Tinta Media: meningkatkan
Tampilkan postingan dengan label meningkatkan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label meningkatkan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 September 2024

Makan Siang Gratis, Benarkah demi Meningkatkan Kualitas Generasi?



Tinta Media - Kemungkinan besar kekisruhan tentang ketahan pangan serta stunting beberapa waktu lalu yang menjadikan pasangan terpilih Prabowo Gibran terinspirasi untuk membuat janji kampanye, apabila terpilih nanti akan membuat progam makan siang dan susu gratis guna memenuhi kebutuhan gizi generasi. 

Dilansir oleh Kompas com 12 September 2024, topik susu ikan ramai dibicarakan bermula saat komoditas tersebut disebut-sebut bisa dijadikan sebagai pengganti atau alternatif susu sapi untuk progam makan siang bergizi gratis untuk generasi.

Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Baharuddin Abdullah mengatakan bahwa susu sapi dalam progam makan siang gratis sangat memungkinkan untuk diganti susu ikan. Opsi lainnya yakni menganti susu sapi dengan telur.

Epi Taufik, Ahli ilmu dan teknologi susu dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor menuturkan bahwa susu ikan seharusnya dihasilkan atau berasal dari jenis ikan mamalia (mamae). 

"Saya pikir, susu ikan ini beneran susu ikan lumba-lumba atau susu ikan paus karena mereka jenis ikan mamalia. Akan tetapi, kita tidak mungkin berternak dan memerahnya. Sedangkan susu yang dikenal dalam progam makan siang dan susu ikan gratis ini bukan hasil perahan susu ikan melainkan produk ekstraksi protein ikan yang ditambah bahan bahan lainnya. Mengapa disebut susu ikan? Ya, mungkin karena setelah dicairkan mirip susu," tutur Epi saat dihubungi kompas.com, Selasa, 10/09/2024.

Gembar-gembornya program makan siang yang katanya bergizi ini mengundang sorotan media, baik dalam maupun luar negeri. Hal ini disebabkan adanya pergantian susu sapi dengan susu ikan.

Dilansir oleh CNN Indonesia, sejumlah media asing menyoroti rencana pemerintah RI terpilih yang mengganti susu sapi dengan susu ikan untuk program makan siang. Media-media tersebut di antaranya koran asal Singapura, The Straits Times, yang melaporkan bahwa susu ikan sudah lama menjadi inovasi pemerintah Indonesia. RI memainkan peran kunci yang meluncurkan susu ikan sebagai upaya melakukan hilirisasi produk perikanan pada Jumat, 13/09/2024.

Bukan hanya koran asal Singapura, tetapi koran asal Australia juga ikut menyoroti menu susu ikan ini. The Sydney lebih parah, bahkan menertawakan ide susu ikan ini sebagai upaya menekan biaya yang membengkak. Media-media asing tersebut juga mempertanyakan soal dampak kesehatan dari susu ikan. Mereka juga mempertanyakan, apakah susu ikan mampu atau tetap bisa mempertahankan kandungan nutrisi seperti yang terkandung dalam susu sapi.

Dilihat dari tabiat pemerintah atau rezim kufur yang selalu mengedepankan kepentingan hawa nafsu, bukan berdasarkan pemikiran sebagai muslim, tentunya setiap program ataupun kebijakan yang diambil tidaklah sepenuh hati untuk kepentingan umat.

Negara dengan sistem demokrasi kapitalisme ini telah berlepas tangan akan tangung jawab. Kalaupun negara ini paling depan membantu menyelesaikan problematika kehidupan rakyat, solusi yang mereka hadirkan sama sekali tidak menyentuh akar masalah, justru keuntungan pribadi yang menjadi target utama. Sekali ada kebijakan, alih-alih memberikan solusi tuntas, yang ada justru menjadikan peluang hadirnya masalah baru.

Umat tidak butuh bantuan tunai dari pemerintah kalau bantuan itu justru menjadikan mereka males berkerja. Umat, khususnya generasi muda bangsa tidak butuh makan siang gratis dari pemerintah, kalau pada akhirnya orang-orang tua mereka juga semakin menderita. 

Generasi muda butuh ilmu, baik pengetahuan umum ataupun agama agar menjadikan ia mampu berpikir secara mendalam, cerdas sesuai syariat agama. Generasi butuh bimbingan yang baik dan benar sesuai tata cara belajar yang dicontohkan oleh Rasulullah, bukan hanya mendapatkan ilmu dunia yang memfokuskan kesenangan diri dan mencari materi-materi dunia semata.
Generasi butuh pemahaman islami agar dapat mengetahui dan memahami dari mana ia berasal, untuk apa ia hidup di dunia ini,vdan akan ke mana ia setelah kehidupan dunia berakhir.

Generasi butuh asupan ilmu agama yang kaffah agar keimanan dan ketakwaan mereka terpelihara. Dengan ilmu itulah, ia akan selamat dari siksa api neraka.

Hanya negara yang menerapkan syariat Islam sebagai dasar hukum kepengurusan negaranya yang mampu menghadirkan solusi tuntas untuk semua problematika manusia di segala aspek kehidupan. Kesejahteraan, kemakmuran, kesehatan, jaminan sosial, keamanan, kenyamanan, perlindungan serta pelayanan negara terhadap warganya menjadi tangung jawabnya. Bukan hanya umat Islam saja yang menikmati keuntungan apabila syariat Islam ditegakkan, tetapi umat manusia di luar Islam pun akan mendapatkan perlindungan pelayanan yang sama. Mereka pun tidak dipaksa untuk memeluk agama Islam.

Kepemimpinan negara Islam kaffah telah terbukti berhasil berabad-abad lamanya. Tidakkah umat saat ini rindu kepemimpinan itu kembali?
Tidakkah umat Islam saat ini sadar dengan penerapan sistem buatan manusia menjadikan mereka tak ubahnya seperti hewan, hilangkan rasa malu, rusaknya perilaku?
Tidakkah semua ini menjadikan ia berpikir secara mendalam? 

Umat butuh junna (perisai) sebagi pelindung dari segala pengaruh buruk perusak akidah. Umat butuh penguasa yang taat syariat agar mereka amanah. Umat butuh negara yang mengembalikan suasana kekehidupan yang islami agar tidak melanggar aturan Allah Swt. Wallahu alam bishawaab.






Oleh: Yeni Aryani
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab