjerumus dunia bebas.

Lantas, bagaimana agar sahabat selalu eksis dan ngetren habis, tetapi tetap taat tanpa maksiat?

Menjadi seorang muslim adalah karunia Allah yang sangat indah dan perlu disyukuri. Ini karena Allah dengan jelas memerintahkan kita untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan, bukan setengah-setengah, bukan juga sebagian, atau malah selayaknya prasmanan, sesuka hati ambil aturan yang mana. (TQS. al-Baqarah:208)

Misalnya, style berhijab yang sedang ngetren pakai turban. Alhasil, telinga dan antingnya kelihatan. Ironisnya, leher ikut terlihat. Namun, aturan salatnya diambil, tetap mengikuti rukun salat dalam ibadah. Namun, di waktu yang bersamaan, kewajiban menutup aurat ditinggal. 

Ini melahirkan multi tafsir, sehingga menciptakan panduan sendiri dalam menutup aurat. Alhasil, karena pakaian terlalu ketat dan mencolok mata pria, timbullah pelecehan, baik offline maupun online.

Menutup aurat di Islam wajib, ya, Bestie. Ini bisa dicek dalam TQS. al-Ahzab ayat 59, TQS. an-Nur ayat 31, dan TQS. al-Ahzab ayat 33. Ini Allah yang memerintahkan, bukan selevel manusia yang tak luput dari dosa.

Pergaulan dalam Islam sungguh indah dan diatur sangat detail dan sempurna. Bagaimana interaksi dengan mahram, interaksi aturan di luar pendidikan, kesehatan, dan jual beli? Aturan seperti apa yang benar terkait bermuamalah, berorganisasi, bermasyarakat, bahkan bernegara? Seperti apa aturan kehidupan khusus dan umum untuk perempaun dalam Islam?  Semua pertanyaan itu terjawab dengan jelas dan detail dalam Islam. Wah, keren, kan?

Ketika semua orang memiliki pemikiran, perasaan, dan aturan yang sama dalam perisai Islam, tentunya aktivitasnya bermuara kepada rida Allah. Ibaratnya, kalau hidup sedang bad mood, galau, merasa paling menderita, hidup penuh drama, yakinlah, tinggal buka buku panduan saja (Al-Qur'an) semua masalah tuntas. Ini karena Al-Qur'an merupakan panduan yang berisi aturan kehidupan sekaligus solutif untuk segala persoalan, sudah paket komplit. 

Remaja disibukkan dengan mengukir prestasi dan berkarya. Orang tua disibukkan dengan mendidik para generasi mengharapkan rida dari Sang Ilahi. Begitu pun masyarakatnya, disibukkan dengan berlomba-lomba dalam meraih keberkahan. Tak lupa, negara disibukkan dengan mengurus dan mengatur rakyat agar mengikuti norma-norma agama. Jadi, ciber bullying tidak akan meracuni para generasi. Yuk, waktunya tobrut (tobat brutal), Bestie. Maksiat, enggak lah yauw! Wallahu'alam Bisawab.

Oleh: Novita Ratnasari, S.Ak.,
Pemerhati Remaja

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab