Pahala Tak Terputus, Meski Umur Kita Pupus
Tinta Media - Umur kita sangat terbatas, padahal “bekal” amal baik menuju akhirat masih sedikit dan kurang berkualitas. Apakah ada sebuah aktivitas, yang akan menambah “bekal” akhirat kita, yang mendatangkan pahala tidak terputus, meski umur kita telah pupus? Ya, tentu ada. Menulislah! Menulis sebagai wasilah (sarana) berdakwah Islam.
Aktivitas menulis kita jadikan sebagai sarana dakwah Islam, tidak kalah penting dengan aktivitas dakwah secara lisan. Salah satu kelebihan dakwah melalui tulisan adalah dakwahnya dapat dibaca dan diamalkan jutaan orang, baik pada zamannya atau zaman setelahnya, yang artinya berpeluang mendapatkan pahala kebaikan yang banyak dan tidak terputus.
Bagi sebagian banyak orang, aktivitas menulis bukan perkara mudah. Memerlukan energi yang besar untuk menulis satu paragraf sekalipun. Karenanya perlu sering latihan dan uji coba serta tidak mudah putus asa ketika deadline tiba. Selain itu penulis harus memperbanyak bahan bacaan agar wawasannya semakin luas. Dan tak kalah penting adalah seorang penulis memiliki seorang mentor atau pembimbing yang dapat membimbing dirinya agar kualitas dan isi tulisannya semakin baik, berbobot dan menggugah pembaca mengamalkan isi tulisannya.
Nah pertanyaannya sekarang bagaimana jika penulis terhinggap rasa malas atau mungkin stres karena deadline yang begitu ketat. Ya benar, hal ini dialami para penulis, meski penulis senior sekalipun. Maka inilah beberapa kalimat yang mudah-mudahan akan membuat kita kembali bersemangat dalam menulis yakni ketika membaca kalimat-kalimat di bawah ini, di antaranya :
Pertama, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mengajak kepada petunjuk maka dia mendapat pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, namun tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun. Barang siapa mengajak tersesat, maka dia mendapat dosa seperti dosa orang yang ikutilah dia, namun tanpa mengurangi sedikit pun dosanya” (HR Muslim)
Kedua, Nabi SAW bersabda, “Lindungi ilmumu dengan menulis” (Shahih al-Jami’)
Ketiga, Sesungguhnya bila menulis dengan tujuan melestarikan ilmu, tentu mendapatkan pahala; pahalanya juga akan bertambah bila dimaksudkan untuk dijadikan pelajaran dakwah; pahalanya akan terus bertambah dari setiap orang yang membacanya dan mendapat pencerahan dan mengamalkan tulisannya tadi meskipun penulis sudah meninggal dunia.
"Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat" (Imam Syafi'i). Mudah-mudahan perkataan Imam Syafi’i ini dapat memberikan semangat saya membagi ilmu bermanfaat lewat tulisan.
Dakwah adalah kewajiban para Nabi dan Rasul, Rasulullah SAW berdakwah hingga Islam tersebarluas di muka bumi. Sebagai orang yang mengaku taat, cinta dan meneladan Rasulullah SAW, maka saya juga berdakwah dengan cara melalui tulisan saya. Semoga tulisan saya bermanfaat bagi umat.
Satu hal penting lain yakni kita sebagai penulis dapat memilih tema tulisan tertentu atau tema tulisan yang beragam. Tema beragam di antaranya pendidikan, ekonomi, politik, parenting, remaja, hubungan internasional, pemerintahan, teknologi, lapangan kerja, kepribadian Islam. Saya sendiri secara pribadi berupaya menulis dengan tema beragam dikarenakan Islam membahas dan memberikan solusi terhadap tema-tema tersebut dan saya ingin terus menambah wawasan saya dengan menulis dalam beragam tema seperti di atas.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Yuk, mari ikut menulis sebagai bagian dari sarana dakwah Islam, mudah-mudahan kita mendapatkan pahala tak terputus dari tulisan kita, meski umur kita telah pupus. Aamiin.
Oleh: Yasirli Amri
Penulis Dakwah Mabda’i