Kelahiran Nabi, Aktivis: Peristiwa Besar yang Berpengaruh terhadap Konstelasi Internasional
Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustadzah Iffah Ainur Rochmah menyatakan bahwa kelahiran Nabi saw. merupakan peristiwa besar yang berpengaruh terhadap dunia dan konstelasi internasional.
"Kelahiran Nabi adalah satu peristiwa besar yang berpengaruh bukan hanya pada keluarganya, pada orang-orang Quraisy atau pada mereka yang ada di Jazirah Arab, tapi peristiwa besar yang berpengaruh terhadap dunia bahkan berpengaruh terhadap konstelasi internasional," tuturnya dalam Muslimah Talk: Kelahiran Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Password Kepemimpinan Wahyu Atas Dunia, Sabtu (30/9/2023) di kanal Youtube Muslimah Media Center.
Menurutnya, tidak berlebihan kalau ditegaskan dalam pikiran bahwa peristiwa lahirnya Rasulullah saw. ini adalah tonggak sebuah revolusi, sebuah perubahan besar.
"Saya mengajak untuk melihat bahwa peristiwa lahirnya Rasulullah saw. ini adalah sebuah revolusi perubahan sebuah peradaban, perubahan sebuah kepemimpinan bagi umat manusia," ujarnya.
Ia menjelaskan, apa yang terjadi pada kehidupan Nabi saw. setelah diangkat sebagai Rasul, Allah Swt. memberikan kemaksuman pada dirinya.
“Rasul hanya menyampaikan apa yang diwahyukan oleh Allah Swt. Maka apa yang dicontohkan, sesungguhnya adalah keteladanan tanpa debat bagi umat manusia,” tegasnya.
Rasul saw., lanjutnya, mencontohkan dakwah di Makkah sampai hijrah ke Madinah. Di sana ada banyak peristiwa, di sana ada banyak penyikapan dan penetapan-penetapan oleh Rasul saw. Di sana juga turun ayat-ayat Al-Qur'an, dikeluarkan hadits-hadits Rasul saw.
"Dakwah Rasul di Makkah sesungguhnya adalah contoh atau teladan. adanya metode, adanya thariqah yang disyariatkan untuk melakukan dakwah," tandasnya.
Ia menambahkan, jika tujuan dakwahnya adalah untuk membangun sebuah masyarakat maka didapati hukum-hukum syariat bukan untuk diperdebatkan tetapi untuk dipraktikkan.
Ia menggambarkan, bagaimana Rasul membina para sahabat menjadi kader-kader pengemban Islam, bagaimana Rasul menyikapi tantangan yang dihadapi oleh kaum muslimin beserta Rasulullah sendiri terhadap orang-orang kafir yang menghendaki untuk menghapus atau menghentikan amal dakwah.
“Rasul saw. tidak menghadapinya dengan kekerasan, Rasul menghadapinya dengan dialog, dengan debat, dengan mujadalah berdasarkan apa yang dituntunkan wahyu. Ini juga keteladanan bagi kita untuk kita praktikkan, bukan hanya untuk sekedar kita ketahui," harapnya.
Maka, ucapnya, dakwah Rasul di Makkah sesungguhnya adalah tuntunan bagi umat Islam hari ini untuk secara individual, secara berkelompok di dalam satu organisasi politik, bagaimana amal-amal yang mesti dilakukan untuk bisa membangun sebuah masyarakat Islam.
“Sedangkan dakwah Rasul saw. di Madinah Al Munawwarah adalah contoh praktis bagaimana hukum-hukum syariat dipraktikkan dalam membangun masyarakat, membangun sebuah pemerintahan, bahkan menjalankan politik dalam negeri maupun politik luar negeri," bebernya.
Nomor Satu
Ustadzah Iffah mengungkapkan bahwa Rasul saw. dikategorikan sebagai orang nomor satu yang paling berpengaruh di dunia.
“Bukan karena secara pribadi mempengaruhi individu-individu di sekitarnya, tetapi karena mampu membangun sebuah masyarakat bahkan sebuah negara super power yang menguasai sepertiga wilayah dunia di era satu abad pertama yakni di masa Umar bin Abdul Aziz . Bahkan, menguasai dua pertiga wilayah dunia di periode-periode berikutnya,” urainya.
Ia menjelaskan, bagaimana pemerintahan Islam, bagaimana kepemimpinan masyarakat, kepimpinan negara bahkan kepemimpinan dunia sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika memimpin Daulah Islam di Madinah.
"Rasul menunjuk Muawin (para pembantu-pembantu dalam urusan pemerintahan maupun administratif), memimpin pasukan untuk melawan entitas Qurays, melakukan ekspansi, melakukan penyebaran hidayah dan diayah (propaganda) ke negeri-negeri lain, mengirimkan macam-macam sarana untuk mengenalkan Islam dan menawarkan agar kepemimpinan Islam juga menaungi wilayah-wilayah yang lain,” ulasnya.
Semua itu, menurutnya, menunjukkan bahwa Nabi saw. betul-betul membangun sebuah pemerintahan, sebuah kepemimpinan politik di Madinah yang memiliki pengaruh terhadap kawasan Jazirah Arab bahkan terhadap dunia.
“Rasul saw. telah menggariskan sebuah role model kepemimpinan untuk menaungi masyarakat yang menganut Islam maupun yang mau tunduk di bawah naungan Islam. Bahkan role model kepemimpinan yang ditawarkan untuk menaungi dunia agar dunia ini dipenuhi dengan kerahmatan,” ungkapnya.
Sistem
Ustadzah Iffah mengingatkan, bicara kepemimpinan tidak cukup hanya bicara sosok pemimpinnya saja tetapi juga bicara sistem yang menjadi pijakan.
“Rasul saw. mencontohkan bukan hanya secara pribadi sebagai pemimpin yang mengayomi, amanah, memiliki sifat-sifat istimewa sebagai pemimpin tetapi juga mencontohkan secara nyata bagaimana sistem politiknya, bagaimana sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem pelayanan terhadap masyarakat bahkan sistem untuk membina hubungan politik luar negeri,” bebernya.
Oleh karena itu, sambungnya, bicara kelahiran Rasul adalah password lahirnya sebuah model kepemimpinan bagi manusia, bagi dunia yaitu model kepemimpinan yang didasarkan pada wahyu.
“Saat umat galau bagaimana melabuhkan kepercayaan terhadap kepemimpinan yang adil dan menyejahterakan, maka hendaknya kita menyadari bahwa passwordnya tidak lain adalah kembali kepada kepemimpinan sebagaimana dicontohkan Rasul saw," pungkasnya.[] Ajira