Tinta Media: nasib remaja
Tampilkan postingan dengan label nasib remaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nasib remaja. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 November 2023

Indonesia Darurat Bullying, Nasib Remaja Kian Genting




Tinta Media - Bullying bukan masalah sepele, korban tidak hanya menanggung malu sebab dijadikan bahan hinaan, atau olokan oleh teman lain, tapi juga mendapat gangguan fisik, seperti yang terjadi pada anak kelas 2 SD di Gresik yang ditusuk matanya oleh kakak kelas menggunakan tusuk bakso sehingga mengalami kebutaan. Korban bully biasanya hanya diam karena diancam, karena pelaku memiliki kuasa, atau sudah sering melapor namun tak kunjung ada solusi dari guru atau pihak sekolah.

Saat ini bullying tak lagi memandang usia, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga ke jenjang Universitas pun bisa menjadi korban atau pelaku bullying. Baik sekolah negeri maupun berbasis islami tak luput dari kasus bullying. Mirisnya pelaku pun bukan hanya teman sebaya, namun juga dari kalangan guru disekolah. Akibatnya pun tak main-main, korban bisa mengalami trauma, depresi, hingga memilih jalan terakhir yaitu bunuh diri.

Dalam laman Republika.co.id (21/10/22), mantan ketua komisi perlindungan anak indonesia (KPAI), Assoc. Prof. Dr. Susanto, mengatakan untuk mengatasi masalah serius ini diperlukan peran lebih dari orangtua dan guru. Pelajar juga butuh kepemimpinan dalam upaya mengatasi kasus bullying disekolah atau madrasah agar dapat meminimalkan atau menghentikan kasus bullying.

Prof. Susanto juga telah meluncurkan Gerakan Pelopor Anti Bullying melalui olimpiade Anti Bullying tingkat nasional bagi pelajar tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA. Dan gerakan ini akan diselenggarakan oleh Sang Juara.

Penyebab Terjadinya Bullying

Dalam wilayah sekolah, kurikulum yang digunakan berasal dari sistem kapitalis - sekuler, inilah sebab sekolah menghasilkan minim generasi yang berkualitas dan paham dengan norma dan agama, sementara pendidikan islami justru dikurangi dan dijatah 2 jam saja setiap pekannya, pembahasan pun hanya mengenai ibadah saja, tak ada penjelasan mendetail mengenai akidah dan pengokohan iman pada anak, kecuali hanya sedikit sebagai formalitas. 

Adanya Senioritas dalam lingkungan sekolah sudah bukan rahasia lagi, kakak kelas bahkan teman sebaya yang lebih berkuasa pasti akan menindas, mengganggu teman yang lemah, atau karena merasa tersaingi, dan karena berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Kebijakan negara yang selalu mengutamakan keuntungan juga menjadi penyebab tekanan pada rakyat. Terjadinya kenaikan harga bahan pokok, lapangan pekerjaan sulit, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan, tentu membuat para orangtua semakin keras mencari nafkah demi tercukupinya kebutuhan keluarga, sehingga tak jarang mengorbankan waktu bersama keluarga. Padahal anak juga butuh kehadiran orangtua disisinya sebagai role model dan madrasah pertama yang sangat mempengaruhi terbentuknya karakter pada anak.

 Islam Membentuk Kepribadian Anak

Islam telah mewajibkan tugas pengasuhan dan pendidikan pertama pada ibu hingga anak mencapai usia tamyis (7-10th). Dan ayah bertugas untuk mencari nafkah, namun tetap harus berperan dan menjadi teladan bagi anak. Keluarga yang menerapkan syariat islam dalam kehidupan sehari-hari nya tentu akan menjadi kebiasaan baik yang akan dibawa anak hingga dewasa.

Peran lingkungan dan teman sebaya juga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak. Terciptanya lingkungan masyarakat yang baik membutuhkan peran negara, sebab negara islam mengatur seluruh aspek kehidupan dengan syariat islam akan menciptakan kehidupan bermasyarakat yang adil, damai dan berkecukupan, sehingga terhindarlah dari masalah ekonomi dan kriminal, sebab semua ini saling berkaitan dan sumber utamanya karena tidak terpenuhi hak dan kebutuhan masyarakat, serta kurang tegasnya sanksi dalam menyelesaikan persoalan.

Di bidang pendidikan, sekolah dan guru harusnya menerapkan sistem pendidikan islami yang menyeluruh bukan hanya mengambil sebagian saja. Dan negara menjamin pelayanan pendidikan untuk masyarakat secara gratis dengan kualitas terbaik.

Negara juga mampu menghentikan dan menghilangkan setiap hal yang bisa merusak dan melemahkan akidah masyarakat, seperti narkoba, miras, juga tayangan tak bermoral di televisi maupun sosial media. Negara juga yang berhak memberikan sanksi dan edukasi pada pelaku bullying.

Khatimah

Saat ini kasus bullying semakin parah, pemerintah dan negara terus melakukan berbagai mekanisme demi menghentikan kenaikan jumlah korban, namun bullying masih saja terjadi, bahkan korban semakin mengalami dampak yang buruk hingga berakhir bunuh diri.

Hal ini menjadi bukti bahwa sistem saat ini tak mampu menghentikan bullying. Solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkannya syariat islam secara kaffah dalam naungan suatu negara islam, yang akan menjaga dan melindungi keamanan setiap jiwa rakyat, memenuhi kebutuhan pokok dan memudahkan lapangan pekerjaan untuk masyarakat, serta memberikan sanksi yang adil dan tegas pada pelaku kriminal.

Wallahu alam bisshawab.

Oleh : Audina Putri
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab