Tinta Media: menjalankan
Tampilkan postingan dengan label menjalankan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label menjalankan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Februari 2024

Tidak Menjalankan Amanat Konstitusi, Negara Mengkhianati Rakyat?



Tinta Media - Negara ini mempunyai amanat konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk masa depan Indonesia yang lebih maju. Telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah termasuk tujuan dari dibentuknya negara ini. Seharusnya Pendidikan itu dipermudah oleh negara, kalau bisa ditanggung oleh negara, karena negara bertanggung jawab atas pendidikan rakyatnya. 

Maka dari itu yang bermasalah adalah kebijakan Anda, bukan malah menghawatirkan gagal bayar pinjaman. Tapi memang tidak heran sih kalau Anda mengambil kebijakan itu, karena Anda adalah bagian penyelenggara demokrasi. Yang tidak akan pernah berpihak kepada rakyat. Maka dari itu lebih baik Anda simak tulisan ini, siapa tahu bisa mencontohnya. 

Pendidikan adalah tonggak utama dalam menyiapkan generasi emas. Namun faktanya generasi penerus kita jauh dari harapan. Itu disebabkan karena banyaknya berbagai masalah yang dihadapi oleh para pelajar di dunia pendidikan kita. 

Lihat kasus yang baru-baru ini terjadi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kasus mahasiswa yang tidak mampu membayar kuliah karena mahalnya biaya pendidikan. Bukannya mendapat bantuan maupun beasiswa, pihak kampus malah membuat kebijakan kerja sama dengan sebuah layanan pinjaman online (pinjol) Danacita untuk mengatasi hal itu. 

Seorang pengamat pendidikan Ubaid Matraji mengatakan bahwa itu merupakan bentuk pemerasan apalagi saat gagal bayar dapat berujung pada praktik intimidasi. Namun Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto, menolak tudingan itu. Selain itu, Naomi menambahkan bahwa sistem tersebut menguntungkan mahasiswa karena mendapat kemudahan dalam membayar uang kuliah sesuai dengan kemampuan. Bukannya mendengarkan kritik untuk berbenah, pihak kampus malah membela diri dengan argumen tersebut. Padahal sebenarnya selain menimbulkan masalah baru apabila kesulitan membayar, itu juga sangat tidak etis mengingat itu adalah institusi pendidikan yang tugasnya untuk mencetak generasi emas dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Dan parahnya lagi negara hadir juga bukan untuk membantu memberikan bantuan atau membuat program beasiswa, tapi juga akan memberikan pinjaman yang disebut student loan lewat pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Jika melihat keputusan negara ini bisa kita lihat bahwa negara telah menghianati rakyat, karena tidak menjalankan  amanat konstitusi dengan tidak mau berkorban untuk menyiapkan generasi emas untuk masa depan Indonesia yang lebih maju. Padahal di dalam pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah termasuk tujuan dari dibentuknya negara ini. 

Sesungguhnya, terjadinya semua ini akarnya adalah karena enggannya mereka mengadopsi sistem Islam. Jika saja sistem Islam ditegakkan di negeri ini, pastinya masalah seperti itu tidak akan muncul, apalagi solusi yang menyesatkan seperti pinjol dan student loan yang pada hakikatnya akan memunculkan masalah baru, itu juga merupakan tindakan yang menyalahi syariat Islam. 

Lalu bagaimana kita tahu bahwa sistem Islam tidak akan menimbulkan permasalahan seperti itu? Jawabannya karena dalam Islam negara wajib mengatur segala aspek yang berkaitan dengan pendidikan. Berdasarkan iman dan syariat, negara menyiapkan kurikulum, akreditasi, metode pengajaran, bahan ajar, guru yang profesional, sarana dan prasarana. Semua hal yang digunakan untuk menunjang sistem pendidikan didanai oleh baitul mal. Kas negara dikelola dari harta milik negara dan harta milik umum seperti kekayaan alam, bukan dari pajak juga tanpa membayar mahal. Semua akses pendidikan diberikan kepada semua orang secara mudah dan murah, dan bahkan gratis. 

Lihat saja Madrasah an Nuriah al Qubra di Damaskus yang didirikan oleh Khalifah Nuruddin Muhammad Zanky. Asrama siswa, perumahan staf pengajar, tempat peristirahatan serta ruangan besar untuk ceramah dan diskusi semuanya difasilitasi negara. 

Lalu pada akhirnya, lahirlah generasi emas dari peradaban Islam pada saat itu. Seperti ilmuwan Islam seperti Al Khawarizmi, Ibnu Sina, Ar Razi, dan Ibnu Rusyd ahli dalam multi disiplin ilmu pengetahuan dan bahkan ahli dalam ilmu Islam seperti ushul fiqih. Itu semua adalah hasil dari ketaatan kepada Allah SWT untuk melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi larangannya termasuk menegakkan sistem Islam di dalam bernegara. 

Wallahu a'lam 

Oleh: Yahya Ariffudin
Aktivis Muslim
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab