Kamis, 11 Januari 2024
Selasa, 09 Januari 2024
Pembebasan Pemikiran
Aborsi, Buah Busuk Kapitalisme
Minggu, 07 Januari 2024
Paradoks Sikap Muslim di Pergantian Tahun
HUTANG AMAN TERKENDALI MEMBAHAYAKAN
Rabu, 03 Januari 2024
Aborsi, Buah Busuk Kapitalisme
MARAKNYA ABORSI PADA SISTEM SAAT INI
Minggu, 31 Desember 2023
Mengapa Para Capres Tak Ada yang Menyuarakan Penegakan Syariah?
Tinta Media - Menurut saya, setidaknya ada empat kemungkinan mengapa dalam
pilpres pemilu politik demokrasi para capres tidak ada satu pun yang
menyuarakan ingin menegakkan hukum-hukum Islam secara kaffah (syariah).
1. Karena mereka takut tidak laku (tidak terpilih), karena
sudah mengakarnya paham sekularisme, pluralisme dan liberalisme (sepilis) di
Negeri ini, meski paham tersebut sudah pernah di fatwakan haram oleh MUI.
2. Karena para capres demokrasi enggak pernah mau paham
sistem pemerintahan Islam yang di contohkan Rasulullah SAW.
3. Karena demokrasi memang bukan berasal dari Islam dan
bukan untuk tegaknya hukum Al-Qur'an dan As-Sunnah yang merupakan sumber utama
hukum-hukum Islam (syariah).
4. Untuk lebih jelas, silakan Anda tanyakan kepada para
capres demokrasi itu! Atau Anda minta mereka untuk membaca al-Qur'an dengan
benar, yang tidak hanya sebatas sampai di 'kerongkongan', terutama Surat
Al-Maidah (43,44,46) tentang keharaman berhukum selain dengan apa yang Allah
SWT turunkan.
Oleh: Muhar
Sahabat Tinta Media
Dua Pilihan?
Tinta Media - Kehidupan dalam kungkungan ideologi kapitalisme sekuler saat
ini sesungguhnya tidaklah jauh berbeda dengan masa jahiliah sebelum Resulullah SAW
diutus.
Kesyirikan, nabi palsu, dan aliran sesat terus bermunculan.
Perzinaan, LGBT, aborsi, pornografi, bunuh diri, kriminalitas, begal, mutilasi,
miras, narkoba, perjudian, korupsi terus menyeruak. Bahkan dalam hal riba,
negara menjadi pelaku utama dengan terus menumpuk utang luar negeri berbunga
tinggi.
Maka, bagi kaum Muslimin hanya tersisa dua pilihan, turut
fokus memperjuangkan sistem Islam (khilafah) yang akan mengakhiri kejahiliahan
tersebut menuju Islam yang rahmatan lil 'alamin? Atau tetap mempertahankan
keburukan sistem neo jahiliah kapitalisme demokrasi sekuler yang hanya berfokus
pada pergantian pemimpin tanpa peduli dengan pergantian sistem?
Oleh: Muhar
Sahabat Tinta Media