Tinta Media: partai
Tampilkan postingan dengan label partai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label partai. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 November 2022

Inilah Sifat Partai yang Akan Dimenangkan Allah

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menjelaskan sifat-sifat partai yang akan dimenangkan oleh Allah dan tempat kemunculannya.

"Inilah beberapa penjelasan tentang sifat-sifat partai dan tempat kemunculannya di mana partai itulah yang akan dimenangkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala," ungkap narator dalam One Minutes Booster: Di manakah Tempat Munculnya Partai yang Dimenangkan Allah? Jumat (11/11/ 2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.

Ia mengutarakan dua hadis yang terkait hal tersebut. Hadis pertama yaitu riwayat dari Ahmad dan Ath-Thabrani. "Di dalam hadis penuturan abu Umamah dengan sanad terpercaya mengatakan bahwa Rasullullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan kebenaran dan mampu mengalahkan musuh - musuh mereka. Tidak memudharatkan mereka, orang-orang yang menentang mereka, kecuali sekedar kesulitan hidup yang akan menimpa mereka sampai datang kepada mereka keputusan Allah (hari kiamat). Sementara mereka tetap dalam keadaan demikian. Para sahabat bertanya Rasullullah dimanakah mereka berada? Rasulullah Shalallahu alaihi wassallam menjawab, mereka berada di Baitul Maqdis atau di al-Quds dan sekitar Baitul Maqdis," terangnya.

Hadis yang kedua, lanjutnya, berkaitan dengan partai yang dimenangkan oleh Allah diriwayatkan oleh Ad-Darimi. "Kemudian di dalam hadis penuturan Al Mughirah bin Syubah radhiyallahu anhu, beliau menyatakan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, akan selalu ada suatu kaum dari umatku yang selalu meraih kemenangan atas seluruh umat manusia. Hingga tiba keputusan Allah kepada mereka (hari kiamat). Sementara mereka tetap meraih kemenangan," ungkapnya. 

Selanjutnya, narator memberikan penjelasan terkait dari isi hadis tersebut. "Pertama bahwa hadis Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang menyatakan senantiasa menegakan kebenaran adalah partai yang teguh bepegang pada Islam. Senantiasa menegakan kebenaran itu menunjukan sikap partai yang berpegang teguh pada Islam," ujarnya.

"Dan sikap partai yang berpegang teguh pada kebenaran tanpa menyimpang sedikitpun dari tuntunan Islam dan kebenaran," tegasnya.

Narator juga memberikan penjelasan bahwa sikap itu selalu dipegang oleh partai secara terang-terangan kepada masyarakat luas.

"Adapun pernyataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menyebutkan kecuali kesulitan hidup sekedarnya yang akan menimpa mereka menunjukkan bahwa penderitaan yang menimpa anggota partai itu adalah sekadarnya, sebagaimana ujian sempitnya hidup yang dialami manusia pada umumnya," lanjutnya.

Terakhir, lanjut narator, pernyataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menyebutkan tempat kelahiran partai itu.

"Pernyataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menyebutkan bahwa mereka ada di Syam atau mereka ada di Baitul maqdis dan di sekitar Baitul maqdis itu menunjukkan tempat kelahiran partai tersebut," ujarnya.

Narator berharap kepada umat Islam agar menjadi pengemban dakwah yang Istiqamah berjuang berdakwah bersama partai tersebut. 

"Semoga kita termasuk pengemban dakwah yang terus dakwah hingga Allah memberikan kemenangan pada kita dan memuliakan kita dalam kemenangan itu, baik kemuliaan di dunia maupun kemuliaan di akhirat," pungkasnya.[] Teti Rostika

Selasa, 04 Oktober 2022

Partai Politik dalam Sistem Demokrasi Tidak akan Membawa Kebaikan bagi Umat

Tinta Media - Menanggapi usulan pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri terkait kenaikan bantuan dana partai atau Parpol, Narator Muslimah Media Center (MMC) menyatakan bahwa partai politik dalam sistem demokrasi tidak akan membawa kebaikan bagi umat.

"Partai politik dalam sistem demokrasi tidak akan membawa kebaikan bagi umat," tuturnya dalam Serba Serbi MMC: Dana Parpol Naik Saat Rakyat Krisis, Tidak Adil Bagi Rakyat? Di Kanal YouTube Muslimah Media Center, Sabtu (1/10/2022).

"Sebab parpol-parpol yang berdiri di atas landasan demokrasi lebih bersifat pragmatis, bukan idealisme yang menjadi pertimbangan setiap kebijakannya," imbuhnya.

Menurutnya, realitas biaya politik yang mahal ini yang menjadikan partai-partai politik dalam sistem demokrasi menggunakan berbagai cara untuk mengumpulkan dana partai. Salah satunya dengan menuntut pemerintah untuk menaikkan bantuan dana parpol yang diatur dalam UU. Bantuan tersebut harus ditanggung oleh APBN, yang tak lain adalah uang rakyat. "Sayangnya, biaya politik ini tidak sebanding dengan hasil yang diraih yakni terpilihnya pemimpin yang berkualitas," ujarnya.

"Bahkan, kepala daerah yang merupakan kader partai yang terpilih hasil pilkada, banyak yang terjerat kasus korupsi. Belum lagi undang-undang yang mereka hasilkan saat menduduki kursi kekuasaan justru makin menyengsarakan rakyat," terangnya.
 
Ia melihat bahwa setiap keputusan politik yang dibuat lebih kepada manfaat yang bisa diambil partai.

Kriteria Parpol Islam

Kebangkitan umat Islam hari ini, mutlak membutuhkan sebuah partai politik Islam sejati yang benar-benar mampu mengantarkan umat meraih kemuliaan. Adanya partai politik yang shahih merupakan jaminan bagi penerapan aturan Islam kaffah di tengah-tengah umat.

"Penerapan aturan Islam inilah yang akan membawa kebaikan bagi kehidupan umat," bebernya.

Ia mengungkapkan bahwa untuk mencapai kebangkitan yang benar, partai politik Islam harus memenuhi beberapa kriteria, yakni menjadikan Islam semata sebagai ideologinya. Memiliki fikrah Islam, thariqah Islam, dan individu yang menginternalisasi fikrah dan thariqah Islam. Begitu pula ikatan yang mengikat keanggotaannya adalah akidah Islam. Kader-kader partai harus memiliki kematangan tsaqafah kepartaian.

"Dengan akidah dan tsaqafah Islam inilah, partai terjun di tengah umat, mendidik dan menyiapkan umat untuk siap berkorban dan siap diatur dalam kehidupan Islam," jelasnya.

Aktivitas Parpol Islam

Hal yang menonjol dalam aktivitas parpol Islam adalah melakukan dakwah, menyeru umat dan penguasa untuk bertahkim pada hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala. Parpol Islam akan senantiasa mengontrol pemikiran dan perasaan masyarakat serta menghalangi kemerosotan pemikiran masyarakat.

"Parpol Islam akan senantiasa hadir dan melazimi kehidupan umat setiap saat, bukan hanya hadir di saat jelang pemilu, sekedar untuk mendulang suara umat demi sampainya pada pusaran kekuasaan," paparnya. 

Adapun rezim yang ditopang oleh kafir barat, lanjut narator, tidak akan segan memberangus parpol Islam ideologis. Bisa jadi mencabut izin berdirinya, memersekusi anggota partai atau menyerang ide yang diembannya. "Namun ini pun akan mampu dihadapi parpol Islam yang menyadari betul eksistensi dirinya di tengah umat semata memenuhi seruan Allah Subhanahu wa Ta'ala, bukan karena adanya lembar perizinan dari penguasa yang zalim," tukasnya.

"Bagi parpol Islam yang shahih. Di tengah ujian dan fitnah yang ada, cukuplah kemenangan yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai peneguhnya," tegasnya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Akan senantiasa ada sekelompok orang diantara umatku yang menang di atas kebenaran. Tidaklah membahayakan mereka orang lain yang menyia-nyiakan mereka hingga datang ketetapan Allah sementara mereka senantiasa ada dalam keadaan demikian. Hadis riwayat Muslim," pungkasnya.[] Ajira

Senin, 19 September 2022

HAKEKAT PARTAI POLITIK YANG AKAN MENDAPAT NASRULLOH DAN DIMENANGKAN OLEH ALLAH SWT

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

[QS : Ali Imran Ayat 104]

Tinta Media - Seluruh problematika kehidupan yang mendera umat ini, hakekatnya kembali pada problem politik. Yakni, problem pengaturan urusan kehidupan yang dilakukan oleh otoritas kekuasaan, untuk mencapai tujuan politik yang telah ditetapkan. Politik jika dinisbatkan pada politik Islam maknanya adalah mengelola urusan pemerintahan (kekuasaan), untuk merealisir tujuan kekuasaan yakni menerapkan Islam dalam rangka memenuhi hajat manusia, serta mengemban misi dakwah Islam ke seluruh penjuru alam, berdasarkan petunjuk berupa perintah dan larangan Allah SWT.

Untuk mewujudkan politik Islam, yakni kekuasaan yang menjalankan syariat Islam, diperlukan kelompok politik yang konsisten melakukan aktivitas politik dengan tujuan meraih kekuasaan. Kekuasaan adalah sarana, sebab tujuan akhir setelah kekuasaan diraih adalah untuk melaksanakan hukum Allah SWT, dalam setiap dimensi kehidupan baik pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Karena itu, harus ada kesadaran yang pasti bagi setiap aktivis partai politik bahwa orientasi politiknya tidak boleh menjauh dari kekuasaan. Sebab kekuasaan, adalah kunci untuk menerapkan syariat Islam.

Kelompok politik atau partai politik tidak akan pernah sampai pada tujuan politik Islam -yakni tegaknya syariat Islam secara menyeluruh dalam kehidupan - jika aktivitas partai hanya berorientasi pada gerakan sosial, gerakan pendidikan, gerakan moral atau gerakan spiritual.

Partai politik harus menempuh serangkaian tahapan dalam aktivitas politiknya, dalam upaya untuk meraih kekuasaan, untuk menegakkan syariat Islam melalui sejumlah tahapan, yaitu :

*Tahap pertama,* tahap pembentukan gerakan, dimana saat itu ditemukan benih gerakan dan terbentuk halqah pertama setelah memahami konsep dan metode dakwah yang diadopsi partai. Halqah pertama itu kemudian menghubungi anggota-anggota masyarakat untuk menawarkan konsep dan metode dakwah partai, secara individual.

Siapa saja yang menerima fikrah partai langsung diajak mengikuti pembinaan secara intensif dalam halqah-halqah partai, sampai mereka menyatu dengan ide-ide Islam dan hukum-hukumnya yang dipilih dan ditetapkan oleh partai. Sehingga, mereka memiliki kepribadian islam, yaitu mempunyai pola pikir yang islami (aqliyah islamiyah) dan menjadi­kannya, ketika melihat setiap pemikiran, kejadian atau peristiwa baru, senantiasa dengan pandangan Islam, serta tatkala memutuskan sesuatu selalu berlandaskan pada tolok ukur Islam, yaitu halal dan haram. 

*Tahap kedua,* tahap berinteraksi dengan masyarakat, agar umat turut memikul kewajiban menerapkan Islam serta menjadikannya sebagai masalah utama dalam hidupnya. Caranya, yaitu dengan menggugah kesadaran dan membentuk opini umum pada masyarakat terhadap ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah ditabanni oleh partai, sehingga mereka menjadikan ide-ide dan hukum-hukum tersebut sebagai pemikiran-pemikiran mereka, yang mereka perjuangkan di tengah-tengah kehidupan, dan mereka akan berjalan bersama-sama partai dalam usahanya menegakkan sistem politik Islam yakni Daulah Khilafah, mengangkat seorang Khalifah untuk melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Tahapan interaksi ini memang akan mengalami tantangan, diantaranya pada aspek :

1. Interaksi pemikiran partai dengan pemikiran umat, yang pada tahap awal bisa saja ada perlawanan dari umat karena pemikiran partai dianggap pemikiran yang baru bahkan bertentangan dengan umat.

2. Ada jebakan alienasi, jika anggota partai ada kekhawatiran atas penolakan umat sehingga membatasai interaksi atau berinteraksi tapi tidak menyampaikan pemikiran partai, dengan alasan ada kekhawartiran akan ditinggalkan atau bahkan dimusuhi umat karena menyampaikan pemikiran partai.

Untuk mengantisipasinya, aktivis partai harus dapat mengambil sikap yang tepat yakni dengan tetap menyampaikan pemikiran partai kepada umat -terlepas ada penerimaan atau penentangan dari umat- dan pada saat yang sama tetap menjaga ukhuwah Islamiyah berdasarkan ikatan persaudaraan berdasarkan akidah Islam.

Pola interaksi seperti ini akan memungkinkan diadopsinya pemikiran partai oleh umat karena adanya penyampaikan pemikiran secara terbuka, dan selamat dari bahaya alienasi karena tetap memegang teguh pakem-pakem ukhuwah Islamiyah yang didasari ikatan akidah Islam.

3. Ada jebakan tersibghoh pemikiran yang tidak sahih, terbawa arus, bukan mentrasfer ideologi partai kepada umat namun malah sebaliknya mereduksi ideologi partai demi merealisir kemaslahatan umat. Mengenai hal ini, anggota partai harus menyadari betul tujuan dirinya berinteraksi yakni untuk mengkonversi ideologi partai menjadi ideologi umat. Harapan kemaslahatan umat harus ditakar berdasarkan ideologi partai, jika sejalan diakomodasi. Jika bertentangan, maka partai harus memiliki komitmen kuat untuk meyakinkan umat agar umat dapat memahami sekaligus meyakini ideologi partailah yang akan benar-benar merealisir kemaslahatan umat yakni tegaknnya syariat Islam secara kaffah.

Pada tahap kedua ini, yakni tahap interaksi dengan umat, partai mulai beralih menyampai­kan dakwah kepada masyarakat banyak secara kolektif. Partai melakukan kegiatan-kegiatan, diantaranya sebagai berikut:

(1)Pembinaan Tsaqafah Murakkazah (intensif) melalui halqah-halqah Hizb untuk para pengikut­nya, dalam rangka membentuk kerangka gerakan dan memperbanyak pengikut serta mewujudkan pribadi-pribadi yang islami, yang mampu memikul tugas dakwah dan siap mengarungi samudera cobaan dengan pergolakan pemikiran, serta perjuangan politik.

Halaqah dalam tahap pembinaan ini adalah fase penting, karena berhasil tidaknya partai untuk bisa menapaki tahap selanjutnya sangat tergantung pada keberhasilan tahap pertama ini. Tahap pembinaan dalam halaqah ini laksana Kawah Chandradimuka, yang akan menempa setiap individu yang terlibat dalam partai menjadi individu yang taat, bertaqwa, yang memiliki visi hidup hanya untuk meraih ridlo Allah SWT semata. Tahapan ini, juga penting untuk mempersiapkan individu sebagai kader partai yang tangguh, memiliki kesabaran dan keikhlasan untuk mengarungi samudera dakwah.

Aktivitas halaqah, adalah aktivitas inti untuk menanamkan tsaqafah dan ideologi partai. Dalam halaqah, juga penting ditanamkan motivasi ruhiyah sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas partai. Bahasan dalam kitab Min Muqawwimat, adalah materi penting yang wajib diinternalisasi kepada setiap kader partai. 

Pada tahap ini, adalah tahap untuk menghasilkan 'prajurit-prajurit' yang akan mengemban misi Islam ke tengah-tengah umat. Agar siap menceburkan para aktivis partai ditengah-tengah umat, melakui interaksi pemikiran dan politik, agar Mafahim (persepsi), Maqayis (standar) dan Qona'at (ketertundukan) Umat semata-mata hanya kepada syariat. Tahapan yang dijadikan sarana bagi anggota partai untuk mengkonversi ideologi partai menjadi ideologi umat, perjuangan partai menjadi perjuangan umat, dan kerinduan partai akan kembalinya syariah dan Khilafah juga menjadi kerinduan umat.

(2) Pembinaan Tsaqafah Jama’iyah bagi umat dengan cara menyampaikan ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah ditetapkan Hizb, secara terbuka kepada masyarakat umum. Aktivitas ini dapat dilakukan melalui pengajian-pengajian di masjid, di aula atau di tempat-tempat pertemuan umum lainnya. Bisa juga melalui media massa, buku-buku, atau selebaran-selebaran, artikel, video, dan sarana lainnya.

Aktivitas ini bertujuan untuk mewujudkan kesadaran umum di tengah masyarakat, agar dapat berinteraksi dengan umat sekaligus menyatukan­nya dengan Islam. Juga, untuk menggalang kekuatan umat sehingga mereka dapat dipimpin untuk menegakkan Daulah Khilafah dan mengembalikan penerapan hukum sesuai dengan yang diturunkan Allah SWT.

(3)Ash-Shira’ul Fikri (Pergolakan Pemikiran) untuk menentang ideologi, peraturan-peraturan dan ide-ide kufur, selain untuk menentang aqidah yang rusak, ide-ide yang sesat dan pemahaman-pemahaman yang rancu. 

Aktivitas ini dilakukan dengan cara menjelaskan kepalsuan, kekeliruan dan kontradiksi ide-ide tersebut dengan Islam, untuk memurnikan dan menyelamatkan masyarakat dari ide-ide yang sesat itu, serta dari pengaruh dan dampak buruknya.

Dalam aktivitas ini, penting mempelajari fiqih agar umat mengatahui hukum syara' atas setiap problem yang dihadapi. Lalu, dengan pemahaman itu anggota partai dapat menyerang pemikiran dan ide-ide kufur yang bertentangan dengan pemikiran dan fiqh Islam. 

Pembahasan tafsir juga bisa digunakan untuk menjelaskan hukum-hukum al Qur'an berkenaan dengan berbagai problematika kekinian, bahkan menjadi penting jika dikaitkan dengan problema aktual yang membahayakan kepentingan umat. 

(4)Al-Kifaahus Siyasi (Perjuangan Politik) yang mencakup aktivitas-aktivitas:

(a) Berjuang menghadapi negara-negara kafir imperialis yang menguasai atau mendominasi negeri-negeri Islam; berjuang menghadapi segala bentuk penjajahan, baik penjajahan pemikiran, politik, ekonomi, maupun militer. Mengungkap strategi yang mereka rancang, membongkar persekongkolan mereka, demi untuk menyelamatkan umat dari kekuasaan mereka dan membebaskannya dari seluruh pengaruh dominasi mereka.

(b) Menentang para penguasa di negara-negara Arab maupun negeri-negeri Islam lainnya; mengungkapkan (rencana) kejahatan mereka; menyampaikan nasihat dan kritik kepada mereka. Dan berusaha untuk meluruskan mereka setiap kali mereka merampas hak-hak rakyat atau pada saat mereka melalaikan kewajibannya terhadap umat, atau pada saat mengabaikan salah satu urusan mereka. Disamping berusaha untuk menggulingkan sistem pemerintahan mereka, yang menerap­kan perundang-undangan dan hukum-hukum kufur, yaitu dengan tujuan menegakkan dan menerapkan hukum Islam untuk mengganti­kan hukum-hukum kufur tersebut.

(5) Mengangkat dan menetapkan kemaslahatan umat, yaitu dengan cara melayani dan mengatur seluruh urusan umat, sesuai dengan hukum-hukum syara’.

Aktivitas sebagaimana diterangkan diatas, adalah aktivitas yang harus ditempuh partai. Partai harus menjadikan Islam sebagai Mabda' (ideologi) yang menjadi pemandu arah perjuangan.

Partai harus benar-benar menjauhkan pragmatisme berupa orientasi kemaslahatan dalam aktivitasnya. Sebab, pragmatisme sejatinya adalah jebakan politik yang alih-alih akan mengantarkan pada pertolongan Allah SWT dan kemenangan, pragmatisme politik ini justru akan mengubur dan menenggelamkan partai beserta cita dan ideologi politiknya. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

https://heylink.me/AK_Channel/


Sabtu, 23 Juli 2022

Parpol Menjadi Alat Representasi Rezim dalam "Democrazy"

Tinta Media - Adanya kucuran dana dari Pemkab Bandung sekitar 2,5 miliar rupiah bagi partai politik (parpol) peraih kursi di DPRD Bandung pada tahun 2022 ini, diungkapkan oleh Cep Aziz Sukandar selaku Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bandung pada Ahad (3/7/2022).

Menurutnya, pemberian dana ini untuk menguatkan kapasitas kelembagaan serta peningkatan peran dan fungsi parpol dalam sistem demokrasi. Selain itu, parpol adalah badan hukum publik yang memiliki tugas dan tanggung jawab konstitusi, sehingga berhak memperoleh pembiayaan dari negara. Hal tersebut sudah sesuai dengan aturan yang ada.

Penerimaan sumbangan dari negara oleh parpol sebenarnya menggambarkan lemahnya ideologi parpol. Hal ini karena selayaknya setiap parpol memiliki asas serta tujuan yang ingin diraih. Adanya kucuran dana dari negara, dapat melemahkan fungsi kontrol parpol tersebut, bahkan tak berdaya. 

Dalam iklim perpolitikan saat ini, ada istilah 'tidak ada makan siang yang gratis'. Artinya, walaupun diklaim sesuai dengan aturan yang ada, tetapi tetap akan ada kompensasi yang diminta ketika sumbangan tersebut diterima.

Diantaranya, parpol menjadi pragmatis dan melupakan ideologi yang diusungnya. Ini akan membuat sikap parpol dapat berubah setiap saat seiring tempat maupun waktu. Semua dilakukan demi mendapatkan keuntungan politis, semisal posisi dalam pemerintahan, atau tuntutan untuk mendukung setiap kebijakan yang dibuat oleh sang pemberi sumbangan. Karena itu, parpol tidak dapat bersikap kritis dan idealismenya akan luntur karena target jabatan dan kedudukan.

Selain itu, dalam sistem demokrasi, parpol yang meraih kursi jabatan, terutama di DPR dan DPRD memiliki fungsi legislasi, yakni membuat aturan. Fungsi inilah yang dapat disalahgunakan. 

Adanya sumbangan dari negara, akan mengikat dan menguasai suara anggota parpol pemenang kursi untuk selalu mendukung setiap kebijakan yang dibuat, yang menguntungkan rezim penguasa. Caranya, yaitu dengan melegitimasi produk undang-undang demi meraup keuntungan maupun melanggengkan kekuasaan, walaupun harus menzalimi rakyat yang telah memilihnya.

Hal ini tentu akan memalingkan fungsi partai saat ini, yang seharusnya sebagai tempat menghimpun aspirasi rakyat dan menyampaikannya kepada penguasa, bukan malah menjadi budak kekuasaan. Inilah realitas parpol yang ada dalam sistem demokrasi.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan parpol dalam sistem Islam, yang keberadaannya  telah diperintahkan oleh Allah Swt., yaitu dalam QS Ali Imran 104 yang artinya: 

"Dan hendakalah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka inilah orang-orang yang beruntung."

Parpol dalam Islam memiliki dua fungsi utama, yakni menyeru pada Islam dan melaksanakan aktivitas amar makruf nahi mungkar, dalam bentuk edukasi Islam di tengah umat dan mengoreksi kebijakan penguasa yang zalim. Oleh karena itu, parpol harus memiliki ikatan yang kuat, yaitu ideologi  Islam, sehingga parpol akan memiliki visi, misi, tujuan, metode, dan aktivitas yang jelas. 

Gambaran nyata aktivitas amar makruf nahi mungkar yang dilakukan oleh sebuah parpol Islam adalah seperti yang disampaikan oleh Al-'Allamah an-Nabhani, yaitu ketika mengabarkan tentang Rasulullah saw. yang  mendirikan Hizb Rasul (partai Rasul) dengan anggotanya yang mencapai 60 orang. Partai ini tetap eksis sebagai parpol meskipun baginda telah tiada, hingga masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar. Mereka tetap melakukan amar makruf nahi mungkar sebagai bentuk penjagaan penerapan syariat  Islam oleh negara, dan penyampaian aspirasi rakyat kepada pemerintah.

Keberadaannya pun sangat dirasakan sebagai institusi pemikiran (kiyan fikry) yang memberikan edukasi politik pada umat, dalam bentuk pembinaan secara jamaiy maupun murokaz (intensif).  Dalam Islam, parpol tidak memiliki fungsi legislatif sebagaimana dalam sistem demokrasi saat ini. Hal ini karena semua aturan bersumber dari Al-Quran dan As Sunah, bukan pada suara mayoritas anggota parpol yang duduk di parlemen.

Parpol Islam akan memimpin umat dan menjadi pengawas negara dalam penerapan syariat Islam, dan mengoreksi kebijakan-kebijakan penguasa. Bahkan jika terjadi kekufuran yang nyata, parpol bisa mengangkat senjata atau mengerahkan people power.

"Nabi saw. mengundang kami, lalu kami mengucapkan baiat kepada beliau dalam segala sesuatu yang diwajibkan kepada kami bahwa kami berbaiat kepada beliau untuk selalu mendengarkan dan taat [kepada Allah dan Rasul-Nya], baik dalam kesenangan dan kebencian kami, kesulitan dan kemudahan kami dan beliau juga menandaskan kepada kami untuk tidak mencabut suatu urusan dari ahlinya kecuali jika kalian (kita) melihat kekufuran secara nyata [dan] memiliki bukti yang kuat dari Allah."[HR. Imam Bukhari]

Hadis-hadis ini telah mengecualikan larangan untuk memisahkan diri dan memerangi penguasa dengan pedang pada satu kondisi, yakni ”kekufuran yang nyata”.  Artinya, jika seorang penguasa terjatuh ke dalam kekufuran yang nyata, maka kaum mukminin wajib melepaskan ketaatan dari penguasa tersebut dan diperbolehkan memerangi mereka dengan pedang.

Adapun keberadaan parpol dalam Islam, jumlahnya tidak dibatasi hanya satu, tetapi boleh banyak sesuai QS Ali Imran;104. Syaratnya, asas parpol tersebut tidak bertentangan dengan ideologi Islam.

Dengan begitu, semuanya bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan demi mewujudkan pemerintahan yang adil dengan penerapan syariat Islam secara kaffah dan mewujudkan kehidupan Islam yang hakiki, yaitu kehidupan  masyarakat yang bertakwa. 

Wallahu'alam bishawwab

Oleh: Thaqqiyuna Dewi, S.I.Kom.
Sahabat Tinta Media



Sabtu, 18 Juni 2022

PARTAI NASDEM MENUNGGANGI ANIES BASWEDAN?


Tinta Media - Dalam politik, tunggang menunggangi kepentingan itu biasa. Sayangnya, yang diekspose hanya yang terkait dengan Khilafah.

Kalau ada yang pro Khilafah, dianggap ditunggangi HTI. Yang inginkan syariat Islam, dianggap antek HTI. Kibarkan bendera tauhid, dianggap ditunggangi HTI. Dan seterusnya.

Munculnya Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menjadi paling banyak diusung Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem untuk menjadi calon presiden (capres), juga tidak lepas dari aksi tunggang menunggangi elektabilitas seorang Anies Baswedan. Dikabarkan, Dari 34 DPW Nasdem di seluruh Indonesia, 32 di antaranya mengusung Anies maju Pilpres 2022.

Nasdem sendiri bisa dikatakan sebagai partai gagal, tak mampu mencetak kader yang dapat memenuhi ekspektasi publik untuk ditempatkan pada bursa calon kepemimpinan nasional. Surya Paloh, berulangkali hanya mengulang pidato restorasi yang basa-basi.

Kalau Nasdem mengusung Surya Paloh sebagai Capres, sudah pasti suara Nasdem akan jeblok. Karena publik paham, Surya Paloh bukan figur pemimpin yang diharapkan.

Apa yang dilakukan Nasdem ini juga dicontoh sejumlah partai lain, yang juga berusaha 'menunggangi' eletabilitas Anies Baswedan. PKB dan PPP di beberapa daerah, juga memasang foto Anies Baswedan dalam sejumlah kampanye politiknya.

Walaupun demikian, Nasdem belum tentu mengusung Anies Baswedan. Karena mekanisme untuk mengusung Capres bukan via voting.

"Perlu dicatat bahwa dalam pengambilan keputusan rekomendasi oleh SC (Steering Comittee) tidak dilakukan atas dasar voting, namun mengacu pada tata tertib yang telah disampaikan, yaitu musyawarah untuk mufakat," ujar Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Kamis (16/6/2022).

Namun, dengan menempel Anies Baswedan Nasdem berharap mendapatkan beberapa benefit politik, diantaranya :

*Pertama,* menumpang elektabilitas Anies Baswedan untuk mendongkrak suara Nasdem. Kalau yang dijual nama Surya Paloh, sudah pasti dagangan politik Nasdem tidak laku.

*Kedua,* meletakan posisi sebagai partai pengusung Anies Baswedan. Sehingga, jika  terjadi koalisi partai mengusung Anies, Nasdem merasa punya peran pertama dan sentral sebagai pengusung Anies. Sehingga, Nasdem merasa punya hak untuk menuntut bagian sejumlah kursi menteri dan pejabat tinggi nantinya.

*Ketiga,* berusaha segera bermigrasi dari koalisi Jokowi yang banyak dihujat rakyat. Sehingga, jika ada kemarahan rakyat karena kegagalan pemerintahan, menghukum tidak memilih partai yang mendukung Jokowi dakam Pemilu, Nasdem dapat selamat dengan menggunakan sekoci Anies Baswedan.

Begitulah politik, tidak ada kawan sejati yang ada kepentingan pribadi. Politik machiaveli demokrasi, meniscayakan siapapun yang terlibat didalamnya untuk berpolitik culas dan saling menunggangi. [].
.
Follow Us Ahmad Khozinudin Channel
https://heylink.me/AK_Channel/

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik


Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab