Tinta Media: terpuruk
Tampilkan postingan dengan label terpuruk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label terpuruk. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 November 2024

Pelajar Terpuruk di Masa Sekuler


Tinta Media - Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi mengatakan bahwa saat ini tengah marak tindak kekerasan yang menimpa guru. Bahkan, ada pula guru yang dikriminalisasi.

Maraknya tindakan pelaporan dan kriminalisasi terhadap guru ketika menjalankan tugas keprofesiannya ini mendorong PGRI untuk mengusulkan adanya UU Perlindungan Guru. Ini dilakukan untuk mencegah kasus serupa terulang kembali, (medcom.id, 01/11/2024)

Ironis, di masa sekuler ini para pelajar yang seharusnya menjadi benih emas untuk memajukan bangsa dengan ilmu yang dihasilkan dari sekolah justru semakin brutal justru semakin brutal dan tidak bisa mengatur diri sendiri di saat tersulut emosi. Kurikulum merdeka yang diberlakukan justru menjadikan pelajar kehilangan pedoman.

Berbanding terbalik dengan masa khilafah yang dulu tegak di muka bumi. Para pemuda justru tidak dibiarkan lalai, tetapi dibentuk pemikiran dan perilakunya agar menjadi insan yang takwa dan siap menjadi pemimpin yang adil dan bertanggung jawab. Setiap keputusan yang diambil sudah berdasarkan pemikiran mendalam yang sesuai dengan syariat Islam. Mereka mempertimbangkan segala sesuatunya dengan matang di setiap langkah yang akan diambil.

Terbukti dengan jelas bahwa kepemimpinan yang diatur oleh ideologi yang rusak akan menghasilkan masyarakat yang rusak juga. Maka, sudah saatnya kita mengemban kembali ideologi yang benar dan aturannya pun diatur langsung oleh Sang Maha Pencipta. Ideologi tersebut adalah Islam.
Wallahu a'lam bish shawwab.





Oleh: Ummu Arvin
Sahabat Tinta Media

Rabu, 28 Februari 2024

Nasib ART Kian Terpuruk



Tinta Media - Setiap orang pasti punya sebuah impian/cita-cita, seperti kata pepatah "Kejarlah cita-citamu setinggi langit". Apa yang di cita-citakan pasti akan diupayakan semaksimal mungkin. Tetapi pada kenyataannya semua itu tidak sepenuhnya terealisasi. Ada banyak perempuan yang sejatinya tidak harus ikut menanggung nafkah keluarga malah harus ikut bekerja untuk membantu memenuhi semua kebutuhan keluarga karena tekanan kemiskinan dan rendahnya pendidikan terpaksa profesi ART yang menjadi pilihan mereka.

Apakah setelah memilih profesi Asisten Rumah Tangga (ART) semua permasalahan di keluarga akan teratasi ? Mungkin secara ekonomi, keuangan keluarga sedikit terbantu tetapi masalah yang lainnya akan muncul. Bila yang menjadi ART adalah seorang ibu maka dia tentu saja akan meninggalkan anaknya, melalaikan tugasnya sebagai Madrasatul Ula. Karena tidak sedikit yang mempekerjakan ART harus tinggal di rumah majikannya. Dan juga masalah keselamatan dari para ART itu sendiri.

Dan faktanya sudah banyak kejadian penganiayaan dan pembunuhan terhadap ART oleh majikannya sendiri. Seperti yang sedang viral sebuah video yang memperlihatkan seorang perempuan yang di duga ART di Jakarta Barat, mengalami penganiayaan dan penyekapan oleh majikannya sendiri. Dan kasus serupa pun terjadi di Jati Negara Jakarta Timur, sebanyak lima ART menjadi korban penganiayaan oleh majikannya dan kasus ini terungkap setelah korban melarikan diri dari rumah majikan dengan kondisi tubuh penuh luka. Mereka kabur karena sering di siksa dan di paksa kerja hingga dini hari.

Sudah jelas lemahnya peran negara dalam melindungi nasib ART  walaupun keberadaan RUU PPRT telah resmi menjadi inisiatif DPR-RI dan segera akan dibahas di tingkat Badan Legislatif DPR-RI tetapi tetap tidak menjamin nasib perempuan, khususnya pekerja rumah tangga berubah menjadi lebih baik. Justru RUU PPRT di kebut semata karena menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memberi perlindungan pada perempuan tujuannya agar perempuan memiliki daya saing demi mendukung visi pembangunan 2045 dalam rangka Indonesia menjadi negara maju. 

Dan di sini jelas negara memosisikan perempuan sebagai sumber daya manusia untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Inilah potret buruk dari sistem ekonomi kapitalis yang hanya mengedepankan keuntungan semata. Jika kita berada di sistem negara yang di pakai adalah sistem Islam sudah tentu negara akan menjadi segala hal yaitu memenuhi kebutuhan kita akan keselamatan, kesejahteraan, kedamaian dan hal-hal yang lainnya sesuai fitrah kita sebagai umat manusia.

Maka dari itu kita harus terus memperjuangkannya hingga tegak kembali di tengah umat. Karena Islamlah solusi yang hakiki dan Islam sungguh sempurna dalam mengatur seluruh masalah kehidupan 

Wallahu a'lam bish- shawwab

Sumber : 
(Opini /MNews  21/02/2024, Nindira Aryudhani, S.Pi, M.Si., Nestapa ART, Korban Eksploitasi dan Tumbal Ekonomi)


Oleh: Ummu Arkaan
Sahabat Tinta Media 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab