Tinta Media: surat pembaca
Tampilkan postingan dengan label surat pembaca. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label surat pembaca. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Februari 2024

Kurikulum Rusak



Tinta Media - Arah pendidikan menjadi tidak jelas, seolah ada unsur kesengajaan melalui otak-atik rombak struktur kurikulum nasional berulang-ulang. Dan dapat dipastikan setiap pergantian menteri pendidikan, maka kurikulum pun berubah. Kedelapan Standar Pendidikan hanya berwujud bangunan dan sarana prasarana saja, tidak mampu mendongkrak Standar Kelulusan yang sesuai dengan jenjang pendidikan anak-anak usia sekolah hingga para mahasiswa sekalipun. Fenomena yang paling miris adalah, setiap latihan soal, PR hingga Ujian Pembelajaran, jawaban bukan hasil berpikir, tapi hasil googling dari internet. 

Islam memberikan solusi, kurikulum nasional harus mampu memahamkan eksistensi diri si pembelajar yang berdasarkan pada fitrah kemanusiaan, tidak melihat murid dari kalangan muslim atau non muslim. Ilmu Pengetahuan akan sangat dinikmati oleh mereka, hingga melahirkan manusia-manusia pembangun peradaban yang maju, baik dari sisi pisik termasuk moral dan budi pekerti. Terlebih lagi bila peserta didiknya adalah muslim, mereka akan mencapai derajat insan kamil, karena semua produk ilmu pengetahuan mereka berbuah manfaat dunia dan akhirat. 

Oleh: Barli Ibnu Syahlan Al-Hasyim
Dosen STAI Al-Musdariyah

Pesatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi Ancam Tenaga Kerja Manusia



Tinta Media - Tulisan ini adalah salah satu bentuk kerisauan kami selaku mahasiswa yang selalu skeptis akan kondisi dunia kerja hari ini. Apalagi, sekarang dunia sudah mulai berbondong-bondong menggunakan mesin ketimbang manusia. 

Hari ini manusia sudah mengalami perubahan begitu pesat, mulai dari aktivitas di lingkungan keluarga sampai dunia kerja. Tak hanya itu, perubahan ini juga berdampak pada cara manusia bertindak dan menerima informasi. 

Revolusi industri 4.0 adalah suatu perubahan yang membuat manusia tidak lagi bekerja secara ekstra karena di perubahan kali ini, teknologi-teknologi canggih semakin gencar digunakan oleh para pelaku usaha dengan harapan lebih memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Akan tetapi, ada masalah yang cukup fundamental, yaitu terkait dengan ketenagakerjaan pada setiap sektor industri. Adanya peningkatan teknologi dalam menopang produktivitas suatu industri memang sangat membantu pelaku usaha dan juga para pekerja. Namun, seiring dengan peningkatan teknologi dan kecerdasan buatan ini, manusia dibuat semakin terpojok. 

Tentu ini adalah masalah yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha dan pihak ke pemerintah.

Indonesia adalah negara yang sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat jika mengacu pada UUD 1945 dan Pancasila. Namun, melihat data yang dikeluarkan oleh BPS dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 278,8 juta jiwa pada 2023. Yang mendapatkan lapangan pekerjaan sebanyak 147,71 juta orang. Angka pengangguran pada tahun 2023 berkisar 7,86 juta jiwa.

Memang ini adalah angka yang bisa dikatakan kecil. Akan tetapi, kita harus mengetahui bahwa Indonesia terbagi atas dua sektor pekerja, yakni pada sektor formal dan sektor informal. Survei yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2023 menunjukkan bahwa pekerja informal sebanyak 83,34 juta orang dan pekerja formal sebanyak 55,29 juta orang. 

Ketika melihat survei dari BPS ini, pekerja informal sangat mendominasi. Artinya ada pemangkasan pekerja pada sektor formal. Tentu ini tak lepas dari perkembangan industri 4.0 yang mengandalkan mesin dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan produktivitas pada sebuah perusahaan atau industri.

Beberapa tokoh seperti Tesla dan Space X, mereka berpendapat bahwa penggunaan mesin dalam suatu bidang perindustrian dapat bekerja lebih cepat dan juga dapat meningkatkan produktivitas. Biayanya juga lebih rendah daripada manusia. Ini yang membuat banyak industri lebih suka menggunakan tenaga mesin. Ini juga salah satu hal yang membuat pekerja formal di Indonesia jumlahnya sedikit dibandingkan dengan pekerja informal.

Ini adalah salah satu kerisauan para mahasiswa, karena setiap tahun, kampus-kampus mengeluarkan lulusan-lulusan sarjana dari berbagai jurusan, tetapi lapangan pekerjaan tidak dapat menampung mereka untuk bekerja di setiap bidang yang mereka minati. Maka, kami sangat berharap kepada pihak pemerintah agar dapat mengintervensi pelaku usaha dalam hal pemberdayaan pekerja manusia daripada mesin.


Oleh: Diki Wahyudi Iyabu
Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo

Kamis, 08 Februari 2024

Cara Agar Semangat Menulis



Tinta Media - Seperti halnya dulu ketika belajar naik sepeda, pasti terasa sangat sulit, hanya saja ketika terus di coba dan berlatih, akhirnya akan bisa mengendarai sepeda dengan mahir, walaupun berbeda waktunya pada setiap orang. hanya saja semangat untuk bisa mengendarai sepeda membuat seseorang tetap semangat walau membutuhkan waktu lama dan banyak pengorbanan. 

Begitu pun halnya dengan menulis, banyak yang masih kesulitan menuangkan ide, gagasan, cerita dan lain-lain ke dalam bentuk tulisan. Dan ini menjadi banyak alasan yang membuat kita malas untuk menulis. 

Padahal dengan pesatnya teknologi saat ini, bisa sangan mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja, untuk membuat tulisan, dan mencari materi tulisan dari informasi yang di dapatkan dari media. Juga bisa menjadikan tulisan-tulisan penulis yang sudah terkenal untuk di pelajari polanya, seperti bagaimana judul di buat dengan sangat menarik sehingga pembaca bisa memutuskan untuk melanjutkan membaca ke paragraf selanjutnya. juga di dukung oleh paragraf pertama yang membuat pembaca tertarik untuk membaca sampai tuntas. 

Dan juga dari diri kita sendiri harus memiliki keinginan yang kuat untuk menulis sebagai salah satu cara untuk meraih kebaikan. Menjadikan qimmah ruhiyah (perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah) yang menjadi tujuan utama menulis, yang akan berdampak terus mengalirnya pahala jariyah kepada penulis ketika tulisan yang dibuat membawa kebaikan untuk pembacanya. 

Karenanya sejak hari ini mari kita niatkan dalam hati kita untuk mulai menulis, walau terasa berat, dan penuh halangan dan rintangan. Semoga Allah istiqomahkan dalam upaya terus berlatih untuk membuat karya tulis yang bisa bermanfaat. 

Semoga kelah suatu hari nanti ketika kita membaca lagi tulisan pertama kita, sudah merasa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis selanjutnya, dan di tulisan tulisan selanjutnya akan lebih banyak lagi manfaat yang akan di dapat oleh umat. 

Gogor, 6/2/24-06:18 

Oleh: Abu Azmi
Sahabat Tinta Media

Sabtu, 03 Februari 2024

Sekolah Menjadi Industri Murni



Tinta Media - Dulu, saat orang tua memiliki anak berprestasi dan lolos ujian masuk ke sekolah/kampus favorit, mereka pasti menangis bangga, penuh syukur karena anaknya dapat mengenyam pendidikan murah dan berkualitas. Hari ini, saat orang tua menerima kabar anaknya berprestasi dan masuk sekolah/kampus favorit, mereka malah menangis sedih, karena semakin berkualitas lembaga pendidikan di Indonesia semakin mahal biayanya. Ini adalah fenomena, saat sekolah dan perguruan tinggi berubah menjadi industri, mirip perusahaan yang mencari keuntungan materi murni.

Sejatinya, pendidikan adalah tanggung jawab negara. Program wajib belajar harus dibarengi dengan gratisnya biaya pendidikan, bahkan bila ada anak yang berprestasi, tidak hanya biaya gratis di sekolah/kampus favorit, mereka diberi uang saku dan uang akomodasi selama pendidikan. Tentu saja itu hanya ada di Daulah Islam, bukan di negara sekuler kapitalis seperti saat ini, apalagi di negara komunis.

Oleh: Barli Ibnu Syahlan Al-Hasyim
Dosen STAI Al-Musdariyah Kota Cimahi

Demo Kades, Suara Warga atau Suara Hati?



Tinta Media - Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para Kades (Kepala Desa) yang terjadi di depan gedung MPR/DPR RI pada 31 Januari 2024, berakhir ricuh. Para demonstran menuntut Revisi UU Desa. Dalam Revisi tersebut, Apdesi mengusulkan agar masa jabatan kepala desa diubah menjadi 9 tahun, serta dapat diemban selama 3 periode, sehingga bisa menjabat selama maksimal 27 tahun. Selain itu, Apdesi juga menuntut peningkatan alokasi anggaran desa menjadi 10 persen dari APBN. 

Tidak ada perwakilan anggota dewan yang keluar gedung pun, memancing emosi para demonstran sehingga tindakan anarkis tidak dapat dihindarkan. Akibatnya, beberapa tembok dan besi pagar gedung MPR/DPR RI mengalami kerusakan. Pelemparan batu pun dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, menyebabkan adanya korban yang mengalami luka di bagian kepala. Petugas keamanan pun mengamankan beberapa orang yang dianggap sebagai provokator kericuhan.  

Sebagian masyarakat menilai peristiwa ini harusnya tidak terjadi, Kepala Desa yang dianggap sebagai pemimpin warga tidak memberikan contoh yang baik di hadapan publik. Apalagi disertai dengan tindakan anarkis yang dianggap tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin. Haus akan jabatan, dianggap masyarakat penyebab terjadinya hal tersebut. Sebagian di wilayah lainnya pun, masyarakat yang tidak setuju akan revisi UU yang ada. Hal tersebut lantaran masih ditemukannya kinerja Kepala Desa yang tidak mumpuni bahkan condong menjadikan jabatan sebagai lahan basah meraup keuntungan pribadi.  

Sistem aturan liberalis kapitalis yang masih diberlakukan, menjadikan segala sesuatunya hanya untuk mengejar materi dan kepentingan sebagian kelompok. Merampas segala hak rakyat menghalalkan segala cara untuk ambisi yang dikejar. Sehingga aksi demonstrasi yang ada dianggap bukanlah untuk memenuhi suara rakyat namun suara hati pribadi untuk ambisi akan mempertahankan jabatan yang diemban namun abai terhadap kewajiban. Maka, sudah seharusnya ada perubahan terhadap aturan yang ada. Aturan yang mampu menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai hal utama, memunculkan para pemimpin yang amanah bukan hanya dalam lingkup daerah namun juga seorang pemimpin negara.  

Islam dengan aturannya, mempunyai aturan menyeluruh terhadap problematika kehidupan. Hukum yang mampu menjadikan para pengembannya amanah terhadap kewajiban. Hukum sanksi yang tegas, menjadikan oknum yang tidak bertanggungjawab jera terhadap perbuatannya. Sehingga kehidupan masyarakat yang sejahtera dapat terlaksana. 

Oleh: Putri YD
Sahabat Tinta Media

Jumat, 02 Februari 2024

Sistem yang Makin Mempersulit

Tinta Media - Pada tahun 2023, puluhan ribu orang telah menjadi korban PHK dan pada awal tahun 2024 pun muncul pemberitaan di media sosial yang viral pasalnya PT. Hung-A Indonesia melakukan PHK atas ribuan  pekerjanya karena akan menutup operasional mulai Februari 2024 dan pabrik ban asal Korea Selatan itu tengah berencana beralih ke Vietnam yang akan jadi lokasi baru untuk membangun pabriknya.

Selain relokasi, banyaknya penutupan perusahaan pun menjadi salah satu faktor penyebab maraknya PHK. Alasan keterpaksaan perusahaan menutup usahanya karena banyaknya barang Impor yang murah masuk ke Indonesia dan juga perlambatan ekonomi di negara-negara tujuan utama pasar ekspor Indonesia yang berujung terjadinya penumpukan stok, di tambah lagi adanya modernisasi mesin pabrik yang bisa menekan biaya produksi.

Adanya arus gelombang PHK besar-besaran ini semakin menambah panjang gagalnya sistem yang ada. Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memakai sistem ekonomi Kapitalisme sangat lamban menanggulangi masalah ini. Tidak adanya ketegasan untuk menghentikan arus impor pun (terutama yang ilegal) alih-alih melakukan operasi pasar barang ilegal, tentu saja ini sangat berdampak bagi perusahaan yang berorientasi pasar lokal.

PHK marak dimana-mana adalah bukti buruknya situasi ekonomi dunia termasuk Indonesia, buruknya situasi ekonomi tidak lepas dari penerapan sistem ekonomi Kapitalisme yaitu sistem para pemilik modal yang landasan ekonominya hanya berorientasi pada untung dan rugi. Inilah potret egoisme sistem ekonomi Kapitalisme yang hanya menyelamatkan perusahaan namun abai dengan nasib para pekerjanya. Tentu saja dengan adanya PHK akan sangat menambah penderitaan dan mempersulit kehidupan rakyat, di tambah lagi dengan tidak adanya jaminan dari Negara.

Sementara di dalam Islam, fungsi penguasa adalah memelihara urusan umat dan penguasa akan berusaha keras untuk menyediakan berbagai lapangan kerja bagi rakyatnya dan akan menjamin jalur perolehan harta bagi setiap individu rakyat selain dari hasil bekerja.

Sampai kapan kita harus bertahan dengan sistem buatan manusia yang makin menyengsarakan ini ? Sudah saatnya kita menyadarkan umat dengan cara beramar makruf dan memahamkan kepada umat bahwa hanya sistem Islamlah yang mampu memberikan jaminan terbaik bagi rakyat di seluruh dunia.
Wallahu a'lam bish shawwab 

Sumber: MNews/Opini, 24 Januari 2024. "PHK Masal, Buah Buruk Sistem Gagal" Oleh: Nindira Aryudhani S.Pi M.Si

Oleh: Ummu Arkaan
Sahabat Tinta Media 

Selasa, 23 Januari 2024

Banjir dan Tanah Longsor

Tinta Media - Ironis sekali banjir kembali terjadi tepatnya di kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang. yang terdampak banjir kurang lebih 2000 warga, jumlah tersebut bisa terus bertambah karena masih banyak warga yang belum terdata secara akurat. 

Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sungai Cikapundung tidak mampu menampung debit air yang tinggi, sehingga tanggul pembatas menjadi jebol. Luapan air menerjang rumah-rumah penduduk dan meluas ke ketiga kecamatan tersebut. Buruknya drainase juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. 

Selain itu di daerah dataran tinggi pun saat ini tidak luput dari banjir karena sudah tidak ada lagi lahan-lahan resapan air, banyak pohon-pohon ditebangi dan dibangun perumahan-perumahan elite sehingga memicu terjadinya banjir bandang dan tanah longsor. Pembebasan lahan yang begitu mudah hanya untuk kepentingan segelintir orang terus dilakukan tanpa memperhatikan akibat kedepannya yang akan dihadapi masyarakat secara luas. 

Bencana banjir yang berulang kali terjadi harus mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak baik individu, masyarakat maupun negara. Pemerintah harus melakukan pembenahan tata kelola ruang, menyediakan daerah resapan air serta adanya kesadaran masyarakat yang tinggi untuk tidak membuang sampah ke sungai, semua ini tidak akan terwujud ketika asas manfaat dijadikan standar kehidupan. Maka dari itu hanya dengan penerapan Islam secara kaffah yang mampu mewujudkan kehidupan yang damai, aman, adil dan sejahtera. Wallahua'lam bishowab 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Oleh: Indun Triparmini 
IRT - Bojongsoang

Banjir dan Tanah Longsor

Tinta Media - Ironis sekali banjir kembali terjadi tepatnya di kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang. yang terdampak banjir kurang lebih 2000 warga, jumlah tersebut bisa terus bertambah karena masih banyak warga yang belum terdata secara akurat. 

Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sungai Cikapundung tidak mampu menampung debit air yang tinggi, sehingga tanggul pembatas menjadi jebol. Luapan air menerjang rumah-rumah penduduk dan meluas ke ketiga kecamatan tersebut. Buruknya drainase juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. 

Selain itu di daerah dataran tinggi pun saat ini tidak luput dari banjir karena sudah tidak ada lagi lahan-lahan resapan air, banyak pohon-pohon ditebangi dan dibangun perumahan-perumahan elite sehingga memicu terjadinya banjir bandang dan tanah longsor. Pembebasan lahan yang begitu mudah hanya untuk kepentingan segelintir orang terus dilakukan tanpa memperhatikan akibat kedepannya yang akan dihadapi masyarakat secara luas. 

Bencana banjir yang berulang kali terjadi harus mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak baik individu, masyarakat maupun negara. Pemerintah harus melakukan pembenahan tata kelola ruang, menyediakan daerah resapan air serta adanya kesadaran masyarakat yang tinggi untuk tidak membuang sampah ke sungai, semua ini tidak akan terwujud ketika asas manfaat dijadikan standar kehidupan. Maka dari itu hanya dengan penerapan Islam secara kaffah yang mampu mewujudkan kehidupan yang damai, aman, adil dan sejahtera. Wallahua'lam bishowab 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Oleh: Indun Triparmini 
IRT - Bojongsoang

Kamis, 18 Januari 2024

Urgen Mitigasi Agar Tabrakan Kereta Tak Terus Berulang



Tinta Media - Pada Jumat tanggal 5 Januari 2024 pukul 06.03 WIB tabrakan kereta kembali terjadi, kecelakaan terjadi di jalur tinggal km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur dengan Stasiun Cicalengka Jawa Barat, antara kereta Commuter line Bandung Raya dengan Kereta Api Turangga. Tentu saja pemberitaan ini menggemparkan publik, berita ini tidak hanya viral di dalam negeri tetapi media asing pun memperbincangkan kejadian kecelakaan tersebut, salah satunya adalah Agence France Presse (AFP). AFP selain melaporkan jumlah korban tewas dan luka juga memberikan kritik terkait berulangnya kecelakaan transportasi di Indonesia. 

Adanya kecelakaan kereta yang kembali terulang seharusnya bisa menjadikan bahan evaluasi untuk pemerintah. Apakah penyebabnya human error atau adanya sistem error ? Media asing pun membahasnya bahwa sistem per kereta apian di Indonesia sudah sangat lawas. 

Sungguh sangat miris di saat pemerintah jorjoran membangun proyek prestisius yang tidak terlalu urgen dengan puluhan triliun tetapi tidak ada perhatiannya dengan infrastruktur kereta api yang masih uzur, padahal ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Moda transportasi ini sangat butuh untuk di perhatikan demi keselamatan banyak pihak, baik penumpang, petugas maupun masyarakat sekitar. 

Sudah seharusnya pemerintah lebih bertanggung jawab untuk memberikan jaminan keselamatan transportasi bagi warga negaranya. Sebab, keamanan merupakan hak dasar rakyat dan negara wajib memenuhinya. Tapi ini semua tidak akan terealisasi selama sistem yang dipakai adalah sistem demokrasi kapitalisme. Di sistem ini penguasa membuat kebijakan bukan untuk kemaslahatan rakyatnya tetapi hanya untuk mengambil keuntungan. Tentu saja ini hanya menguntungkan segelintir pemilik modal. 

Berbanding terbalik dengan sistem kapitalisme, di sistem Islam negara sangat bertanggung jawab menyediakan sistem dan sarana transportasi yang aman. Islam sangat menghormati nyawa manusia sehingga akan optimal dalam menjamin keselamatan penumpang dalam berbagai kondisi. Hal ini terjadi karena pemimpin dalam Islam memahami bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya baik di dunia maupun akhirat. 

Sudah menjadi tugas kita untuk mengembalikan kehidupan pada sistem yang menerapkan Islam secara Kaffah, dengan beramar makruf nahi munkar. Karena hanya dengan menerapkan sistem Islam maka kesejahteraan, keselamatan dan jaminan hidup bisa terpenuhi dengan sempurna. 

Wallahu a'lam bi ash-shawwab 

Sumber:
MuslimahNews (Opini) "Tabrakan Kereta Berulang, Mitigasi Harus Kencang" oleh Nida Alkahfi, 9 Januari 2024.


Oleh: Ummu Arkaan
Sahabat Tinta Media 

Sulitnya Mendidik Anak



Tinta Media - Sebagai orang tua wajib mendidik anak, mengarahkan mereka menjadi pribadi yang siap  mengemban taklif. Salah satu yang menjadi kewajiban kita adalah bagaimana melahirkan anak-anak dan putra-putri kita sebagai hamba Allah yang bertanggung jawab terhadap dirinya. Bertanggung jawab  terhadap keluarganya, yang penting bagaimana mereka menjadi pribadi, generasi yang bertanggung jawab terhadap umatnya, terhadap bangsanya. Itulah tanggung jawab kita sebagai pendidik. 

Di era sekarang, kita dicengkeram oleh sistem yang zalim, sistem yang rusak dan merusak  yaitu kapitalis  liberalisme. Mendidik anak itu menjadi suatu yang  luar biasa sulitnya. Mau mengarahkan mereka untuk tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah, seperti pacaran, berbohong masih ditawar. 

Pendidikan saat ini sudah jauh dari Islam. Yang dipentingkan hanya skill dan cepat lulus, bisa  bekerja dan menghasilkan uang. Kenyataannya output keluaran  sekolah tidak sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya. Mengenai tanggung jawab birul walidain, amar makruf untuk berdakwah tidak ditekankan. Tidak boleh melihat kemaksiatan terus berlangsung. Bahkan ada anak yang diperkerjakan, tentu akan semakin berat menanggung beban yang diberikan kepadanya. Tanggung jawab orang tuanya untuk melatih keilmuannya. 

Oleh: Krisnawati, S.Pd.
Praktisi Pendidikan

Rabu, 17 Januari 2024

Bani Israil Kaum Pembangkang



Tinta Media - "Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil." Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang- orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia. Laksanakanlah sholat dan zakat." Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari) kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu ( masih menjadi) pembangkang." 

(QS : Al- Baqarah : 83) 

Sudah jelas dalam Al-Quran, surat Al- Baqarah ayat 83, Allah Subahanallah wata' ala membuat perumpamaan, bagaimana buruknya akhlak Bani Israil. 

Jadi Bani Israil dulu sudah diambil janji ( sumpah ) oleh Allah Ta'ala untuk menepati janjinya, yaitu : 

1. Tidak menyembah selain Allah.
2. Berbuat baik kepada kedua orang tua.
3. Berbuat baik kepada kerabat.
4. Berbuat baik kepada anak yatim
5. Berbuat baik kepada orang-orang miskin.
6. Bertutur kata yang baik.
7. Menunaikan sholat.
8. Membayar zakat. 

Namun janji tersebut diingkari ( tidak ada yang dilaksanakan ), mereka berpaling bahkan melakukan sebaliknya, mereka Bani Israil berbuat kerusakan di muka bumi, menyembah selain Allah, menuduh Allah punya anak ( Uzair anak Allah, kata mereka ), membunuh Nabinya, tidak taat, membunuh manusia. 
Astaghfirullahal Adhzim, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini. Alquran adalah Pedoman dan Tuntunan bagi kita umat Islam, agar kita senantiasa membaca dan mentadaburi Isi dari kandungannya. 

Begitulah juga yang terjadi dengan yang kita lihat hari ini, kita masih di perlihatkan tontonan yang menghujam hati sanubari kita. Di mana kekejaman dan kebengisan Kaum Bani Israil adalah contoh terburuk yang di  tuliskan dalam Alquran. Membuat fakta- fakta palsu, menyebarkan fitnah- fitnah kepada kaum muslimin, seolah mereka dalam kebenaran, padahal sudah jelas merekalah yang mengusir orang- orang Palestina. 

Membunuh dengan sadis, menghancurkan bumi Palestina dengan kebrutalan dan tidak berperikemanusiaan, sesungguhnya kaum Bani Israil adalah kaum yang berdiri di muka bumi dengan penuh kesombongan, mereka adalah kaum pembangkang yang tidak patuh kepada Allah Subahanallahu  wata'ala, Dan hanya sedikit yang patuh kepada Nabinya. 

Masihkah kita diam dengan semua kekejaman mereka, teruslah berjuang, walau hanya lewat sebuah tulisan, jangan pernah lelah menyuarakan kebenaran. Ayo bangun! lantangkan suara, untuk kemerdekaan Palestina, setidaknya itu yang bisa lakukan, agar Bumi Anbiya bebas dari para penjajah Zionis Israil laknatullah. Wallahu A' lam Bishawab. Allah Akbar. 

Oleh: Ayu Diyah
Sahabat Tinta Media

Kamis, 11 Januari 2024

PHK Massal Membludak, Bukti Sistem Ekonomi Kapitalis yang Rusak

*l


Tinta Media - Dilansir dari CNBC Indonesia (29/12/2023), bahwa perusahaan survei _Resume Builder_ di tahun 2024 ini memperkirakan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Hal ini didapat berdasarkan tanggapan lebih dari 900 perusahaan pada bulan ini. 

Alasan dari PHK tersebut adalah untuk mengantisipasi resesi yang tujuannya menjaga pengusaha supaya tidak merugi. Selain itu, ada juga yang karena tidak mampu menghadapi serbuan produk impor dan masalah perlambatan ekonomi negara dengan tujuan ekspor juga termasuk kemajuan Al. 

Masalah tersebut jelas membuktikan bahwa sistem ekonomi kapitalis yang diadopsi negara saat ini yang rusak, karena tanpa memedulikan nasib para pekerjanya. Juga, dalam kapitalis menggunakan paradigma siapa yang kuat dialah yang menang. Sehingga, hanya mengedepankan kepentingan dan mengutamakan keselamatan perusahaannya saja. Dampaknya lagi-lagi para pekerja yang jadi korban PHK. 

Tidak dipungkiri memang begitulah hidup dalam kubangan sistem ekonomi kapitalis yang berasaskan manfaat. Tenaga para pekerja dalam perusahaan hanya diandalkan jika dibutuhkan saja. Sebaliknya, jika keahlian dari pekerja sudah tidak dibutuhkan lagi atau mungkin ada yang lebih canggih, maka perusahaan tidak segan langsung mengeluarkan pekerjanya, walaupun harus dengan jumlah yang sangat besar. 

Di sisi lain negara malah justru tidak berperan sebagai pelindung bagi rakyat. Seharusnya, negara menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai. Ini diakibatkan dari pengelolaan SDA yang diserahkan kepada asing. Sehingga, mengurangi peluang akan terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 

Oleh sebab itu, butuh solusi tepat dan cepat untuk mengatasi segala problem dalam kehidupan masyarakat. Hanya Islam yang mampu menjamin ketenangan dan kesejahteraan bagi rakyat. Dengan melalui berbagai mekanisme yang sudah dirangkai dalam sistem ekonomi Islam. Islam akan menyediakan lapangan pekerjaan serta mampu mengantisipasi kemajuan teknologi sehingga lapangan kerja bagi rakyat tetap ada. Saatnya mengganti sistem kapitalis yang rusak dengan diterapkannya aturan Islam yang membawa ketenangan dan keberkahan. InsyaAllah. []


Oleh: Mariyam Sundari 
(Penyiar/Jurnalis Ideologis)

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab