Tinta Media: natuna
Tampilkan postingan dengan label natuna. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label natuna. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 September 2023

IJM: Ada Indikasi Cina Mengincar Kekayaan di Natuna

Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana melihat ada indikasi Cina mengincar kekayaan di Natuna.
 
 “Ada indikasi kuat bahwa Cina sedang mengincar kekayaan umat di Natuna Timur. Ini terbukti belakangan kapal-kapal riset dan survei Cina sering mondar-mandir di area ini,” ujarnya dalam video: Peta Baru Cina Acak-Acak Negara Tetangga, RI Juga? di kanal Youtube Justice Monitor, Jumat (1/9/2023).
 
Agung melanjutkan, blok migas Natuna Timur menyimpan cadangan gas sekitar 222 triliun kaki kubik. “Ini semakin membuat Cina agresif pada teritori Laut Natuna Utara,” imbuhnya.
 
Agung menilai, Indonesia seharusnya bersikap tegas terhadap Cina dan tidak menjadikannya sebagai negara sahabat.

 “Inkonsistensi dan ketidaktegasan justru terlihat lebih dominan dibanding sikap berani yang mencerminkan kebebasan dan keaktifan dalam mewaspadai manuver Cina dan memberikan manuver yang berimbang,” kritiknya.

Agung tidak menampik, Indonesia sudah memiliki basis pertahanan di Natuna dan terlihat mulai ada upaya latihan militer dan juga diplomasi, tetapi tetap belum cukup untuk menghadapi arogansi dari Cina ini.

Menurutnya, seharusnya Indonesia menganut politik luar negeri yang kuat. “Indonesia sebagai bangsa muslim seharusnya mulai mempertimbangkan hukum Islam sebagai prinsip politik luar negerinya," harapnya.

Namun Agung kecewa, karena prinsip bebas aktif belum tercermin dalam kasus Natuna ini.
 
Perang

Dalam kacamata hukum Islam, katanya, tidak ada hubungan apapun kecuali hubungan perang dengan negara seperti Cina ini.

Islam, ucapnya, menentukan bahwa otoritas perbatasan wilayah ditentukan oleh dinamika penaklukan Jihad Islam. Dengan kata lain perbatasan negara itu ditentukan oleh darah para syuhada.

"Semoga ini disadari bersama bahwa dengan Islam, negeri ini akan kuat,” pungkasnya.[] Erlina

IJM: Peta Baru Cina Rendahkan Kedaulatan Indonesia



Tinta Media - Peta baru Cina yang mengklaim wilayah Laut Cina Selatan termasuk Perairan Natuna di Indonesia dinilai Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana telah merendahkan kedaulatan Indonesia. 

“Peta baru yang dirilis Cina dan mencakup atas Perairan Natuna di Indonesia jelas telah merendahkan kedaulatan negara Indonesia,” ucapnya dalam video Peta Baru Cina Acak-Acak Negara Tetangga, RI Juga? Jumat (1/9/2023) di kanal Youtube Justice Monitor.
 
Menurutnya, Cina juga telah mengabaikan Hukum Laut Internasional Uncloss 1982 yang mengatur batas-batas maritim seperti laut teritorial, zona ekonomi eksklusif (ZEE), landas kontinen dan lainnya. Meski Indonesia adalah non clientmen state atau bukan negara pengklaim di Laut Cina Selatan, ia mengungkap ketegangan sudah terjadi sejak 2017 soal Laut Natuna Utara yang diklaim masuk teritorial Cina.  

“Indonesia menyatakan Laut Natuna Utara masuk  ZEE Indonesia dan sejak awal menolak klaim Laut Cina Selatan tentang nine dash line (sembilan titik imaginer). Garis ini kan tidak diakui Hukum Internasional Unclos 1982,” ulasnya.

Walau Cina tahu betul sikap Indonesia soal sengketa teritorial di Laut Cina Selatan, Agung membeberkan jika Cina menandatangani Unclos tersebut tetapi secara sengaja tidak pernah mendefinisikan makna hukum dari sembilan garis putus-putus tersebut.

“Kasus ini adalah konflik teritorial yakni masalah geopolitik klasik yang terus melanda dunia hari-hari ini. Negara-negara powerfull biasa melakukan klaim sepihak atas teritorial mereka dan harus menabrak rambu-rambu hukum internasional bahkan kedaulatan maritim negara lain,” imbuhnya. 

Ia menyayangkan negara-negara ASEAN yang hanya bisa mengutuk sambil menonton adu otot antara Amerika Serikat dengan Cina di kawasan tersebut. Jadi ia menilai Indonesia sama sekali tidak layak menjadikan Cina sebagai negara sahabat.

“Sayangnya Indonesia sudah terperangkap dalam hubungan asimetrik dengan Cina dan menjadi mitra dagang strategis. Ini bisa dengan mudah mempengaruhi kemandirian politik  bahkan kedaulatan teritorial Indonesia,” tutupnya.[] Erlina
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab