Tinta Media: keselamatan
Tampilkan postingan dengan label keselamatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keselamatan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Februari 2024

Minim Antisipasi Kasus DBD Ancam Keselamatan Generasi



Tinta Media - Sebutan "musim hujan musim penyakit" seakan terbukti dengan meningkatnya kasus DBD di berbagai daerah, seperti di Banyuasin, Sumatera Selatan. 

Sebagaimana dilansir oleh RMOL Sumsel, PJ Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam saat meninjau stan PNS  menyatakan bahwa serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banyuasin cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, tercatat empat kasus selama Januari 2024 yang berakhir dengan kematian. (30/01/2024)

Kasus DBD kembali meningkat dan merenggut nyawa, termasuk anak-anak pada saat musim hujan. DBD adalah penyakit yang dapat dicegah penularannya dengan beberapa langkah yang dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat. 

Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan harus ditingkatkan. Salah satunya dengan membersihkan sarang-sarang nyamuk, seperti tempat tergenang air yang secara tak langsung yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Pola hidup bersih harus dipahami masyarakat sejak dini.

Selain kesadaran dini oleh masyarakat, pemerintah pun harus siap siaga, cepat dalam memproses kasus yang terjadi. Misalnya dengan menyiapkan rumah-rumah yang memadai, membuat regulasi pelayanan penanganan pasien secara baik, cepat, tepat, tidak berbelit, dan menomorsatukan perawatan, bukan membicarakan proses pembayaran, surat menyurat, dan lain sebagainya. 

Negara juga harus mengoptimalkan dan menyosialisasi, memberi edukasi ke masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat agar penularan DBD terputus. 

Begitu pun pencegahan secara teknologi. Negara harus menyiapkan para ahli kesehatan agar melakukan penelitian guna mencari tahu obat  yang tepat agar penularan DBD tidak terus berulang dan meningkat setiap musim hujan.

Negara tidak boleh berlepas tangan dan abai dalam hal ini. Negara harus hadir di garda terdepan sebagai bentuk konsekuensi jabatan yang telah diserahkan masyarakat kepadanya saat pemilihan pemimpin negara sebelumnya. 

Negara harus membersamai masyarakat, duduk bersama masyarakat memberikan solusi tuntas untuk setiap permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat. Negara harus mengedepankan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Sejatinya, dalam Islam keselamatan, kesehatan semua masyarakat adalah tanggung jawab negara. Dalilnya ada dalam sabda Rasulullah saw.

"Imam (penguasa) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus." (HR Al Bukhori) 

Jaminan pelayanan kesehatan adalah termasuk salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Karena itu, menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakan rumah sakit, klinik, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya. 

Kewajiban negara dalam kepengurusan umatnya bukan hanya di bidang kesehatan saja melainkan dalam segala aspek kehidupan, seperti ekonomi, pendidikan, keamanan kenyamanan dan lainnya.

Islam telah memberikan kabar gembira kepada para pemimpin (imam) yang berpegang teguh pada syariat Islam dan menjalankan amanah jabatannya, bahwasanya mereka akan mendapat balasan surga seperti sabda Rasulullah, yang artinya, 

"Tidaklah seorang hamba yang telah diberikan wewenang untuk mengurus rakyat mati pada hari kematiannya, sementara dia dalam keadaan menipu rakyatnya melainkan Allah mengharamkan atasnya surga." (HR Al Buchori)

Wallahu alam.


Oleh: Yeni Aryani
Sahabat Tinta Media

Minggu, 21 Januari 2024

Tragedi Kecelakaan KA Berulang, Bukti Layanan Keselamatan Publik Terabaikan



Tinta Media - Awal tahun 2024 dibuka dengan terjadinya tabrakan maut Kereta Api (KA) Turangga jurusan Surabaya-Bandung dengan Commuter Line Bandung Raya di wilayah Cicalengka Kabupaten Bandung. Dua kereta yang membawa ratusan penumpang itu bagai adu banteng di  lintasan satu jalur, menewaskan 4 orang petugas KAI dan 33 orang mengalami luka-luka. Tentu menjadi pertanyaan, bagaimana bisa dua kereta diizinkan melintas pada waktu yang sama di lintasan yang sama? 

Seorang pakar transportasi di Institut Teknologi Bandung, Djoko,  mengatakan bahwa penyebab  kecelakaan tersebut bisa akibat infrastruktur yang sudah menua/uzur,  masalah sinyal atau kesalahan manusia.  Djoko mengatakan, sinyal di Cicalengka masih menggunakan sinyal Blok Mekanik, sedangkan sinyal di Stasiun Haur Pugur berupa sinyal elektrik.

Sinyal Blok Mekanik adalah perangkat sinyal yang digerakkan secara mekanik berupa papan semapur yang dinaikkan atau diturunkan sebagai perintah kepada masinis KA. Sedangkan Sinyal Elektrik adalah isyarat lampu seperti lampu lalu lintas di jalan umum untuk mengatur jalan tidaknya KA.  Syarat sistem persinyalan adalah asas keselamatan, tidak boleh ada kerusakan pada sistem sinyal yang dapat menimbulkan bahaya pada pengguna KA.

Muslimah News (9/1/2024)  melansir berita bahwa kecelakaan KA di Cicalengka juga mendapat perhatian dari kantor berita luar negeri seperti AFP dan BNN. Mereka mengkritik berulangnya kecelakaan transportasi di Indonesia karena infrastruktur yang sudah tua/uzur dan tidak terawat dengan baik. Dikatakan sudah tua karena banyak infrastruktur KA peninggalan zaman Belanda, belum diganti dengan yang baru.
  
Kecelakaan bukan sekadar musibah, tetapi juga akibat kezaliman sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Berulangnya kecelakaan transportasi akibat aspek keselamatan penumpang kurang diperhatikan. Negara yang menerapkan sistem kapitalis tidak merasa berat kehilangan nyawa rakyat karena orientasi keuntungan (bisnis) menjadi landasan kebijakan.  

Data KNKT menunjukkan bahwa sejak tahun 2007 sampai 2023 telah terjadi 103 kasus kecelakaan KA di Indonesia dengan jumlah korban yang tidak sedikit. Padahal, kereta api digadang-gadang sebagai moda transportasi teraman.
  
Ini berbeda dengan sistem Islam. Khalifah akan mengurus (meriayah) rakyat sesuai dengan hukum syariat. Yang menjadi dasar kebijakan adalah kemaslahatan yang memudahkan dan tidak membahayakan umat. Khalifah bertindak sebagai pelayan umat, sehingga akan berusaha memenuhi kebutuhan rakyat dengan fasilitas terbaik, termasuk untuk moda transportasi.  

Moda transportasi harus aman, nyaman, dan murah, bahkan kalau perlu gratis. Operator alat transportasi adalah orang yang amanah dan ahli di bidangnya sehingga kecil kemungkinan terjadi kesalahan karena manusia. 

Bahkan, ada pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan sehingga tidak terjadi ihtilat atau campur baur laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Selain memenuhi syariat, pemisahan laki-laki dan perempuan memberikan keamanan dan kenyamanan pada para penumpang.

Infrastruktur transportasi merupakan kebutuhan publik. Ini menjadi tanggung jawab penguasa untuk membangun yang terbaik dengan anggaran  dari pos kepemilikan umum.  Keselamatan setiap penumpang juga menjadi tanggung jawab khalifah karena sebagai penguasa dia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.  Setiap korban akan  menuntut riayah penguasa di akhirat kelak. Nyawa manusia dalam Islam sangat berharga, bahkan lebih berharga dari dunia dan seisinya. 

Sabda Rasulullah Saw, "Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya." 

Wallahu a'lam bish shawwab.

Oleh: Heni Lamajang
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab