Rasa Kemanusiaan Semakin Menipis Seiring Dipangkasnya Anggaran UNRWA
Tinta Media - United Nation Relief and Works Agency for Palestine Refugees in Near East (UNRWA) merupakan lembaga yang didirikan PBB sejak 8 Desember 1949. Berfungsi sebagai badan operasional non politik yang bertanggung jawab atas fakta kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Namun sayang, belum lama lembaga tersebut memangkas dana kemanusiaan.
Minim Rasa Empati
Keputusan penangguhan anggaran bagi badan UNRWA di tengah situasi krisis yang mengancam anak-anak di Gaza, menuai pertentangan. Komisi Hak-hak Anak PBB mengungkapkan seruan tegas terkait negara-negara donatur UNRWA agar mempertimbangkan kembali keputusan tersebut (voaindonesia.com, 9/2/2024). Setiap hari, sedikitnya 10 anak di Gaza kehilangan salah satu atau kedua kakinya karena terkena bom. Tak hanya itu, sebanyak 17.000 anak saat ini hidup sendiri karena kedua orang tuanya tewas atau terpisah dari mereka akibat peperangan yang terus berkepanjangan.
Keputusan penangguhan dana UNRWA adalah keputusan tidak manusiawi di tengah kemelut peperangan yang terus-menerus. Dan mengancam nyawa serta keselamatan anak-anak khususnya. Negara-negara donatur UNRWA menangguhkan anggaran mereka saat Israel menuding tuduhan beberapa staf badan tersebut terlibat dalam serangan ke selatan negaranya, 7 Oktober lalu (voaindonesia.com, 9/2/2024).
Ann Skelton, Ketua Komisi Hak-hak Anak PBB menyebutkan pentingnya anggaran tersebut. Anggaran ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, namun juga untuk "dukungan psikososial yang masif" bagi anak-anak dan keluarga di Gaza. Serta bagi anak-anak Israel yang menjadi korban atau menyaksikan serangan yang dilakukan oleh para pejuang militan Palestina di Israel Oktober 2023 lalu.
Lebih parahnya lagi, Israel menyerukan pembubaran UNRWA. Tentu saja, keputusan tersebut sebagai keputusan tidak adil yang ditetapkan sepihak. Krisis kemanusiaan akan semakin memburuk dengan perkiraan korban peperangan yang terus meningkat.
Semua fakta ini menunjukkan betapa rendahnya rasa empati dunia terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi hingga saat ini di Palestina. Keadaan penduduk Palestina semakin menderita. Banyak anak tidak berdosa menjadi korban. Dunia hanya bisa diam dan sekedar mengecam. Seolah merestui penyusutan anggaran yang ditetapkan menjadi kebijakan. Perubahan tersebut tentu saja menjadi ancaman bagi seluruh warga Palestina.
Nihilnya rasa kemanusiaan dunia atas penderitaan muslim Palestina. Inilah cerminan buruknya tata kehidupan saat ini. Tatanan kehidupan yang hanya disandarkan pada keuntungan materi saja. Tanpa ada kebijakan berstandar benar yang mampu membela. Aturan kemanusiaan yang ditetapkan pun hanya berbasis pada konsep sekularisme yang menjauhkan aturan agama dari pengaturan kehidupan. Alhasil, rasa kemanusiaan terus tersisihkan. Sikap egois setiap negara kian tampak. Hingga melahirkan bencana kemanusiaan yang mengancam eksistensi kehidupan.
Islam Solusi Masalah Kemanusiaan
Islam merupakan sistem kehidupan yang menjaga dan menghormati nyawa manusia. Setiap individu wajib dijaga keselamatan dan keamanannya oleh negara. Apalagi posisi kaum muslim di medan peperangan. Inilah posisi syariat Islam sebagai sistem yang penuh rahmat bagi seluruh alam.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Darah seorang muslim terlarang ditumpahkan selain karena alasan di antara tiga: orang yang telah menikah berzina, membunuh dan dia telah menikah, dan meninggalkan agama, meninggalkan jamaah muslimin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sistem Islam pun tidak hanya menjaga darah kaum muslim. Namun juga, menjaga dan melindungi nyawa dan darah umat lain yang membutuhkan. Karena dalam Islam, qimah insaniyah (nilai kemanusiaan) merupakan salah satu esensi utama dalam penjagaan seluruh warga negara dalam satu institusi negara yang berpondasikan akidah Islam. Yakni institusi khilafah dalam naungan sistem Islam yang melindungi secara utuh dan sempurna.
Khilafah memiliki kebijakan taktis yang strategis terkait penjagaan umat dan seluruh wilayah. Demi konsistensi dan terlindunginya seluruh elemen khilafah. Hanya dengannya, umat mampu terlindungi. Karena khilafah adalah satu-satunya perisai umat dari segala bentuk penindasan.
Wallahu 'alam bisshowwab.
Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor