Pembebasan Pemikiran
Tinta Media - Lagi-lagi hadist Rasulullah itu nyata, "Di akhir zaman kaum muslimin banyak tapi ibarat buih di lautan." Kondisi umat sekarang seperti itik kehilangan indungnya semenjak runtuhnya Daulah Turki Utsmani kaum muslimin menjadi budak para oligarki dan terpecah-belah oleh sekat nasionalisme.
Muslim Rohingya di usir paksa oleh mahasiswa menunjukkan busuknya buah pendidikan sekuler-kapitalisme. Problematika umat saat ini ada pada isi kepalanya. Ketika dia mendapatkan informasi yang salah pasti akan bereaksi salah dan beraksi pun ugal-ugalan salahnya.
Propaganda barat ini sudah mendarah daging pada pemikiran umat, dari pemikiran yang liberal, gaya hidup materialisme, aktivitasnya kapitalis banget, dan ibadah diposisikan sebagai prasmanan. Semua kalangan mengadopsi budaya barat kecuali mereka yang teguh menerapkan Islam kaffah tanpa nanti dan tapi.
Dr. Abdul Fattah El-Euwaisi mengatakan di dalam kelasnya, jika kita ingin membebaskan Gaza, bebaskan dulu pemikiran kita. Sehingga fokus kita hari ini harus Islam kaffah apa pun selain dari pada itu tinggalkan! Karena ini langkah awal menyusun puzzle kebangkitan menyongsong kemenangan.
Musuh Islam sangat serius menunda kebangkitan Islam dengan terus mengaruskan propaganda ini seperti fun, food, fashion, dan seni. Belajar dari sejarah, majunya sebuah peradaban, maka cek anak mudanya, lagi-lagi Islam memiliki spek banyak pemuda seperti Muhammad Alfatih di usia 20 tahun menaklukkan Konstantinopel. Selama hampir 1400 tahun Islam gemilang menguasai 2/3 benua. Mirisnya sejarah ini dikubur dan dikaburkan.
Sekarang saatnya perubahan itu nyata, berapa lama lagi saudara kita di Gaza dibombardir? Berapa banyak lagi nyawa di tumbalkan? Sampai kapan Muslim Rohingya berstatus stateless? dan sampai kapan kaum muslimin menjadi budak oligarki? Mulai 2024 dengan unistall semua produk barat termasuk sistem thogut, upgrade ajaran Islam kaffah dan terapan! Saatnya perubahan itu hakiki dengan Islam kaffah!
Oleh: Novita Ratnasari, S.Ak.
Pegiat Literasi