Jurus Jitu Cetak SDM Unggul lewat Makan Siang Gratis, Apakah Cukup?
Tinta Media - Sebagai tindak lanjut dari pemilu yang telah terselenggara belakangan ini, sosial media dihebohkan dengan tim khusus Prabowo-Gibran ke India.
Dilansir dari detikjateng (2/4/2024), Wakil presiden terpilih 2024, Gibran Rakabuming Raka mengaku telah mengirimkan tim Prabowo-Gibran ke India untuk belajar mengenai program makan siang gratis agar dalam pelaksanaannya nanti APBN (Anggaran Pengeluaran Belanja Negara) tidak membengkak.
Makan siang gratis memang tidak asing di telinga. Program ini telah diterapkan di 76 negara yang berbeda. India merupakan salah satu negara yang menerapkan makan siang gratis dengan populasi penduduk yang cukup banyak. Namun, program ini masih berjalan hingga kini. Karena itu, wajar jika tim khusus dikirim ke India mengingat Indonesia juga memiliki populasi penduduk yang cukup tinggi.
Adanya tim khusus memang sengaja dikirimkan ke India untuk mempelajari distribusi program makan siang gratis, logistik, pengaturan central khitchen serta keterlibatan para ahli gizi nantinya. Tak ketinggalan efek yang ditimbulkan kepada anak dan murid yang berada pada jenjang sekolah SD, SMP, dan pendidikan lainnya. Sehingga, diharapkan nantinya program makan siang gratis ini dapat disiapkan dengan skema terapan yang baik di Indonesia tanpa harus mengorbankan APBN. Artinya, Pengeluaran Belanja Negara tidak boleh membengkak.
Dilansir dari KOMPAS.com (7/4/2024), Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa program makan siang gratis ini bisa menjadi investasi sumber daya manusia bagi negara untuk mencetak para tulang punggung negara nantinya. Harapannya, program makan siang gratis ini bisa mencegah masyarakat kekurangan gizi dan stunting.
Program ini dinilai akan melahirkan sumber daya manusia unggul sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Ini karena sumber daya manusia yang unggul sangat penting untuk membawa Indonesia lepas dari middle income trap.
Apa itu middle income trap?
Perangkap pendapatan menengah atau yang biasa disebut middle income trap merupakan keadaan ketika suatu negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju. Laju hanya bisa stagnan saja.
Inilah yang terus dialami kebanyakan masyarakat di Indonesia. Maka, memang sejatinya kita memerlukan perubahan agar bisa keluar dari zona nyaman sehingga bisa membawa Indonesia dalam kemajuan.
Sejatinya, Kualitas SDM (sumber daya manusia) memang dipengaruhi oleh berbagai hal di dalamnya. Pasalnya, tidak hanya konsumsi saja yang memengaruhi seseorang agar memiliki kepribadian unggul dan produktivitas yang baik. Faktor lain untuk mencetak sumber daya manusia unggul adalah pendidikan, pembinaan, perubahan sistem, kesempatan, penghargaan.
Adanya program makan siang gratis sebenarnya masih menjadi pertanyaan besar mengingat besarnya anggaran yang akan dianggarkan. Ini tentu membuka peluang-peluang adanya korupsi. Program negara hari ini justru akan semakin menjauhkan terwujudnya target yang dimaksudkan.
Bukan rahasia umum bahwa sistem keamanan hari ini rawan adanya tindak kecurangan. Adanya sistem kapitalisme telah mengubah tatanan kehidupan hingga segala sudut pandang dinilai berdasarkan materi. Ini membuat seseorang menghalalkan berbagai cara untuk mewujudkan apa yang ingin diraihnya.
Apalagi jika melihat posisi Indonesia di middle income trap bukan hanya karena faktor kualitas SDM yang rendah. Ada banyak faktor lain yang juga berperan, seperti sistem ekonomi yang digunakan oleh negara.
Sementara, melihat kualitas SDM memang tidak hanya dilihat dari kesehatannya secara fisik, tetapi juga mental yang kuat. Ini tentu butuh perubahan, baik dari segi kualitas individu, pendidikan, ataupun sistem yang mengaturnya agar dapat tercipta SDM yang unggul untuk memajukan Indonesia.
Mencetak sumber daya manusia yang unggul dapat terealisasi jika diterapkan solusi Islam di dalam kehidupan. Solusi ini mewajibkan negara untuk menjamin kesejahteraan warganya.
Pengaturan Islam untuk mewujudkan generasi berkualitas adalah dengan pendidikan yang mudah, merata, dan murah, yaitu dengan adanya sistem pendidikan yang mengenalkan setiap individu untuk berakidah Islam, memahamkan profil generasi yang kuat fisik dan mental, serta berkepribadian mulia.
Islam juga mewajibkan negara menjalankan sistem Islam secara menyeluruh, termasuk sistem ekonomi Islam. Sehingga, semakin mudah negara untuk mendistribusikan akses pelayanan bagi masyarakat, termasuk mengatur kestabilan ekonomi negara agar setiap kebutuhan pokok individu dapat terjamin dengan mudah dan murah. Adanya penerapan sistem ekonomi Islam dan sistem Islam lainnya, tentu akan menjamin terwujudnya generasi berkualitas dan juga berkepribadian mulia. Wallahualam bisawab
Oleh: Wilda Nusva Lilasari S. M.
Sahabat Tinta Media