Tinta Media: surat pembaca
Tampilkan postingan dengan label surat pembaca. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label surat pembaca. Tampilkan semua postingan

Jumat, 21 Juni 2024

Kenaikan Harga, Fenomena Klasik Jelang Hari Raya

Tinta Media - Sudah menjadi fenomena tahunan, menjelang hari raya besar seperti Idulfitri dan Iduladha harga kebutuhan bahan pokok selalu mengalami kenaikan.

Alasan klasik seperti permintaan yang meningkat sehingga stok barang di pasaran terbatas menjadikan harga merangkak naik. Selain faktor permintaan dan kelangkaan yang menjadi sebab kenaikan harga, faktor alam seperti banjir atau kemarau juga kerap menjadi kambing hitam ihwal kenaikan harga bahan pokok. Menyikapi kondisi ini pemerintah pun mengambil langkah untuk menggelar operasi pasar menjelang Iduladha 2024. Untuk merealisasikan program tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat menganggarkan Rp 3,1 miliar. Anggaran tersebut rencananya akan dialokasikan untuk menyubsidi paket sembako bagi masyarakat menjelang hari raya besar keagamaan, mengingat setiap momentum hari raya sejumlah kebutuhan pokok masyarakat sering mengalami tren kenaikan harga.

Menilik langkah pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga yang terus berulang menjelang hari- hari besar, bisa dikatakan langkah tersebut bukanlah solusi tuntas yang bisa menyelesaikan permasalahan kenaikan harga bahan pokok. Hal ini dikarenakan pemerintah sendiri tidak melakukan langkah-langkah antisipatif sebagai upaya menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat. Negara dalam sistem kapitalisme tidak memosisikan diri sebagai pengurus urusan rakyat, dalam sistem ini negara hanya berfungsi sebagai regulator pembuat kebijakan yang tidak jarang sarat kepentingan para pemilik modal. Oleh karena itu dalam sistem kapitalisme negara menyerahkan sepenuhnya penetapan harga pada pasar sehingga akibatnya harga komoditas di pasaran dapat dipermainkan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Keadaan seperti ini tentu tidak akan terjadi dalam negara yang menerapkan sistem  Islam. Negara dalam Islam akan menjadikan Islam sebagai landasan dalam segala aspek kehidupan. Termasuk dalam sistem ekonomi, negara akan menerapkan hukum syarak terkait muamalah dan sistem perekonomian serta menjamin tidak adanya distorsi pasar sehingga harga bahan pokok akan cenderung stabil. Disisi lain, negara juga akan selalu memperhatikan kebutuhan masyarakat dari waktu ke waktu dan berupaya untuk menjamin pemenuhannya dengan menjalankan berbagai mekanisme baik secara preventif maupun kuratif.

Tinta sejarah telah mencatat bagaimana negara dalam sistem Islam mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya dan memberikan keberkahan untuk seluruh alam.

Wallahu'alam bishawab.

Oleh: Ummu Shakira, Sahabat Tinta Media 

Kamis, 23 Mei 2024

Narkoba Tak Pernah Usai


Tinta Media - Peredaran narkoba nyatanya tak pernah usai, sudah banyak penangkapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk memberantas narkoba, namun eksistensinya tak juga padam.

Aparat Polda Kepulauan Riau menggagalkan upaya penyeludupan sabu cair yang diduga akan dibawa keluar wilayah provinsi setempat melalui bandara Internasional Hang Nadim Batam sebanyak 13,2 Liter (Kompas.com, 30/4/2024).

Tak kalah mencengangkan, baru-baru ini polisi menggerebek sebuah villa mewah di Pulau Bali dan menyita setidaknya 10 kg ganja hidroponik, 684 g mephedrone serta 107 g kokain, (Kompas.tv 15/5/2024).

Alih-alih berkurang, nyatanya peredaran narkoba makin merajalela dan permintaan terhadap barang haram itu kian meningkat, menjadikan Indonesia sebagai pasar bebas narkoba. Sejalan dengan apa yang disampaikan kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan mengatakan, Indonesia adalah pusat penyelundupan utama meskipun sudah memiliki beberapa undang-undang narkoba paling ketat di dunia, sebagian karena sindikat narkoba internasional menargetkan populasi mudanya, (Kompas.tv 15/5/2024).

Inilah potret buram negeri kita, generasi muda jelas-jelas menjadi sasaran empuk peredaran barang haram yang merusak jiwa. Hukum yang ada tidak mampu membuat para pelakunya jera, meski sudah banyak pelaku yang ditindak.

Semua ini akan terus berulang selama sistem kehidupan manusia masih mengadopsi sistem sekularisme. Sistem ini menjadikan pandangan kehidupan manusia jauh dari aturan agama. Menjadikan manfaat dan hawa nafsu sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi tanpa melihat halal dan haram. 

Sebagai agama yang paripurna, Islam telah memiliki sejumlah mekanisme dalam mengatur kehidupan umat manusia, termasuk memberantas bisnis haram seperti narkoba. Islam menerapkan sistem kehidupan berbasis Akidah, menjadikan ketakwaan sebagai landasan kehidupan manusia dan meraih ridha Allah SWT sebagai tujuan utama kehidupan. Sehingga setiap aktivitas  yang dilakukan, akan disandarkan kepada syariat untuk meraih Jannah-Nya.

Islam menjadikan Dakwah sebagai kewajiban bagai seluruh manusia. Menjadikan Amal makruf nahi munkar sebagai penjagaan sesama manusia dilingkungan sekitar. Islam melarang manusia untuk bersikap tidak peduli terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. 

Negara akan bersungguh-sungguh dalam memberantas narkoba, karena negara akan menerapkan Hukum Islam secara sempurna (Kaffah) dan menerapkan hukum sanksi berdasarkan syariat Islam. Tidak tebang pilih ataupun tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Sebab itulah tugasnya Negara, yaitu melindungi umat dari segala macam mara bahaya.

Maka sudah saatnya kita meninggalkan sistem kehidupan sekularisme yang berlandaskan akal manusia semata dan kembali kepada syariat Islam yang datang dari Allah SWT, sang pencipta yang maha mengetahui atas segala sesuatu. Wallahu a’lam bishawab.

Oleh: Yumna Nur Fahiimah, Muslimah Peduli Generasi

Si Belang Kembali Merenggut Nyawa


Tinta Media - Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 29 orang meninggal dunia di Kabupaten Bandung. Kabupaten Jepara sebanyak 21 orang, Bekasi 19 kematian, Subang 18 kematian dan Kabupaten Kendal 17 kematian, akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).

Bupati Bandung Dadang Supriatna telah menginstruksikan Dinkes Kabupaten untuk bergerak menangani kasus ini agar segera melakukan fogging dan bersih-bersih lingkungan, detik.com, Selasa 7/5/2024. Data terbanyak terjadi di kota Bandung yakni sebanyak 3.468 kasus DBD.

Seharusnya ketika ada satu pasien DBD saja, pemerintah segera melakukan fogging di setiap wilayah. Selain itu pemerintah juga harus menyediakan perumahan yang sehat, saluran air kotor dan bersih yang teratur, sampah yang terurus, penyediaan fasilitas kesehatan yang bisa dijangkau seluruh masyarakat. Didukung pula oleh masyarakat yang terdidik yang mengerti pentingnya kebersihan diri dan lingkungan, akan mampu meminimalisir melonjaknya kasus kematian karena terjangkit suatu penyakit.

Dalam sistem kapitalisme, nyawa rakyat sangatlah murah. Hingga para penguasa terkesan lamban dalam bertindak mengatasi berbagai kasus kesehatan yang menimpa rakyat. Lalu ke mana nyamuk Wolbachia yang katanya akan mampu menurunkan kasus DBD?

Malah sebaliknya, kasus ini semakin naik. Solusi yang tidak tepat dan tambal sulam hanya akan memperburuk situasi yang terjadi.

Sangat berbeda dengan sistem Islam yang menjamin kesehatan rakyatnya dengan cara yang efektif dalam mengatasi suatu wabah atau penyakit yang tersebar di tengah masyarakat. Begitu pun masyarakat yang terdidik dengan tsaqofah Islam dalam sistem pendidikan Islam yang unggul dan berkualitas berbasis akidah Islam, mampu mencetak manusia-manusia yang selain cerdas tapi juga berkepribadian Islam yang sangat menjaga kebersihan diri dan lingkungannya sebagai bentuk keimanan kepada Rabb-nya. Karena dalam Islam kebersihan merupakan bagian dari iman.

Para penguasa Islam tidak akan membiarkan kasus kematian karena suatu penyakit terus bertambah. Negara akan memfasilitasi para ilmuwan dan tenaga medis dengan teknologi yang memadai di bidang kesehatan. Sehingga kesehatan dan keselamatan rakyat akan terjamin.

Wallahu a'lam bish shawwab.

Oleh: Ummu Shakila, Sahabat Tinta Media 


Senin, 13 Mei 2024

Nakes Gundah, Mengaduh pada Siapa?

Tinta Media - Akhir-akhir ini masyarakat luas dikejutkan dengan berita banyaknya nakes (tenaga kesehatan) di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) dipecat.

Kementerian kesehatan (Kemenkes) sedang menyelidiki kasus ini. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa akan segera mendalami permasalahan yang sedang terjadi di sana. Mekanisme pengangkatan nakes di daerah disesuaikan dengan ketersediaan anggaran Pemda, sehingga setiap daerah kondisi kemampuan fiskalnya berbeda, dan jumlah nakes yang dipekerjakan disesuaikan dengan dananya.

Kemenkes memiliki standar jumlah nakes, untuk Puskesmas atau Rumah Sakit berapa nakes yang dibutuhkan. Hal ini sebagai solusi dari permasalahan yang sedang terjadi di wilayah NTT, penjelasan oleh Kemenkes. 

Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Manggarai, Bartolomeus Hermopan, Selasa (9/4) dikutip dari detik, sebelumnya sejumlah 249 orang ( nakes non ASN di berhentikan sepihak),hal tersebut adalah imbas dari para nakes yang meminta perpanjangan SPK serta kenaikan upah tambahan penghasilan.

Penggunaan terminologi health work force dalam operasionalnya dimaknai sebagai pekerja bidang kesehatan, rumusan dari WHO, artinya dalam pandangan kapitalisme dokter, bidan, perawat, adalah buruh atau pekerja pada umumnya, mereka adalah mesin penggerak industrialisasi kesehatan, adanya konsep politik kekuasaan kapitalisme, yakni spirit bisnis, sehingga Puskesmas, Rumah Sakit pemerintah dengan pengelolaan bisnis, dampaknya kesejahteraan para nakes memprihatinkan, di tengah situasi harga pelayanan kesehatan yang mahal, juga terampasnya hak publik terhadap kesehatan, hal inilah yang disampaikan oleh Dr. Rini Safri.

  Islam memandang bahwasanya kesehatan adalah kebutuhan pokok publik yang wajib di jamin oleh negara sebagai fungsi raa'in (pengurus persoalan umat)dan junnah (pelindung publik) dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, menjadikan sistem kesehatan steril dari aspek bisnis, industrialisasi. Semestinya negara memberikan pelayanan kesehatan gratis, berkualitas, untuk semua warga negara, para nakes sebagai ujung tombaknya, dan fasilitas kesehatan milik pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh warga, Baitul Mal yang akan menyediakan anggaran kesehatan, secara keseluruhan, baik untuk para nakes ataupun penunjang fasilitas kesehatan. Sehingga kesejahteraan dapat dirasakan, tidak terkecuali para nakes, terpenuhinya kebutuhan dasar kehidupan, begitu pun dengan layanan kesehatan yang paripurna. Keadaan sejahtera bagi setiap individu hanya dapat dirasakan apabila sistem Islam ditegakkan dengan penerapan Islam secara sempurna dalam bingkai Khilafah.

Oleh: Mamik
Muslimah Peduli Generasi

Sabtu, 04 Mei 2024

Pupuk Naik Petani Terpuruk

Tinta Media - "Pada tahun 2024 sekarang ini, alokasi subsidi pupuk dari pemerintah yang semula 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Tetapi, banyak para petani yang mengeluh karena belum terasa sepenuhnya alokasi pupuk dari subsidi pemerintah. Ditambah lagi belum ada realisasi terkait alokasi pupuk subsidi," kata Pak Kusnan, Kepala Pusat Pembenihan Nasional Serikat Petani Indonesia (SPI). Selain itu Pak Kusnan juga menyatakan jatah para petani pupuk subsidi dari 1 hektar hanya 100 kg urea dan 70 kg NPK per musim tanam. Tentu itu tidak akan mencukupi kebutuhan tanaman. Belum lagi petani dipersulit dalam pengambilan pupuk subsidi. Banyaknya beberapa syarat dari pemerintah, salah satu syarat pengambilan pupuk subsidi diantaranya yaitu harus adanya KTP asli, petaninya harus datang sendiri, harus foto orang dan pupuk yang diambil, lalu dimasukkan ke aplikasi dan masih ada lagi syarat-syarat yang lainnya. Padahal menurut Pak Kusnan pemerintah lebih baik mempertimbangkan pengalihan bantuan pupuk subsidi menjadi bantuan langsung tunai agar para petani lebih leluasa memilih jenis pupuk sesuai tanaman yang diperlukan. 

Selain itu harga pupuk subsidi pada Harga Eceran Tertinggi (HET) banyak melakukan kecurangan di beberapa kios. Juga adanya impor pupuk dari luar negeri ke dalam negeri yang menyebabkan harga pupuk melambung tinggi semakin menambah berat beban petani. Salah satu bahan pupuk yang di impor adalah Amonium Nitrat sekitar 21% dari total kebutuhan industri. Termasuk juga ada aturan dari negara hanya petani yang menanam dengan komoditas tertentu yang bisa memperoleh pupuk subsidi. Bahkan, jumlah pupuk dibatasi oleh negara sehingga petani semakin sulit dalam mendapatkan pupuk. Ujung-ujungnya mau tidak mau para petani membeli pupuk dengan harga mahal. Padahal, nanti ketika panen pun para petani belum tentu mendapatkan hasil panen yang melimpah, yang bisa mengembalikan modal besar selama masa tanam. Gagal panen bisa saja disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak menentu, bisa juga panen gagal karena bencana alam atau karena serangan hama, dan masih banyak faktor-faktor yang lainnya. Yang pasti belum tahu hasil yang akan di dapatkan para petani. Bisa saja lebih banyak mengeluarkan beban materi dalam pembelian pupuk sedangkan hasil panen tidak menutupi. 

Selain itu harga jual hasil pertanian ketika panen yang rendah atau murah semakin menghantui para petani. Itulah fakta kesulitan para petani di Indonesia. Alhasil ingin dapat untung malah buntung. Pupuk adalah kebutuhan, sedangkan negara abai terhadap pemenuhan kebutuhan para petani. Padahal pupuk adalah komponen yang sangat dibutuhkan pertanian, seharusnya tanggung jawab negara dalam pemenuhan pupuk para petani sehingga petani mudah mendapatkan pupuk dengan harga pupuk yang terjangkau.

Islam sebagai sistem yang paripurna telah memberikan jaminan kepada semua rakyatnya dalam melakukan usaha, termasuk petani. Negara wajib membantu semua petani yang kesulitan, baik berupa modal maupun sarana produksi pertanian, termasuk juga pupuk. Ini karena petani punya posisi strategis untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dalam negeri. Islam pun mengingatkan masyarakat akan ketaatan sehingga tidak ada masyarakat yang berlaku curang. Jika ingin mengurai masalah pupuk yang kian menumpuk, maka tidak ada solusi lain selain hanya aturan Islam lah jawabannya. Karena sistem selain Islam sampai hari ini tak pernah mampu menyelesaikan berbagai permasalahan hidup manusia. Ketersediaan dan kestabilan pangan melalui sektor pertanian hanya akan terwujud jika Islam diterapkan secara kaffah. Wallahu a'lam bish shawwab.

Oleh: Mely
Sahabat Tinta Media 

Rabu, 10 April 2024

Ramadhan Momen Pengemis Mengais Rezeki

Tinta Media - Seperti yang kita ketahui  bahwa bulan Ramadhan  adalah bulan yang berlimpah pahala dari  Allah SWT. Sebagian umat Muslim menjadikan momen ini sangat di memanfaatkan untuk mengerjakan amal salih. Seperti bersedekah berjumlah banyak maupun kecil.

Tetapi momen ini dimanfaatkan juga oleh para pengemis untuk mengemis. Mereka berdatangan dari berbagai daerah menuju kota-kota besar. Mereka mengemis di tempat keramaian meminta belas kasihan kepada para dermawan yang ingin beramal mengeluarkan sedekah atau zakat.

Kadang ada beberapa hal yang mendorong mereka terpaksa untuk mengemis atau mencari  sumbangan. Sebagian karena ketidakberdayaan,  kefakiran, dan kemiskinan. Mereka tidak mempunyai keahlian apa pun untuk menghasilkan uang  sehingga mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada juga mengemis karena terkena musibah hingga mengakibatkan ia cacat fisik. Sehingga ia terpaksa meminta- minta. Ada juga yang  mengemis dijadikan mata pencaharian mereka.

Karena di sistem kapitalis yang bersandar pada asas manfaat menjadikan banyaknya pengemis. Sebenarnya mereka masih usia produktif. Sehingga mereka sehat dan kuat, masih sanggup mendapatkan uang dengan bekerja atau berdagang. Masyarakat hari ini mereka memilih mengemis karena lebih mudah dan tidak memerlukan modal besar.

Memang di sistem kapitalis telah menjadikan  kesengsaraan kehidupan rakyat semakin parah. Di negri ini selain serba sulit, kesenjangan antar kaya dan miskin juga semakin melebar. Karena  sistem ini membolehkan adanya kebebasan kepemilikan. Di tambah abai nya negara dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya. Keadaan ini makin memperburuk keadaan rakyat.

Di dalam Islam mengemis atau meminta minta untuk kepentingan pribadi bukan untuk kemaslahatan agama atau kepentingan kaum Muslim. Mengemis atau meminta-minta tidak di anjurkan dalam Islam. Terlebih dengan cara menipu atau berdusta dengan menampakkan diri  seolah-olah ia sedang kesulitan atau sangat membutuhkan biaya maka hukumnya haram. 

Sebuah hadis yang di riwayatkan dari Umar ra, ia berkata bahwa Rasulullah  Saw bersabda seseorang senantiasa meminta minta kepada orang lain. Sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada daging sepotong pun di wajahnya. Dan banyak lagi hadis-hadis lain.

Namun demikian, Islam  memang tidak mengharamkan orang yang mengemis atau meminta minta untuk sekedar mempertahankan hidup  yang sangat dibutuhkan  untuk keluarga tetapi Islam tidak menganjurkannya. Islam memuliakan umatnya yang mau berlelah-lelah dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Wallahu a'lam bish shawwab.

Oleh: Ummu Nizam 
Sahabat Tinta Media 

Selasa, 09 April 2024

Idul Fitri dan Spirit Perubahan

Tinta Media - Sebulan sudah umat muslim seluruh dunia menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, termasuk di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Ramadhan bulan suci bagi umat muslim nyatanya bukan hanya memberikan keberkahan bagi muslim sendiri namun juga umat agama lainnya. Utamanya menjelang perayaan Idul Fitri atau lebaran, beberapa pedagang non muslim seperti penjual pakaian dan sebagainya mendapatkan kelimpahan berkah dengan naiknya pendapatan penjualan menjelang hari raya Idul Fitri.

Bulan Ramadhan menjadi momentum bagi umat muslim melatih diri, bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga namun juga berusaha menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak diridhoi Allah. Sehingga hari raya Idul Fitri menjadi salah satu momen kemenangan bagi umat muslim yakni kemenangan mengendalikan hawa nafsu. Tentunya ini menjadi pendidikan penting bagi umat muslim untuk menuju perubahan yang lebih baik menuju ketakwaan bagi setiap individu masyarakat. Ramadhan dan Idul Fitri sudah semestinya bukan hanya menumbuhkan ketakwaan bagi setiap individu namun juga bagi seluruh kaum muslimin.

Di sisi lain nyatanya umat muslim belum sepenuhnya dapat melaksanakan ketakwaan secara total, dengan belum diterapkan aturan syariat Islam secara menyeluruh. Sistem kapitalis yang masih dijunjung tinggi, menjadikan umat muslim terbatas dalam menerapkan aturan syariat dalam kehidupan. Hampir segala aspek kehidupan mulai sistem pendidikan, kesehatan, ekonomi sampai aturan bernegara. Sistem kapitalis yang memisahkan aturan kehidupan dengan agama, membuat segala aktivitas agama hanya berputar pada ibadah spiritual saja seperti sholat, puasa dan sebagainya. Sehingga spirit membangun keimanan dan ketakwaan belum sepenuhnya mampu diraih oleh umat muslim saat ini. 


Maka sudah seharusnya adanya perubahan terhadap aturan yang ada, aturan yang mampu menghantarkan umat menuju perubahan. Perubahan terhadap aturan kehidupan yang bersinergi dengan aturan agama. Sehingga hal menjadikan umat muslim melaksanakan segala aktivitas kehidupan yang berlandaskan dengan aturan syariat secara keseluruhan. Perubahan yang bukan hanya menghantarkan terbatas pada individu ataupun masyarakat namun juga negara ke arah yang lebih baik. 

Oleh: Putri YD
Sahabat Tinta Media 

Senin, 08 April 2024

Marak Kriminalitas di Bulan Suci, kok Bisa?

Tinta Media - Miris, sangat mengherankan bahwa menjelang akhir bulan suci Ramadhan angka kriminalitas justru meningkat. Kesucian dan keagungan bulan ini telah ternodai oleh maraknya kejahatan di tengah masyarakat.

Dikutip dari Radar Bogor, Polresta Bogor Kota mengimbau masyarakat Bogor untuk mewaspadai kerawanan kejahatan selama bulan suci Ramadan. Kejahatan tersebut di antaranya berupa pencurian kendaraan bermotor serta barang-barang berharga lainnya. Adapun hukuman untuk si pelaku akan dijerat penjara, selama-lamanya 7 tahun penjara (14/3/2024).

Bulan suci yang seharusnya menjadi bulan penuh ketenangan dan kedamaian justru menjadi bulan penuh kejahatan dan kelalaian. Hal ini tentu berakibat dari kelemahan iman masyarakat dan ketiadaan penerapan syariat Islam secara keseluruhan. Pasalnya jika tidak karena demikian, maka tidak akan marak kriminalitas di bulan suci.

Dapat dikatakan bahwa kedua pemicu kriminalitas ini merupakan imbas dari penerapan sistem Kapitalisme Sekularisme. Sistem yang secara terang-terangan memisahkan aturan agama dari kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, tak heran jika masyarakat sistem ini mengalami kelemahan iman.

Masyarakat juga tak akan segan untuk melakukan kriminalitas karena tiadanya penerapan syariat Islam yang akan mencegah dan menghukum pelakunya secara efektif, optimal, dan maksimal. Maka dari itu, masyarakat membutuhkan solusi hakiki dari permasalahan publik ini.

Tak lain dan tak bukan ialah menerapkan sistem Islam secara keseluruhan. Karena sistem Islam akan membuat masyarakat mengerti akan hakikat dosa dan pahala ketika melakukan suatu perbuatan. Juga sistem Islam akan membangun kehidupan yang aman dan tenteram dengan kekuatan tiga pilar yaitu ketaqwaan individu, masyarakat yang peduli, dan negara yang menerapkan syariat Islam, termasuk sistem sanksi yang tegas dan menjerakan.

Oleh: Nabila Andifa
Santri Ideologis


Sabtu, 06 April 2024

Polemik Gaji dan THR Dipangkas PPH

Tinta Media - Banyak orang terkejut dan protes melihat besarnya potongan pajak atas penghasilan dan tunjangan hari raya (THR) mereka di bulan Maret, biang keroknya adalah skema baru perhitungan dan pemungutan pajak penghasilan (pph) yang di terapkan Januari 2024, (BBC news, 29/3/2024)

Miris dalam kondisi yang serba sulit seperti ini di tengah-tengah harga pangan yang melambung tinggi ,rakyat di suguhkan kembali dengan adanya potongan pajak tunjangan hari raya (THR). 

Sejatinya THR merupakan  bonus tahunan yang didapat karyawan dari perusahaan untuk pemenuhan kebutuhan di hari raya, adanya potongan tersebut sangat meresahkan warga apalagi yang memiliki keluarga dan mengurusi orang tua ketar ketir untuk mengatur ulang dan mencukup cukupkan biaya kebutuhan .

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sangat memberatkan rakyat seharusnya negara menjamin kesejahteraan rakyat bukan memotong pajak dari hasil keringat rakyat.

Dalam bingkai kapitalisme pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi negara dibanding sumber yang lainnya, padahal Indonesia kaya akan sumber daya alam tetapi hasilnya sangat minim, hubungan negara dengan rakyat hanya sebatas sebagai pemungut pajak saja bukan periayah, hampir semua dipajaki, hasil uang pajak pun berupa layanan publik seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur rakyat pun harus bayar mahal, sungguh sangat ironis sekali. 

Berbeda dengan lingkup Islam, pajak bukanlah sumber utama negara, Islam mengoptimalkan pendapatan dari pengelolaan sumber daya alam, adapun pungutan pajak itu pun tidak memberatkan rakyat seperti zakat mal, jizyah, kharaj dan lainnya. Dari semua itu akan mendapatkan pemasukan yang besar sehingga tidak perlu utang dan menarik pajak. Pajak hanya di tarik dari orang kaya saja itu pun jika kas negara kosong dengan begitu Islam mampu mewujudkan ekonomi mandiri tanpa harus memungut pajak. 

Berdasarkan fakta di atas sangat jelas sekali  solusi yang mampu menuntaskan berbagai problematika umat hanya Islam karena islamlah yang mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya tanpa adanya pungutan pajak. 

Wallohu 'alam biashshowab.

Oleh: Ummu Zaki
Sahabat Tinta Media 


Senin, 01 April 2024

Ramadhan Tiba Tawuran Remaja Menggila

Tinta Media - Tawuran kembali terjadi baru-baru ini kepolisian sektor (polsek) Katapang kabupaten Bandung telah mengamankan 12 remaja yang diduga terlibat tawuran di wilayah muara Ciwidey kecamatan Katapang kabupaten Bandung pada minggu (17/3/2024) dini hari. Kejadian ini bisa segera di tangani dengan cepat karena adanya laporan dari masyarakat. (okenews.com) 

Bulan Ramadhan bulan yang sangat mulia seluruh umat Islam berlomba-lomba menjalankan ibadah untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT, namun berbeda dengan para remaja tersebut bulan suci Ramadhan dijadikan ajang tawuran di mana perbuatan tersebut diharamkan oleh agama, tidak heran kejadian ini sering terjadi tidak hanya di kabupaten Bandung tapi juga terjadi di seluruh penjuru negeri.

Rusaknya para remaja akibat dari penerapan sistem demokrasi adanya paham sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, kurangnya pendidikan agama baik dari orang tua maupun di sekolah sehingga para remaja perilakunya jauh dari nilai-nilai agama dan tidak memiliki akhlak yang baik. 

Kondisi ini didukung dengan abainya orang tua serta negara terkait pendidikan agama apalagi akan di hilangkannya kurikulum pendidikan agama di sekolah-sekolah oleh Menteri pendidikan, hal ini akan memperparah buruknya akhlak remaja dan generasi muda. 

Semua itu perlu adanya perhatian penuh dari semua pihak baik individu, masyarakat maupun negara. Negara bertanggung jawab penuh dalam mencerdaskan remaja dan generasi muda dengan memberikan pendidikan yang terbaik sesuai dengan nilai-nilai agama karena dengan menghadirkan agama dalam kehidupan akan mampu membentuk remaja yang takwa kepada salah SWT, selain itu akan mampu membentuk pola pikir dan pola sikap islami. Sehingga para remaja tersebut menjadi generasi Islam yang cemerlang. Semua ini hanya bisa terwujud ketika Islam di tegakkan di atas bumi ini. Wallahua'lam bishowab

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Oleh: Indun Triparmini
Sahabat Tinta Media 

Minggu, 31 Maret 2024

Prostitusi Online, Potret Rusaknya Tatanan Masyarakat Sekularisme


Tinta Media - Kita di hebohkan dengan berita bahwa Germo Dimas Tri Putra (27) yang dapat menghasilkan uang hingga Rp.300 juta dari menjalankan bisnis prostitusi online di kota Bogor Jawa Barat. Dia menjual 20 perempuan dengan tarif hingga Rp.30 juta, kepada pria hidung belang di berbagai wilayah Indonesia. Dia menjalankan bisnis haram dan berprofesi sebagai mucikari sejak tahun 2019, (tribunnews.com, Bogor, Kamis, 14/03/2024)

Mengapa kasus semacam ini terus berulang, bahkan merupakan fenomena gunung es? Ini membuktikan bahwa pengawasan negara terhadap rakyat sangat lemah. Hingga aktivitas yang diharamkan agama justru dijadikan bisnis.

Selain itu maraknya kasus serupa karena sistem sanksi yang tidak menjerakan. Sehingga bermunculan pelaku-pelaku baru. Juga sistem pendidikan sekuler yang gagal mencetak generasi berkepribadian Islam. Yang pada akhirnya menciptakan pribadi-pribadi yang bebas, dan permisif.
Selain itu, kasus ini terkait dengan penyebab sistem yaitu sistem sekularisme kapitalisme yang diterapkan saat ini, yang berbuah kemiskinan dan buruknya perilaku hingga mendorong masyarakat yang kesulitan berupaya mendapatkan uang dengan cepat dan banyak tanpa memedulikan halal dan haram.

Sungguh jauh berbeda dengan Islam jangankan membangun kerajaan bisnis yang haram di bidang perzinaan, untuk mendekatinya saja negara akan mencegahnya. Sesuai dengan firman Allah; "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (TQS. Al Isra {17} : 32).

Maka negara akan menghilangkan berbagai sarana yang akan menghantarkan pada aktivitas mendekati zina baik offline maupun online. Sistem Islam mempunyai sistem sangsi yang amat tegas dan keras bagi pezina. Jika belum menikah mm aka dirilis dan jika sudah menikah dengan di rajam. Sehingga hukuman yang keras ini mampu mencegah, membuat jera sekaligus penebus dosa berzina.

Maka menerapkan Islam secara kaffah adalah sebuah kewajiban urgen yang harus segera dilakukan. Masyarakat harus bersih dari perzinaan, sekarang bisa kita lihat perzinaan marak dan juga tersebarnya penyakit seksual HIV/AIDS sebagai bukti rusaknya sistem kapitalis sekularis. Saatnya berganti dengan sistem yang memiliki sistem sangsi yang tegas dan menjerakan serta mampu mengurus dan menjamin rakyatnya bersih dari maksiat dan hidup sejahtera. Khilafah juga menyediakan jaminan kesejahteraan dari banyak pos sumber pemasukan bagi kas negara, serta untuk melindungi rakyat hingga tidak akan terjebak ke dalam bisnis haram karena faktor lemahnya ekonomi. Begitu pula diterapkannya hukum Allah oleh negara dalam kehidupan menjadi penghalang untuk melakukan kemaksiatan. Wallahu a'lam bish shawwab.

Oleh: Ummu Sigit (Sahabat Tinta Media)

Semua Isi Al-Qur'an Wajib Diamalkan

Tinta Media - Bulan Ramadhan dianggap sebagai Bulan Al-Qur'an karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada bulan ini, khususnya pada Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar).

Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada bulan ini, khususnya pada Malam Kemuliaan (Lailatul Qadar).Keagungan Al-Qur'an ditegaskan dalam berbagai ayat, bahkan seandainya Al-Qur'an diturunkan di atas gunung, gunung tersebut akan tunduk dan terbelah karena takut kepada Allah.
Al-Quran mengandung seruan-seruan, baik dalam aspek spiritual maupun politik. Namun, sering kali seruan-seruan politik Al-Qur'an diabaikan.

 Ada sikap diskriminatif terhadap ayat-ayat politik dalam Al-Qur'an, di mana beberapa ayat yang mengatur urusan masyarakat tidak diterapkan sebagaimana ayat-ayat yang berkaitan dengan ibadah.

Meninggalkan atau mengabaikan Al-Qur'an merupakan dosa besar, sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat dan hadis.
Menerapkan Al-Qur'an tidak hanya tugas individu, tetapi juga masyarakat dan terutama negara. Sebagian hukum Al-Qur'an hanya bisa diterapkan oleh negara, seperti hukum-hukum yang berkaitan dengan pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan hukum syariah.

Kehadiran Negara Islam (Khilafah Islam) sangat penting untuk menerapkan Al-Qur'an secara menyeluruh. Tanpa Khilafah Islam, beberapa hukum syariah tidak dapat diterapkan.

 Oleh karena itu, Ramadhan harus dijadikan momentum untuk mengamalkan dan menerapkan Al-Qur'an secara keseluruhan, baik oleh individu, masyarakat, maupun pemerintah.

Wallahualam bishowab


Oleh : Ummu Faridz 
(Sahabat Tinta Media)

Sabtu, 16 Maret 2024

Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan Buah Sekularisme



Tinta Media - Kasus kekerasan  seksual terus berulang di dunia pendidikan, sangat miris sekali apalagi di lakukan oleh tenaga pendidik (oknum guru) terhadap murid didiknya, meski berbagai upaya di buat untuk menekan kasus bahkan dibuatkan UU untuk kekerasan seksual pada perempuan tapi tidak menuntaskan persoalan cenderung meningkat, artinya regulasi yang ada tidak mampu mengatasi persoalan ini. 

Meskipun banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kasus ini tapi sekularismelah yang menjadi akar persoalannya. Kebebasan untuk berbuat sesuka hati telah menyeret kaum muslimin, serta kurang kontrolnya masyarakat, terlebih negara tidak melakukan tindakan yang tegas terhadap pelaku kekerasan seksual ini, akhirnya yang menjadi korban adalah kaum yang dianggap lemah yaitu anak-anak.

Sangat berbeda dengan Islam. Islam dengan sistem pergaulannya (ijtima'i) memiliki upaya preventif dan kuratif dalam mengatasi masalah seksual pada perempuan dan anak-anak. 

Oleh : Ummi Fadhli 
Sahabat Tinta Media

Minggu, 10 Maret 2024

Khilafah Islamiyyah Menguasai Dunia


Tinta Media - Ada sebuah kisah pada tahun 2019. Kala itu para penjajah melakukan sebuah rapat besar di New York. Mereka mengatakan beberapa hal, salah satunya mengenai siapa yang akan menguasai dunia di akhir zaman.

Mereka mengatakan bahwa ada 4 opsi yaitu: Amerika, China, elite global, dan khilafah Islamiyyah. 

Para penjajah pun mengatakan bahwa tiga opsi di antaranya Amerika, China, dan elite global sudah tidak layak lagi diharapkan karena sejatinya sudah bobrok dan memang harus dimusnahkan. 

Mereka mengatakan bahwa khilafah Islamiyyah yang akan menguasai dunia setelahnya yaitu pada tahun 2020an. 

Dan belum lama ini pendiri Hamas Syekh Ahmad Ismail Yassin pun mengatakan bahwa Palestina akan merdeka pada tahun 2027 sesuai perhitungan dan hadits yang beliau ketahui.

Menariknya, kita sebagai manusia biasa tidak bisa mengatakan atau meyakini kapan waktunya karena itu kuasa Allah. Manusia hanya mengikuti qada dan qadarnya Allah saja. Tugas kita hanyalah berjuang bukan malah diam begitu saja. 

Kesimpulannya penjajah saja paham siapa yang akan menguasai dunia, masa kita yang dijajah seolah anti terhadap khilafah Islamiyyah? 
Kan ya lucu gitu.

Seharusnya kita itu memperjuangkan tegaknya bukan malah menghalangi memfitnah yang justru itu merugikan diri sendiri. 

Mau menegakkan kebenaran atau tidak semua akan kembali pada yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. 

Lantas ketika diam saja, apakah tidak malu ketika di akhirat dimintai pertanggungjawaban atasnya?

Oleh: Indah Setyorini 
Sahabat Tinta Media

Senin, 04 Maret 2024

Kemiskinan Menghilangkan Naluri Keibuan dan Jadi Sasaran Kejahatan


Tinta Media - Tak dipungkiri bahwa kemiskinan bisa mengakibatkan hilangnya naluri keibuan. Dan kemiskinan juga di manfaatkan oleh sebagian orang yang ingin mendapatkan keuntungan. Seperti halnya kasus perdagangan bayi di Tambora. Kasus ini menyasar keluarga kurang mampu yang ekonominya lemah. Sehingga seorang ibu, tega menjual darah dagingnya ke pembeli demi sejumlah uang yang dijanjikan. Dan mirisnya, ada seorang ibu juga yang menjual bayinya masih dalam kandungan, karena tidak sanggup membayar proses persalinan. 

Begitu banyak terdengar kasus seperti ini di negara kita. Kondisi ini adalah buah penerapan sekularisme dan sistem ekonomi kapitalisme. Rakyat sangat membutuhkan solusi nyata dari berbagai permasalahan yang terjadi di negeri ini. Tapi sayangnya solusi yang dihadirkan kerap kali tidak tuntas sampai ke akar masalah. Hingga memunculkan masalah baru baik yang serupa ataupun masalah yang berbeda.

Solusi dari semua ini yaitu negara harus menerapkan sistem Islam kafah. Sistem ini yang akan mengatur dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya sistem ekonomi Islam yang menjamin kehidupan sejahtera semua bagi seluruh rakyat. Sistem ekonomi Islam yang kokoh dan mapan dengan berbagai pos pemasukan kepada negara untuk di distribusikan kepada seluruh rakyat bisa berupa pemenuhan berbagai kebutuhan dasar kehidupan rakyat ataupun tersedianya berbagai kebutuhan rakyat dengan harga yang sangat terjangkau oleh seluruh rakyat. 

Selain itu sistem pendidikan Islam yang mampu mencetak individu yang beriman dan bertakwa, sabar dalam menghadapi ujian, menjauhi kejahatan dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Dan sistem sanksi dalam negara Islam yang tegas bisa memberikan efek jera dan menjauhkan diri dari berbagai kejahatan.

Jadi sistem Islam yang sempurna dan lengkap serta mampu menyejahterakan rakyat secara adil inilah yang sangat dibutuhkan oleh seluruh manusia dalam menjalankan kehidupannya. Sistem Islam menjamin seluruh rakyatnya hidup dalam jaminan keamanan dan ketenangan dari maraknya peluang menjadi pelaku maupun korban kejahatan apa pun motifnya baik kemiskinan maupun hal lain.
Wallahu a'lam bish shawwab


Oleh: Ummu Silmi 
Sahabat Tinta Media 

Minggu, 03 Maret 2024

Fenomena Gunung Es Kasus Perdagangan Bayi


Tinta Media - Terungkap kasus perdagangan bayi oleh polres Metro Jaya, Jakarta Barat, merupakan fenomena gunung es. Selain lima bayi yang dijual di Jakarta, masih banyak perdagangan bayi lainnya di Indonesia. Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, mengatakan bahwa tugas perlindungan anak adalah juga dijalankan masyarakat dengan menekankan kerja sama masyarakat mulai dari level tetangga sampai instansi terkait. Dengan begitu kejadian serupa dapat diminimalisir.

Kak Seto meminta masyarakat untuk sadar bahwa tanggung jawab perlindungan anak bukan hanya oleh negara, bukan hanya oleh polisi atau aparat lain, melainkan juga tanggung jawab masyarakat. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengatakan, para ibu yang menjual anak atau bayinya berasal dari kelompok rentan secara ekonomi. Ibu-ibu hamil dengan keadaan ekonomi lemah seperti tidak ada pilihan lain selain menjual bayinya.

Kalau kondisinya normal maka ibu mana yang tega menjual bayinya? Kalau bukan karena keadaan ekonomi yang lemah salah satunya, tentu hal ini tidak akan terjadi. Maka faktor kemiskinan mampu menghilangkan naluri keibuan. Sehingga dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mendapatkan keuntungan. Kondisi ini terjadi karena penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang semua hanya dinilai berdasarkan materi saja. Serta sistem ini meniscayakan pengabaian berbagai pengurusan pemenuhan berbagai kebutuhan pokok hidup rakyat. Jelas sistem ini rusak dan merusak.
           
Dalam Islam, negara wajib mewujudkan kesejahteraan individu per individu dengan sistem ekonomi Islam. Dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang luas bagi para lelaki untuk memenuhi nafkah keluarga serta kokohnya perekonomian negara yang riil dan melimpahnya pos-pos pemasukan keuangan negara kepada Baitul Mal menjamin seluruh rakyat hidup secara sejahtera. Sistem pendidikan Islam juga yang mampu mencetak individu yang beriman dan bertakwa, sabar dalam menghadapi ujian dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Islam juga memiliki sistem sanksi yang tegas dan mampu membuat jera sehingga mencegah orang untuk melakukan kejahatan.
Wallahu a'lam bish shawwab 

Sumber : 
Republika.co.id (24 Februari 2024)
Antaranews.com (23 Februari 2024)


Oleh: Ummu Shakila
Sahabat Tinta Media 

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab