Tinta Media: paradoks
Tampilkan postingan dengan label paradoks. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label paradoks. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Januari 2024

Paradoks Sikap Muslim di Pergantian Tahun


Tinta Media - Baru beberapa hari lalu kita mengalami pergantian tahun, pesta kembang api pun digelar di berbagai kota di dunia tak terkecuali di negeri-negeri muslim termasuk juga di Indonesia. 

Di Indonesia saja tercatat ada 9 kota yang menggelar pesta kembang api, mirisnya negeri - negeri muslim merayakan pergantian tahun di tengah penderitaan rakyat Palestina yang mengalami penjajahan oleh zionis Israel. Mereka terus saja dibom,  di tembak mati selama lebih kurang 12 pekan terakhir dan terpaksa terusir dari negaranya sendiri, ditambah lagi penjajahan selama puluhan tahun itu telah mengakibatkan syahidnya ribuan rakyat Palestina. 

Namun dukungan untuk saudara muslim di Palestina nampak nya telah melemah, belum lagi nasib para pengungsi Rohingya yang mendapat penolakan dari warga Aceh, mereka mengalami stateless dan genosida sehingga terpaksa lari dari negeri mereka, demi mendapatkan suaka dari saudara muslim di negeri ini, namun ditolak. 

Sungguh sikap paradoks kaum muslim ini tidak dapat dipercaya, perayaan tahun Baru yang digelar di tengah penderitaan saudara mereka. Inilah buah nasionalisme yang mencengkeram kuat negeri-negeri muslim, sehingga tidak ada lagi rasa pilu ketika melihat penderitaan yang dialami saudaranya. 

Oleh: Jumiliati
Sahabat Tinta Media

Rabu, 08 November 2023

Berantas Korupsi dengan Sapu Kotor, FDMPB: Itu Paradoks



Tinta Media - Ketua FDMPB Ahmad Sastra mengatakan, sebuah paradoks bisa memberantas korupsi dengan sapu yang kotor

"Itulah yang dimaksud dengan paradoks, di satu sisi penegak hukum tugasnya adalah menegakkan hukum, sementara dirinya sendiri melanggar hukum. Hukum hanya untuk masyarakat yang lemah, sementara kasus-kasus hukum bagi para pemimpin dan pejabat bisa dimainkan dan diperjual belikan," ungkapnya kepada Tinta Media, Jumat (03/11/2023)

Jika penegak hukum telah melanggar hukum, sambungnya, maka sistem hukum suatu bangsa telah runtuh berkeping-keping. "Sisanya adalah kehidupan yang kacau balau," mirisnya. 

Sebab, ia beralasan, kepercayaan masyarakat atas sistem hukum dan penagaknya tak lagi ada. "Jika sapunya kotor, alih-alih akan membersihkan lantai, sebaliknya lantai itu akan semakin kotor dan bau," pungkasnya. [] Wafi
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab