Tinta Media: sistem salah
Tampilkan postingan dengan label sistem salah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sistem salah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 November 2023

DALAM SISTEM YANG SALAH, PEMUDA BISA APA?



Tinta Media - “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Kutipan singkat pidato Bung Karno yang hingga kini masih aksis di telinga masyarakat. Dari kutipan tersebut terselip arti mendalam tentang peran pemuda dalam kemajuan dunia. 

Dalam peringatan hari Sumpah Pemuda tahun ini, Presiden RI, Joko Widodo memaparkan mengenai peluang besar dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Beliau juga mengajak masyarakat bersama memajukan Indonesia. Demi mewujudkan kemajuan tersebut Joko Widodo menekankan bahwa bangsa harus mampu memanfaatkan peluang besar berupa demografi yang memuncak saat penduduk usia produktif meningkat melaui dua strategi utama, yaitu mempersiapkan sumber daya manusia untuk memasuki pasar tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi serta meningkatkan  nilai tambah dan kesejahteraan rakyat melalui eksploitasi sumber daya alam yang dimilliki. (beritasatu.com)

Sumpah pemuda adalah suatu hal sakral, namun sayang saat ini hal tersebut hanya bak sampah yang dibuang dan dilupakan. Pasalnya, dari tahun ke tahun peringatan Hari Sumpah Pemuda ini hanya dijadikan ajang saremonial semata yang digunakan untuk menggerus potensi besar pemuda sebenarnya. Melihat respon dari peluang besar perkembangan penduduk, strategi yang disuguhkan terkesan hanya berpihak pada kepentingan sebagian golongan saja. 

Dari strategi yang disuguhkan itu, tampak jelas bahwa generasi sengaja diarahkan dan dijadikan sebagai roda penggerak perekonomian negara. Hal ini sama saja dengan proses pembajakan potensi pemuda, seharusnya pemuda itu dibentuk menjadi generasi penerus estafet kepemimpnan dengan ide-ide cemerlang mereka, malah dijadikan sebagai program pemberdayaan ekonomi. Pemuda sengaja dieksploitasi demi kepentingan para pemilik modal, dengan iming-iming yang besar.

Di samping itu, sistem pendidikan model kapitalis sekuler, menghasilkan generasi yang krisis dalam berpikir, individualis dan buta dengan keadaan sekitar. Memfokuskan hidup hanya untuk mengejar kehidupan dunia. Standar kebahagiaan semu menghasilkan jiwa pemuda bermental lemah. Diakibatkan sifat berpikir yang pragmatis menjadikan pemuda dengan mudahnya mengadopsi ide-ide barat yang menyesatkan pemikiran dan jauh dari ajaran agama. Gambaran pemuda dengan intelektualitas hanya sekedar ilusi di tengah sistem saat ini. 

Peran pemuda sebagai pembangun peradaban tidak akan terealisasikan jika terus bertumpu di atas sistem yang salah. Potensi luar biasa yang dimiliki pemuda hanya akan terus tergerus dan sengaja di gerus demi melangsungkan keuntungan para oligarki. Kehilangan jati diri akibat standar kebahagiaan bertumpu pada kesenangan duniawi. 

Pemuda butuh sistem yang mampu mengayomi, serta memperhatikan peran terbaiknya bagi peradaban. Mengarahkan potensi yang dimiliki untuk membangun peradaban mulia dan melindungi ummat. Memiliki syakhsyiah islamiyah yang mampu menyelesaikan berbagai problematika hidup sesuai dengan aturan Islam serta mampu memanfaatkan intelektualitas yang dimiliki untuk memberkan solusi pada dunia. Sebuah perubahan yang besar, membutuhkan kekuatan yang besar pula.

Permasalahan yang dihadapi oleh generasi saat ini adalah permasalahan yang sistemik. Tidak dapat diselesaikan hanya melalui individu-individunya saja, pemuda harus sadar akan potensi besar yang mereka miliki.  Membangun pemuda menjadi pencetak sekaligus pemimpin peradaban mulia, murni tugas negara. Negara harus menjamin mulai dari pendidikan yang berlandaskan akidah Islam, lingkungan terbaik untuk membentuk kepribadian, tsaqofah-tsaqofah islam, hingga jaminan hidup finansial, seluruhnya difasilitasi oleh negara. Gambaran seluruh kemudahan tersebut hanya ada pada negara yang menerapkan sistem Islam secara sempurna. Sistem yang telah berhasil mencetak ribuan pemuda berkeprbadian serta berpemikiran Islam.

Oleh : Olga Febrina
Mahasiswi, Pegiat Literasi & Aktivis Dakwah
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab