Tinta Media: perlawanan
Tampilkan postingan dengan label perlawanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perlawanan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 Agustus 2023

Rencana Aksi 10 Agustus, Perlawanan terhadap Kezaliman


 
Tinta Media - Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana menilai, aksi yang akan digelar oleh  KASBI  (Konggres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) bersama Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK)  10 Agustus mendatang sebagai perlawanan terhadap kezaliman.
 
“Yang menjadi substansi utama dari aksi atau rencana aksi tanggal 10 Agustus itu nanti adalah perlawanan terhadap kezaliman,” ungkapnya di Perspektif PKAD: Aksi Buruh 10 Agustus di Tengah Rencana Relawan Jokowi & Noeldoko Atas RG, melalui kanal You Tube PKAD Jumat (4/8/2023).
 
Menurut Erwin, buruh ini hanya salah satu komponen saja di tengah masyarakat yang menyuarakan perlawanan terhapa kezaliman, yang sebelumnya juga sudah disuarakan oleh banyak kalangan.
 
“Bagaimana para dokter turun ke jalan, para profesor menuntut keadilan. Kalau mahasiswa sudah tidak terhitung lagi turun ke lapangan menuntut keadilan,” tandasnya.
 
Profesor, lanjutnya, dalam struktur masyarakat itu kaum elit. Artinya perlawanan terhadap kezaliman ini bukan lagi pada tataran masyarakat marginal. “Ini conform(sesuai) pasti negeri ini sedang tidak baik-baik saja,” ulasnya.
 
Ideologis
 
Erwin tidak menampik kesadaran masyarakat terhadap kezaliman sudah mengalami kemajuan secara konsep, namun ia berharap, seharusnya kesadaran itu sampai pada tataran paradigmatik dan ideologis ke mana negeri ini akan dibawa.
 
“Ini merupakan bentuk kesadaran yang terbentuk secara alamiah akibat masyarakat itu sering dizalimi. Pada akhirnya kita tidak cukup hanya sebatas pergantian orang. Yang kita inginkan adalah kesadaran pada level yang lebih mendalam lagi yakni pada level ideologis dan juga paradigmatik,” harapnya.
 
Penjaga
 
Erwin mengingatkan, bahwa ekosistem ketatanegaraan sekalipun buruk pasti ada penjaga yang menjadi pilar pokok dari sistem tersebut.
“Siapa yang menjadi penjaga sistem sekuler kapitalistik sekarang ini? Yang menjadi penjaganya adalah mereka yang  menguasai media, mereka yang  menguasai capital,  mereka memiliki akses terhadap regulasi yang bisa membuat regulasi sesuai dengan kepentingan dia . Merekalah oligarki,” bebernya.
 
Jadi, ucapnya, tantangan ke depan adalah oligarki yang menguasai sistem itu. “Tantangan ini tidak ringan, tapi bisa diatasi dengan kesadaran masyarakat. Masyarakat yang sadar akan mampu melawan segelintir orang yang pro status qou atau penjaga sistem ini,” yakinnya.
 
Erwin sangat yakin, jika masyarakat telah memiliki kesadaran ideologis, kekuatan oligarki, kekuatan kapitalis akan menjadi rapuh ditengah lautan masyarakat yang sadar.
 
Konsolidasi
 
Untuk mencapai itu semua, kata Erwin, masyarakat perlu konsolidasi. Bukan sekedar konsolidasi wadah tapi konsolidasi ideologi, konsolidasi pemikiran.
 
“Harus ada semacam kesadaran yang sama berkaitan dengan masalah, tapi kita enggak boleh berhenti sampai di situ, kita harus lanjutkan kepada kesadaran yang sama berkaitan dengan solusi dari masalah yang ada, ini yang paling penting,” jelasnya.
 
Menurutnya, ideologi yang terbaik sebagai solusi hanyalah ideologi Islam. “Tidak ada yang lebih baik selain kita mengimplementasikan Islam secara totalitas dalam kehidupan,” tegasnya.
 
Meski demikian, lanjutnya, mengambil solusi Islam bukan berarti harus satu wadah. “Silakan wadahnya apa saja, tapi menuju kepada satu titik perubahan  ideologi yang sama, yang  akan mengakhiri kezaliman, yaitu dengan  penerapan Islam secara totalitas dalam kehidupan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun.
 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab