Tinta Media: masa
Tampilkan postingan dengan label masa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label masa. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Desember 2022

Pemuda Hari Ini adalah Tokoh di Masa Datang

Tinta Media - Narator MMC menyampaikan sebuah ungkapan dalam bahasa Arab, 'Syubbanul aliyaum rijalu Al ghoddi'. "Pemuda hari ini adalah tokoh pada masa yang akan datang," tuturnya dalam Serba serbi MMC: Generasi Muda Cemerlang di Masa Khilafah, Hasil Binaan Sistem Islam, Sabtu (24/12/2022) melalui kanal YouTube Muslimah Media Center. 

Karena itu, lanjutnya, Islam memberikan perhatian besar kepada mereka bahkan sejak dini. Di masa lalu, banyak pemuda hebat, karena generasi sebelumnya adalah orang-orang hebat. Karena itu Khilafah memberikan perhatian besar pada generasi muda ini, Nabi Saw mengajarkan muru auladakum di as-shalati wahum abna'sab'in. "Ajarkanlah kepada anak-anakmu sholat ketika mereka berusia 7 tahun," ungkapnya.

Hadits ini sebenarnya tidak hanya memerintahkan sholat saja, tetapi juga hukum syara yang lain. "Karena sholat merupakan hukum yang paling menonjol sehingga hukum inilah yang disebutkan," jelasnya.

"Selain itu titah ini tidak berarti anak-anak kaum muslim baru diajari shalat dan hukum syara yang lain ketika berusia tujuh tahun," imbuhnya. 

Di masa lalu keluarga kaum muslim menjadi Madrasah pertama bagi putra-putrinya, sejak sebelum lahir dan saat balita. "Orang tuanya telah membiasakan putra-putrinya yang masih kecil untuk menghafal Al-Qur’an dengan cara memperdengarkan bacaannya," ujarnya.

Di usia emas seperti ini anak-anak bisa dibentuk menjadi apa pun tergantung orang tuanya. "Setelah mereka bisa menghafal Alquran di usia 6 atau 7 tahun, mereka pun mulai menghafal kitab-kitab hadits, saat usia 10 tahun mereka pun bisa menguasai Alquran Hadits, juga kitab-kitab bahasa Arab yang berat sekelas Alfiah Ibnu Malik," tegasnya.

*Generasi Islam*

Narator menggambarkan bahwa di era Khilafah bermunculan pemuda yang sudah mampu memberikan fatwa Iyash bin Mu'awiyah, Muhammad bin Idris asy-Syafi'i misalnya, sudah bisa memberikan fatwa saat usianya belum genap 15 tahun.

"Selain penguasaan pengetahuan yang begitu luar biasa mereka juga dibiasakan oleh orang tua- orang tua mereka untuk mengerjakan salat, berpuasa, berzakat, infaq, hingga berjihad. Sosok Abdullah bin Zubair misalnya yang dikenal sebagai ksatria, pemberani tidak lepas dari didikan orang tuanya Zubair bin al-awwam dan Asma binti Abu Bakar," kisahnya.

Abdullah bin Zubair pun, tegasnya, sudah diajak berperang oleh ayahnya Saat usianya masih 8 tahun, dia dibonceng di belakang ayahnya di atas kuda yang sama dengan bekal ilmu dan pembentukan mental yang sehat dan kuat, ditopang dengan pembentukan sikap dan nafsiyah yang mantap. "Kehidupan pemuda di era Khilafah jauh dari hura-hura, dugem dan kehidupan hedonistik lainnya," tutur narator.

"Mereka pun jauh dari stress apalagi menjamah miras dan Narkoba untuk melarikan diri dari masalah. Kehidupan pria dan wanita pun dipisah tidak ada pacaran hingga perzinaan," ungkapnya. 

Narator menyimpulkan, kehidupan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat benar-benar bersih. "Kehormatan atau Izzah pria dan wanita serta kesucian hati atau iffah mereka pun terjaga," ungkapnya.

"Semua itu, selain karena model ilmu, ketakwaan, sikap dan nafsiyah mereka juga sistem yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat oleh Khilafah," tegasnya.

Narator mengatakan, kehidupan masyarakat yang bersih ini juga bagian dari tasqif jama'i yang membentuk karakter dan kepribadian generasi muda di zaman itu. "Peran negara masyarakat, dan keluarga begitu luar biasa dalam membentuk karakter dan kepribadian mereka," jelasnya.

Agar masyarakat khususnya generasi muda tidak terperosok dalam ke sia-siaan maka "Mereka harus disibukan dengan ketaatan, baik membaca, mendengar atau menghafal Alquran, Hadis, kitab-kitab tsaqofah para ulama atau berdakwah di tengah-tengah umat dengan mengajar di masjid, kantor, tempat keramaian dan sebagainya," harapnya.

Semuanya ini, menurutnya, memang membutuhkan negara dengan sistemnya yang luar biasa. "Sejarah keemasan seperti ini pun hanya pernah terjadi dalam sistem Khilafah bukan yang lain," pungkasnya.[] Sri

Rabu, 20 Juli 2022

Masa Muda Bakal Diminta Pertanggungjawaban Secara Khusus


Tinta Media - Meskipun masa muda itu masa mencari jati diri, masa membuktikan eksistensi, masa mencari perhatian dan masa penuh semangat dan bergairah, namun narator video MMC mengingatkan masa muda bakal diminta pertanggungjawaban.

“Yang mesti diperhatikan di balik itu semua perlu ada kontrol, dan perlu pembinaan biar enggak berlebihan dan keluar dari bimbingan syariat. Soalnya dengan keunggulan dan kelebihan di usia muda ini,  kayak semangat masih membara,  tenaga masih kuat, pikiran masih fresh dan tekad yang kuat, masa muda kita bakal diminta pertanggungjawabannya secara khusus,” tutur Narator dalam Video: Masa Muda Masa Berkarya Jangan Disia-siakan, Rabu (23/3/2022) melalui kanal Muslimah Media Center.

Ia lalu membacakan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh At-Tirmizi, “Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang  lima hal,  tentang  umurnya dalam apa ia gunakan,  tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan,  tentang hartanya dari mana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang  apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui atau ilmunya.”

Nah dari hadis di atas, lanjutnya, ia mengatakan, ternyata masa muda jadi salah satu pertanyaan yang bakal ditanyakan  sama Allah SWT pas sesi  tanya jawab di yaumil hisab.  “Artinya kita punya pilihan nih masa muda kita ini bakal mau diisi dengan cara apa? Cuma ya harus berfikir juga, setiap pilihan pasti punya konsekuensi dan resiko,” ucapnya mengingatkan.

Ia mencontohkan, misalnya diisi dengan bersenang-senang mengejar kepuasan materi dan fisik, seperti yang diajarkan sama sistem sekuler liberal saat ini. “Contohnya ya kayak free sex lah,  narkoba lah, tawuran lah, workaholic, pamer aurat sampai lupa nggak ngaji Islam,” tuturnya memberikan contoh.

“Atau bahkan ‘ikhlas’ jadi duta ide-ide barat yang jelas-jelas semua ide itu bertentangan dengan akidah Islam, kayak mendakwahkan ide sekuler liberal, semisal mendukung kelompok L68T atau  pluralisme, demokrasi kapitalisme,  dan ide-ide kufur  lainnya,” imbuhnya. 

Nah kalau masa muda kita diisi dengan cara yang begituan, ucap Narator,  “Ya cek saja  di dalam Al-Quran balasan apa ntar yang kita dapatkan setelah kaki kita bergeser di sesi tanya jawab  di yaumil hisab,” ingatnya.
 
Kagum

Menurut Narator, kalau anak muda menyibukkan masa mudanya dengan ketaatan, maka Allah SWT kagum kepada anak muda tersebut. 

Ia lalu membacakan hadis riwayat Imam  Bukhari, “Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan atau arsyi-Nya pada hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali naunganNya.... dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah atau ketaatan kepada Allah,” ucapnya.   

“Di hadis lain riwayat Ahmad,  Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta'ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah,’ ” imbuhnya. 

Narator menjelaskan, shabwah adalah pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsunya, dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan. 

Keren

Narator mengatakan, di masa peradaban Islam yang dinaungi sistem Khilafah, pemudanya itu keren-keren. “Masih muda sudah jadi panglima,  masih muda sudah jadi mujtahid,  masih muda sudah jadi wali, masih muda penuh dengan karya,” kagumnya.

Ia memberikan contoh, Ali bin Abi Tholib yang  memutuskan masuk Islam di umur 7 tahun, Mushab bin Umair yang menjadi duta Islam di Madinah. “Beliau diutus Rasul untuk mengenalkan dan mengajarkan Islam ke penduduk Madinah. Hasilnya berupa  baiat aqabah kedua yang menjadi cikal bakal berdirinya Daulah Islam di Madinah,” ungkapnya. 

“Ada juga  sosok-sosok imam dan ilmuwan Islam seperti Imam Syafi'i,  Ibnu Rusyid,  Al Farabi dan lain sebagainya. Ibu Rusyid  misalnya seorang ilmuwan sains dan kedokteran yang terkenal di Andalusia atau Spanyol.  Ada juga sosok Muhammad Al Fatih yang mampu membuktikan bisyaroh  Rasul menaklukkan peradaban Romawi Barat atau Konstantinopel,” kisahnya. 

Karena itu, Narator berharap agar tidak menyia-nyiakan usia muda. “Bagi yang masih terlena dengan dunia, mari kita perbaiki mindset  hidup kita dengan cara mengkaji Islam,” ajaknya.

“Yang sudah ikut kajian, keep istiqamah,  karena kita enggak tahu akhir hidup kita seperti apa," pungkasnya.[] Irianti Aminatun
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab