Hamnah binti Jahsy, Sosok Muslimah Pejuang Generasi Awal
Tinta Media - Berbekal keimanan yang kuat, Hamnah binti Jahsy termasuk sosok wanita yang berjuang dalam menegakkan panji-panji agama Islam. Narator Muslimah Media Center (MMC) menyebut bahwa Hamnah turut berjuang di medan perang Uhud bersama 13 perempuan lainnya. Perjuangan tersebut disertai dengan kesabaran yang luar biasa yang sudah seharusnya ada pada diri orang mukmin.
“Beginilah gambaran muslimah generasi awal yang telah terlibat secara aktif dalam pergerakan dakwah dan jihad bersama kaum muslim lainnya,” ujarnya dalam video Inspiring Woman: Teladan Istri Mush'ab bin Umair dalam Perjuangan Islam, pada kanal YouTube Muslimah Media Center, Jumat (8/12/2023).
Dikatakan, para muslimah ini bertugas di belakang pasukan Islam. "Tugas mereka tidak kalah penting yakni memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran lalu mengobati luka tersebut," ungkapnya.
Pada perang inilah, lanjutnya, Hamnah harus rela kehilangan suami tercintanya, Mush'ab bin Umair, yang syahid. Tidak hanya itu ia juga kehilangan paman dan saudara laki-lakinya.
“Meski kehilangan keluarga saat bertempur di Perang Uhud, Hamnah binti Jahsy tidak emosi atau bahkan mengeluh dengan perasaan yang sedih. Ia tetap berusaha untuk ikhlas dan rela menerima takdir tersebut,” ungkapnya betapa kuatnya iman Hamnah.
Tempaan Rasulullah
Dijelaskan narator, keterlibatan para muslimah dalam perjuangan Islam di Makkah maupun Madinah sejatinya tidak lepas dari pemahaman yang utuh terhadap Islam. "Mereka memahami bahwa Islam bukan sekedar agama ritual tetapi sebuah ideologi yang akan memancarkan cahayanya untuk menerangi umat manusia di seluruh dunia," ujarnya.
“Ideologi Islam yang menancap dalam diri mereka telah mendorongnya untuk terlibat dalam amal dakwah bahkan jihad,” jelasnya.
Dan pemahaman yang seperti itu, lanjutnya, tidak didapatkan kecuali melalui pembinaan Islam atau tasqif yang telah ada sejak masa awal kemunculan Islam, bahkan pembinaan Islam itu semakin masif diadakan oleh Rasulullah Saw setelah hijrah ke Madinah.
“Inilah yang harus dilakukan oleh para muslimah hari ini, yakni membina diri dengan pemikiran dan pola sikap Islam hingga terbentuk syakhsiyah Islam atau kepribadian Islam dalam diri mereka,” tegasnya.
Para muslimah, bebernya, juga tidak boleh memisahkan diri dari perjuangan umat Islam secara keseluruhan. Jika hari ini negeri-negeri Islam belum diatur oleh aturan Islam dalam bingkai bermasyarakat dan bernegara, maka inilah yang harus menjadi arah perjuangan muslimah.
“Kesadaran politik Islam ini akan mendorong para muslimah untuk mendakwahkan Islam sebagai way of life di tengah-tengah umat hingga Allah memberikan pertolongannya dengan tegaknya kehidupan Islam yang telah dijanjikan,” pungkasnya. [] Langgeng Hidayat