Beasiswa Bukan Solusi Pemerataan Pendidikan
Tinta Media - Program Beasiswa (dari) Bupati dibuka oleh pemerintah Kabupaten Bandung bagi penghafal Al-Quran dan siswa berprestasi yang ada di Kabupaten Bandung dalam rangka mencapai target meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS) menjadi 10 tahun pada 2024 ini. (MELANSIR.COM)
Untuk mendukung terwujudnya masyarakat yang edukatif, Pemkab Bandung menyediakan layanan yang merata dan berkualitas sebagai bentuk implementasi dari misi pemkab tersebut.
Program ini juga diberikan kepada guru ngaji yang belum mengenyam pendidikan sarjana. Pemkab menyediakan 30 tempat dari 130 kuota yang diberikan untuk guru ngaji.
Lilis Suryani, selaku Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah mengatakan bahwa program ini hanya ditujukan kepada calon mahasiswa yang memiliki prestasi akademik atau nonakademik, termasuk dalam golongan keluarga yang tidak mampu (KETM). Para pelamar bisa mendaftar melalui online pada awal Maret dan akan diseleksi administrasinya, kemudian tes tulis akan digelar pada 19-20 Maret bagi calon penerima. Setelah itu, akan digelar tes tulis bagi calon penerima pada 19 - 20 Maret.
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap generasi muda karena pemuda adalah agen perubahan bagi sebuah negara. Generasi yang berkualitas akan bisa membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Namun sayang, biaya pendidikan hari ini tampaknya masih menjadi kendala bagi pemuda untuk bisa mendapatkan pendidikan yang bagus dan berkualitas.
Biangnya adalah Penerapan Sistem Kapitalisme
Sistem kapitalisme sungguh telah mempersempit dan menyusahkan rakyat untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dengan biaya murah. Boro-boro untuk biaya kuliah ke perguruan tinggi, sekadar sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) saja sudah begitu mahal.
Selain itu, tidak semua orang tua mempunyai pekerjaan tetap sehingga bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Faktor kemiskinan adalah penyebab tersendatnya anak atau siswa berprestasi bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Sulitnya kondisi perekonomian hari ini adalah buah dari penerapan sistem yang tidak sesuai fitrah manusia, yaitu sistem kapitalisme sekuler. Oleh karena itu, sangat mustahil layanan pendidikan dalam kapitalisme yang berlandaskan manfaat dan keuntungan akan menguntungkan rakyat, terkhusus masyarakat ekonomi rendah. Ini karena dalam kapitalisme semua biaya pendidikan dan sarana prasarana ibarat jual beli dengan rakyat atau masyarakat dengan landasan untung rugi.
Oleh karena itu, hanya orang-orang yang berduit saja yang bisa mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi yang berkualitas bagus. Padahal, setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mengenyam pendidikan dengan kualitas dan prasarana yang baik.
Adanya program beasiswa yang digagas oleh pemerintah Kabupaten Bandung khususnya memang terlihat bagus. Namun, jika ditelaah lebih dalam, hal itu bukan solusi yang tepat. Adanya beasiswa hanya sebuah solusi pragmatis, belum mampu mengatasi masalah pemerataan pendidikan. Bahkan, bisa menimbulkan masalah baru yang sering terjadi ketika ada program bantuan seperti beasiswa atau program lainnya seperti KIP.
Lemahnya hukum serta keimanan dalam kapitalisme menyebabkan maraknya tindakan sewenang-wenang dan tindak korupsi yang sudah menjamur hingga saat ini.
Kembali ke Islam.
Islam adalah sistem yang mampu mengentaskan kemiskinan yang mustahil dilakukan oleh sistem kapitalisme.
Ekonomi dalam Islam sangat stabil. Semua kepala keluarga tidak akan bingung mencari pekerjaan sehingga sangat mungkin untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka.
Islam dengan sistem ekonominya akan menjamin pemerataan pendidikan dan pembangunan yang adil kepada seluruh lapisan masyarakat. Maksudnya adalah rakyat akan dijamin pendidikannya dengan biaya murah, bahkan gratis. Dengan demikian, para orang tua tidak akan pusing memikirkan biaya pendidikan untuk anak-anaknya.
Pendidikan dalam sistem Islam sangat penting, karena seseorang tanpa ilmu akan mudah terperosok dan terjerumus dalam kesesatan. Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam sehingga mampu berperan sebagai agen perubahan menuju kehidupan Islam.
Semua dana berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam yang sangat banyak sehingga cukup untuk menyejahterakan rakyat. Dengan demikian, ekonomi sangat stabil, kemiskinan akan lenyap, biaya pendidikan murah, bahkan gratis.
Begitulah ketika negara mengelola sumber daya alam sesuai dengan syariat Islam, bukan diserahkan kepada asing. Dengan begitu, hasilnya akan mampu menghidupi dunia pendidikan, kesehatan, dan layanan lainnya secara mudah dan gratis. Semua rakyat berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, miskin maupun kaya. Hanya dengan khilafah seluruh aturan Islam bisa diterapkan secara kaffah dalam segala aspek kehidupan.
Wallahu a'lam bishawab.
Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media