Tinta Media: pendidikan politik
Tampilkan postingan dengan label pendidikan politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan politik. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Desember 2023

Pendidikan Politik Hanya untuk Mendulang Suara




Tinta Media - Partai politik diminta memberikan pendidikan politik yang sebenarnya oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Bandung, terlebih kepada masyarakat yang belum paham tentang cara berpolitik yang baik. 

Ketua KPU Kabupaten Bandung Syam Zamiat Nuryamsi, Jum'at (17/11), mengatakan bahwa KPU akan selalu siap untuk memberikan pemahaman politik seandainya dibutuhkan oleh parpol ataupun Pemkab Bandung. Menurut ketua KPU, tujuan diberikan pendidikan politik ini, agar nantinya masyarakat dapat menyalurkan pemahaman kepada para kader dan lain-lainnya sehingga bisa menggunakan hak suara mereka pada Pemilu 2024. 

Menurut Sekertaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, menjelang Pemilu 2024, kemungkinan akan ada percikan-percikan kecil di Kota Bandung yang cukup padat penduduknya. Sementara, Pemkot mengharapkan bahwa percikan-percikan tersebut tidak akan menimbulkan hal-hal yang luar biasa. Menurutnya, terus berkomitmen akan menjadi modal besar dalam kehidupan bersosial di Kota Bandung. 

Pesta Demokrasi di Kota Bandung berjalan aman dan kondusif pada lima tahun yang lalu. Partisipasi pemilihnya mencapai 87%. Ema berharap, jika partisipasi pemilih meningkat, akan bisa bersama-sama menghadirkan pemimpin terbaik untuk negara, terkhusus untuk Kota Bandung.

Pada faktanya, edukasi politik yang dilakukan oleh pemerintah terkesan hanya untuk mengejar suara, terutama agar masyarakat tidak golput. Sebenarnya sangat wajar kalau menginginkan  suara terbanyak di dalam sistem demokrasi karena di dalam sistem ini, suara terbanyaklah yang akan memegang tampuk kekuasaan. Walhasil, mereka melakukan cara apa pun untuk mendapatkan suara terbanyak sehingga banyak terjadi kecurangan-kecurangan dalam pemilu, seperti adanya money politic. 

Masyarakat diberi janji-janji manis, agar mereka memilih calon yang diusung. Pemerintah seharusnya memberikan pendidikan politik yang benar, bagaimana kriteria  pemimpin yang benar-benar bisa mengurusi rakyat. Tentunya standarnya adalah syariat Islam. Edukasi yang benar sangat dibutuhkan, agar para pemilih pemula memahami makna politik sesuai dengan syariat Islam.

Makna politik dalam Islam (as-siyasah al-Islmiyah) adalah pengaturan urusan umat dengan aturan-aturan Islam, baik di dalam negri maupun di luar negri. Pemerintahlah yang mengatur urusan rakyat secara praktis, dan rakyat yang mengotrol dan mengoreksi pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya. 

Umat Islam pun berkewajiban memahami dan melakukan aktivitas politik, untuk mengurusi kepentingan umat, seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Inilah pentingnya menekkan syariat Islam, agar umat Islam dan masyarakat pada umumnya, diberi pelajaran bagaimana berpolitik dengan benar, tentunya merujuk pada hukum-hukum syara'. Wallahu'alam bishawab.

Oleh: Enung Sopiah, 
Sahabat Tinta Media

Selasa, 05 Desember 2023

Pendidikan Politik Bukan Sekedar Soal Pilihan




Tinta Media - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung meminta partisipasi partai politik untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Pihak KPU pun menyatakan selalu siap memberi pemahaman politik oleh parpol maupun Pemkab Bandung jika diperlukan. Hal ini tidak lain bertujuan untuk mengerahkan potensi suara para kader dan masyarakat dalam Pemilu 2024 mendatang. 

Hal senada juga dipaparkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna. Menurutnya, keadaan kota Bandung yang berpenduduk padat mungkin saja bisa menimbulkan percikan- percikan dalam konstelasi pemilu. Namun ia juga menyinggung kelangsungan pemilu 5 tahun silam yang berlangsung aman, kondusif dengan capaian pemilih hingga 87 persen. Ema juga menargetkan peserta Pemilu 2024 di kota Bandung dapat naik ke angka 90 persen partisipan. Ia berharap dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu dapat menjadi jalan untuk menghadirkan pemimpin terbaik bagi negeri ini. (mediaindonesia.com 17 November 2023)

Menjelang pemilu Februari 2024 yang kian dekat, Pemkab Bandung melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Badan Kesbangpol) menggelar pendidikan politik pada para pelajar yang notabene sebagai pemilih pemula. Kesbangpol akan memberikan pendidikan politik secara berkesinambungan pada para pelajar SMA/ SMK dan sederajat guna memberi edukasi pada mereka agar sama- sama mengawal dan menyukseskan pemilu. (inilahkoran.id 17 November 2023)

Memasuki tahun politik 2024 kaum muda digiring pihak berkepentingan untuk bersatu mengawal pesta demokrasi. Jumlah suara kaum muda ini tentu sangat menggiurkan bagi para elite politik untuk menambah perolehan suara sebagai wasilah bagi mereka agar dapat duduk di tampuk kekuasaan atau posisi yang diinginkan. Pendidikan politik bagi pemuda dan pelajar memang sangat penting keberadaannya, namun yang perlu diperhatikan di sini adalah pendidikan politik dalam kacamata demokrasi hanya sebatas mengarahkan kaum muda untuk terlibat dalam politik praktis. 

Potensi mereka hanya ditujukan untuk memenuhi kantong-kantong suara saja. Bahkan mirisnya, ketika kaum muda dipahamkan dengan politik dalam paradigma Islam, banyak kalangan yang menentang dan dengan lugas mengatakan tidak boleh mengajarkan Islam politik dan tidak boleh membawa embel-embel agama (Islam) dalam masalah politik. 

Seolah-olah Islam itu hanya perkara ubudiah saja. Boleh diajarkan dan didakwahkan dalam bentuk pengamalan ibadah ritual semata. Padahal dalam Islam, tidak ada satu pun pengaturan dalam kehidupan manusia yang luput dari aturan Islam. Begitu pun dengan masalah politik. 

Syekh Mustofa Al- Ghulaya menegaskan bahwa "Sesungguhnya pada tangan pemudalah urusan umat, dan di kaki- kaki mereka lah terdapat kehidupan umat". Dari pernyataan ini, kita sadar bahwa sudah seharusnya kita peduli dengan generasi muda, agar kita tidak meninggalkan mereka dalam kondisi lemah dan terombang-ambing ide-ide kufur. 

Pemuda sebagai agen of change sejatinya harus diarahkan pada tujuan hidup yang benar melalui proses pendidikan yang benar pula. Yaitu pendidikan yang bisa melejitkan potensi diri sebagai modal agar mereka bisa membawa kemanfaatan di tengah-tengah umat. Pendidikan politik yang benar sangat diperlukan bagi pemuda agar kelak mereka bisa mengurusi umat dan memecahkan permasalahan umat sesuai dengan perintah Allah SWT. 

Para pemuda haruslah dipahamkan bahwa mereka wajib memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang tercermin dengan pengamalan Islam dalam segala aspek kehidupan dan senantiasa menghidupkan aktivitas dakwah amar makruf nahi mungkar saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran ditengah-tengah umat. Mereka wajib menjadikan Rasulullah Saw role model terbaik yang mereka ikuti dalam hal ketakwaan kepada Allah.

Rasulullah telah memberi contoh ketika beliau membina para sahabat di kalangan pemuda untuk menjadi kader- kader dakwah Islam. Para pemuda itu dengan kesadaran dan keikhlasan kepada Allah mengedukasi masyarakat arab dengan Islam sehingga Rasulullah bersama para kader dakwahnya bisa mengubah peradaban manusia yang terbelakang dan jahiliah pada saat itu menjadi peradaban manusia yang penuh dengan kemuliaan dan mampu bertahan kemuliaan itu hingga 13 abad lamanya.

Namun perlahan hancur dan lenyap bersamaan dengan lenyapnya sistem Islam yang menaungi umat. Oleh karena itu, keberadaan pemuda yang tercerdaskan dengan politik Islam akan sangat memahami bahwa berbicara tentang politik bukan hanya berbicara tentang siapa yang mereka pilih, namun juga berhubungan dengan sistem apa yang akan dijalankan untuk mengatur urusan umat agar keberkahan Allah dapat dirasakan seluruh Alam.

Wallahu alam bishawab.


Oleh : Selly Nur Amalia
Sahabat Tinta Media 

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab