Kurikulum Nasional Harus Diarahkan pada Pendidikan Islam
Tinta Media - Sebagai aspek strategis pembangunan suatu bangsa, pendidikan menjadi perhatian utama bagi setiap negara di dunia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, memiliki tanggung jawab untuk menentukan arah dan tujuan pendidikan di negeri ini. Pendidikan Islam yang berbasis aqidah Islam akan melahirkan generasi berkepribadian Islam, yang tak hanya unggul dalam sains namun juga berakhlak mulia, beriman, serta bertakwa kepada Allah SWT.
Saat ini, rencana pengesahan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas kurikulum nasional (kurnas) 2024 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Riset dan Teknologi. mendapat perhatian dan kritikan beragam dari berbagai kalangan. Salah satunya organisasi nirlaba Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik) menilai bahwa kurikulum ini tidak pantas menjadi Kurnas dan meminta agar dievaluasi secara menyeluruh.
Menurut direktur eksekutif Bajik, Kurikulum Merdeka masih belum lengkap dan harus diperbaiki sebelum diresmikan menjadi kurikulum nasional. Hal terpenting yang harus ada dalam kurikulum resmi adalah kerangka kurikulum, Dan kurikulum resmi harus berdasarkan filosofi pendidikan dan kerangka konseptual yang jelas dan tertulis dalam naskah akademik. Namun, Kurikulum Merdeka belum memiliki naskah akademik yang menjelaskan dasar pemikirannya. Oleh karenanya Puti meminta evaluasi menyeluruh untuk Kurikulum Merdeka sebelum dijadikan kurikulum nasional.
Banyak yang menilai bahwa kurikulum ini masih belum memberi kejelasan sebagai kurikulum yang tepat mengingat peserta didik hanya diarahkan kepada kompetensi atau daya saing atas sesuatu yang bersifat materi, namun melupakan aspek pembinaan agama/mental.
Selain itu dengan masih banyak potret buram pendidikan dalam semua aspek, baik guru maupun siswa yang melakukan berbagai kemaksiatan dan kejahatan serta pelanggaran hukum. Hal ini telah menjadi indikasi bahwa sistem pendidikan kita saat ini masih belum mampu memberikan landasan moral yang kuat bagi generasi penerus bangsa.
Dengan demikian, adanya wacana Kurikulum Merdeka justru akan menguatkan sekularisme dan kapitalisme dalam kehidupan, melahirkan generasi yang buruk kepribadiannya, dan menjadikan generasi terjajah budaya Barat yang rusak dan merusak. Sebagai negara yang memiliki mayoritas penduduk muslim, maka hal ini merupakan kekhawatiran tersendiri.
Islam sebagai agama yang menjadi mayoritas di Indonesia, memiliki sistem pendidikan terbaik berbasis akidah Islam yang terbukti berhasil melahirkan generasi berkualitas, menjadi agen perubahan dan membangun peradaban yang mulia. Dan sebab pendidikan Islam memberikan landasan moral yang kuat dan nilai-nilai keislaman yang mantap bagi peserta didik. Sehingga mereka memiliki kepribadian yang baik, bertakwa, terampil, berjiwa pemimpin, serta menjadi problem solver yang mampu memecahkan masalah yang kompleks.
Oleh karena itu, dalam konteks Indonesia, maka tujuan pendidikan nasional harus tetap mengacu pada prinsip-prinsip keislaman dan nilai-nilai moral yang mulia. Agama dan moral adalah landasan penting yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik dan pendidik. Sebab Negara memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, yang mampu melahirkan generasi yang berakhlak mulia, beriman, serta bertakwa kepada Allah SWT.
Kesimpulannya sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk membangun sistem pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan moral. Adanya Kurikulum nasional seharusnya tidak menjauhkan pendidikan dari nilai-nilai keislaman, namun sebaliknya seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat landasan moral dalam pendidikan.
Maka Negara dan masyarakat harus berpikir dan bertindak nyata untuk mewujudkan generasi yang berkualitas dan bermartabat. Dengan menghadirkan pendidikan Islam berbasis aqidah Islam adalah solusi yang tepat, di sertai dengan adanya sistem Islam yang kaffah niscaya pendidikan berkualitas sehingga melahirkan generasi yang berkepribadian Islam, yang tidak hanya ahli dalam ilmu dunia tapi juga berakhlak mulia, beriman, serta bertakwa kepada Allah SWT. Wallahu'alam.
Oleh: Indri Wulan Pertiwi
Aktivis Muslimah Semarang