Tinta Media: pidato jokowi
Tampilkan postingan dengan label pidato jokowi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pidato jokowi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Agustus 2023

Pidato Kenegaraan Jokowi, UIY: Usaha Melarikan Diri dari Berbagai Persoalan?

Tinta Media - Cedekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) berpandangan, tidak salah kalau ada yang menilai bahwa isi Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi pada Rabu (16/8/2023) sebagai usaha melarikan diri dari berbagai persoalan.

"Tidak salah kalau ada yang  menilai bahwa ini semacam usaha untuk menyelamatkan diri atau melarikan diri dari tanggung jawab atas berbagai persoalan yang nyata-nyata dilihat oleh rakyat," ujarnya dalam program Fokus to The Point: Rakyat Sambat, Pemimpin Curhat, di kanal YouTube UIY Official, Senin (21/8/2023).
 
UIY menuturkan, momen pidato kenegaraan mestinya dijadikan kesempatan yang sangat penting untuk menjelaskan bagaimana perjalanan negara ini?
"Apa persoalan yang tengah dihadapi? Apa masalah utamanya? Kemudian apa yang sudah dilakukan? Sudah berjalan seperti apa? Hambatannya apa?  Lalu, kira-kira bakal seperti apa pada waktu mendatang?" tuturnya.
 
Ia lantas menjelaskan, dari sana kemudian rakyat akan mengerti kondisi real negara ini dan apa saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
 
"Rakyat berhak untuk mengerti, karena mereka adalah bagian paling penting dari negara ini," jelasnya.
 
Bukan hanya berhak, kata UIY, tapi rakyat juga wajib mengetahuinya, karena rakyat jugalah yang akan turut menentukan perjalanan bangsa dan negara ini ke depan
 
"Tetapi, jika pidato Presiden kemudian lebih banyak porsi membicarakan dirinya lalu apa yang bisa diketahui oleh rakyat?" tanyanya.
 
Padahal dalam konstruksi konstitusi di negeri ini, kata UIY, presiden adalah sebagai kepala negara dan pemerintahan.
 
"Karena itu, mestinya dia pidato terkait dengan dua kedudukan itu, masalah negara dan masalah pemerintahan," ucapnya.
 
Ia pun menegaskan, presidenlah orang yang paling punya wewenang, sekaligus juga paling bertanggung jawab terhadap perjalanan negara ini. "Dan juga terhadap laju tidaknya dan baik buruknya pemerintahan di negeri ini," tegasnya.
 
Menurutnya, sungguh tidak layak jika momen yang sangat istimewa itu, yang dihadiri oleh anggota DPR bahkan juga anggota MPR, kemudian disaksikan oleh puluhan juta rakyat Indonesia yang mengikutinya melalui media,  dia (Jokowi) berbicara tentang sesuatu yang fokus pada dirinya.
 
"Apakah ini ada upaya menutupi janji-janji yang selama ini pernah diungkap?" pungkasnya.[] Muhar

Rabu, 23 Agustus 2023

Pidato Kenegaraan Presiden, UIY: Usaha untuk Eskapisme?


Tinta Media - Menyoroti pidato kenegaraan presiden Jokowi, Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menduga ada semacam usaha untuk eskapisme.

 
“Karena dia tidak membicarakan perihal negara dan pemerintahan, lebih banyak bicara tentang dirinya, maka tidak salah kalau orang menilai, bahwa ini semacam usaha untuk eskapisme,” ujarnya di acara Focus To The Point: Rakyat Sambat, Pemimpin Sambat,  di kanal Youtube UIY Official, Senin (21/8/23) 
Eskapisme, jelasnya,  semacam usaha untuk menyelamatkan diri atau melarikan diri dari tanggung jawabnya atas berbagai persoalan yang nyata-nyata terlihat oleh rakyat.
 
UIY mencontohkan masalah korupsi, dimana presiden tidak menyinggung terkait masalah korupsi.
 
 
“Padahal persoalan korupsi itu adalah persoalan yang paling banyak disorot dari orang tua hingga remaja. Tapi presiden pada kesempatan yang luar biasa justru menghindar dari membicarakan soal itu,” ucapnya.
 
UIY menduga,  ada dua alasan rezim mengabaikan masalah korupsi ini. “Pertama, karena dia tidak bisa  menyaksikan korupsi itu sudah begitu rupa,” ungkapnya.
 
Kedua, lanjutnya,  Jokowi menyadari bahwa tidak ada yang dilakukan secara perform terhadap usaha untuk mengatasi korupsi itu. “ Alih-alih memberantas, yang ada justru semacam pembiaran,” sesalnya.
 
Mengutip dari banyaknya pengamat ekonomi, UIY  mengungkapkan banyak korupsi dilakukan oleh kalangan dari orang terdekat rezim saat ini.
 
“Seperti misalnya kasus atau skandal ekspor sekian juta nikel itu, itu dilakukan oleh orang dekatnya, dan dia tidak pernah membicarakan itu,” cetusnya.
 
 Keputusan-Keputusan Politik
 
UIY juga menyayangkan, hasil keputusan-keputusan politik  tentang hadirnya  proyek-proyek yang dinilai rakyat tidak mengerti alasan kehadiran dari proyek-proyek tersebut.
 
“Kenapa harus ada kereta cepat, kenapa ibukota harus cepat pindah, dan sebagainya, itu tak terjelaskan sampai ini hari. Jadi rakyat itu hanya disuguhi oleh keputusan-keputusan politik, yang mereka tahu bahwa ini tidak sepenuhnya mewakili aspirasi rakyat,” katanya miris.
 
Ia melanjutkan, memang betul secara politik keputusan itu  legal karena diputuskan oleh wakil rakyat. Tetapi secara substansial, rakyat banyak sekali mempersoalkannya.
 
Salah satu hal penting dari pemimpin negara itu menurutnya adalah menciptakan kohesivitas di tengah masyarakat.
 
“Saya kira ini sebuah kerugian besar dan pengabaian luar biasa terhadap tanggung jawab penting dari kepala negara untuk melakukan integrasi sosial. Yang ada justru fragmentasi sosial.  Ini saya kira beberapa poin yang patut dipertanyakan dalam pidato ini,” pungkasnya . [] Setiyawan Dwi
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab