Tinta Media: gas elpiji
Tampilkan postingan dengan label gas elpiji. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gas elpiji. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 April 2024

Mafia Berulah, Gas Melon Menjadi Langka

Tinta Media - Bahan bakar gas merupakan kebutuhan pokok yang harus ada dan dipenuhi setiap harinya, seperti kebutuhan pokok yang lain, karena saat ini tanpa bahan bakar gas sulit untuk memasak, ada sebagian orang yang mampu untuk menggunakan kompor listrik, itu hanya untuk kalangan tertentu saja, seperti kalangan dengan rata-rata ekonomi menengah atas. Sedangkan untuk ekonomi menengah ke bawah gas melon merupakan penunjang pokok dalam kehidupan.

Namun ternyata masyarakat kembali harus Merasakan kesulitan karena langkanya gas melon di pasaran, apalagi menjelang lebaran kemarin, gas melon di sejumlah daerah langka bahkan menghilang, di beberapa daerah seperti di Lampung, di beritakan Gas melon langka, kepolisian di minta tangkap oknum nakal, agen dan pangkalan Gas LPG di kabupaten setempat, hal ini karena menghilangnya peredaran Gas LPG 3kg di tengah masyarakat, bahkan jika ada harganya jauh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) mencapai 35-40rb / tabung.

Menurut warga kelapa tujuh, kota bumi selatan, kepada @headlinelampung.com Ini semua akibat oknum agen dan pangkalan nakal yang menjual harga kepada pengecer dengan harga di luar HET yang di tentukan, akibatnya para pedagang dan pengecer menjual kembali dengan harga fantastis. (Minggu, 07/04/2024)

Selain itu, jika sesuai aturan masyarakat seharusnya berhak dan di data KTP nya yang wajib mendapatkan harga HET Rp 18rb, tapi kenyataannya oknum agen dan pangkalan di katakan stok kosong, dan pasokan habis alias tidak di kirim oleh gudang SPBE, dan baru ada nanti setelah lebaran. Ini di duga kuat karena menjelang hari raya Idul fitri dan pangkalan memanfaatkan situasi dengan menjual barang di luar ketentuan dan peraturan yang berlaku, sungguh jelas ini merupakan tindakan melawan hukum dan merugikan kepentingan umum dan masyarakat.

Dengan seperti ini seharusnya kepolisian dan instansi terkait lebih peka lagi, jika ada informasi harga HET Gas melon segera di tindaklanjuti, jika perlu proses hukum dan cabut izin operasionalnya, supaya ada efek jera. Dan membuat oknum nakal tersebut berhenti melakukannya.

Mengapa terus terjadi?

Masyarakat selalu di buat resah dengan kosongnya kebutuhan seperti Gas melon, hal ini hampir selalu terjadi setiap ada lonjakan kebutuhan masyarakat, terlebih di bulan Ramadhan dan hari raya lebaran, padahal pasokan yang cukup dari negara ada, namun ternyata di salahgunakan oleh pihak-pihak yang rakus akan harta, mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi semata, tak peduli terhadap sesama.

Hal ini mungkin terjadi dalam sistem kapitalisme, mengingat negara tidak berperan sebagai raa'in ( pengurus) atas rakyat nya, negara dalam sistem kapitalisme hanya sebagai regulator saja, hanya menjadi jalan bagi para pengusaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, mereka para oknum nakal seakan tidak takut berbuat curang karena merasa bisa membeli hukum, dengan uang mereka bisa mengendalikan sebuah kepercayaan dari pemerintahan, itulah watak asli kapitalisme, mereka memandang materi dan manfaat di atas segalanya.

Berbeda dengan Islam, Negara Islam bertanggungjawab menyediakan Gas sesuai dengan kebutuhan rakyat, dan memastikan distribusi berjalan dengan baik sampai ke tangan rakyat, apalagi Gas adalah milik publik  yang seharusnya di kelola oleh negara di peruntukan untuk kepentingan rakyat.

Negara dilarang melakukan swastanisasi, asingisasi, maupun kapitalisasi atas harta milik umum, Negara tidak boleh membiarkan satu saja masyarakat terlalaikan kebutuhannya. Rasulullah saw. bersabda, “Imam/Khalifah itu laksana penggembala dan hanya ialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sangat jelas bagaimana peran negara dalam mengurus urusan rakyatnya, tidak memberatkan apalagi rakyat di jadikan sebagai ajang bisnis, ketika negara berjual beli dengan rakyatnya. Karena kesejahteraan rakyat adalah jika terpenuhinya seluruh kebutuhan dari mulai sandang, pangan, papan.

Bahkan jika negara harus menjual pada rakyat, maka harganya pun murah dan terjangkau oleh masyarakat baik kalangan menengah ke atas ataupun menengah ke bawah, itulah Islam, walhasil, negara wajib menyediakan agar semua masyarakatnya mendapatkan elpiji 3kg dengan harga yang sangat murah, dan masyarakat bisa Memenuhi kebutuhan untuk masak tanpa khawatir dengan keadaan.

Islam mempunyai standar Di antara beberapa cara Islam dalam memenuhi tuntutan ini adalah sebagai berikut.

 Islam mengatur harta milik umumOleh : Ummu ghifa  berdasarkan hadis, “Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Maka sangatlah jelas bahwa Gas merupakan sumber daya alam milik umum yang di kelola oleh Negara dan di peruntukan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Semua bisa terwujud jika aturan Islam di terapkan dalam sebuah negara yang menerapkan aturan sang Pencipta yaitu khilafah 'alaa minhajjin nubuwwah. Wallahu'alam bishowab.

Oleh : Ummu Ghifa (Sahabat Tinta Media)

Rabu, 01 Juni 2022

DAMPAKNYA MENGERIKAN: STOP RENCANA KENAIKAN HARGA BBM (SOLAR, PERTALITE), GAS LPG 3 KG DAN TARIF DASAR LISTRIK


Tinta Media - Selasa 26/4, alhamdulillah penulis berkesempatan bersama ulama, tokoh dan advokat Jabodetabek menyampaikan Petisi Bersama Tolak Rencana Kenaikan BBM (Solar, Pertalite), Gas Elpiji 3 kg dan Tarif Dasar Listrik (TDL) di depan Gedung Kementerian ESDM.

Rencana kenaikan empat komoditas ini jelas akan semakin membebani rakyat, di tengah rakyat sudah penuh tekanan dengan kondisi dampak pandemi covid-19 yang belum tuntas, kenaikan PPN menjadi 11%, langka dan mahalnya minyak goreng, dampak kenaikan harga Pertamax, harga bahan-bahan pokok yang naik terus sejak sebelum Ramadhan, dan tentu rencana biaya yang harus dikeluarkan jelang tahun ajaran baru Juli 2022. Rakyat dalam kondisi seperti jatuh ketimpa tangga.

Penulis mengambil pandangan Saudara Bhima Yudhistira (Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies - Celios), bila rezim Jokowi benar-benar menaikkan harga empat komoditas tersebut (solar, pertalite, gas melon dan TDL) maka akan menimbulkan dampak yang besar, Indonesia terancam krisis.

Kenaikan harga empat komoditas ini akan menurunkan daya beli rakyat. Apalagi bagi 40%  rakyat dengan pengeluaran terbawah akan terdampak besar.

Karena kebutuhan dasar, maka mau gak mau masyarakat akan tetap membelinya walaupun naik harga nya. Hal ini akan berimbas pada naiknya angka kemiskinan.

Dampak buruk lainnya adalah UMKM berisiko tutup karena naiknya biaya produksi yang tak sanggup ditanggung. Hal ini akan berimbas pada pemberhentian karyawan dan akan meningkatkan jumlah pengangguran. Dan perlu kita catat bahwa 97% serapan tenaga kerja selama ini ada di UMKM. Ini sangat berbahaya.

Disamping itu kenaikan gas LPG 3 kg akan memicu panic buying yang ujungnya akan memicu penimbunan dan kelangkaan di lapangan.

Dampak yang sangat mengerikan adalah akan memantik gejolak sosial yang memicu konflik di tengah masyarakat. Ketimpangan sosial akan semakin nyata yang mengarah pada krisis multidimensi.

Bila hal ini terus terjadi maka kejadian seperti di Srilanka diduga dapat terjadi di Indonesia. Ujungnya rakyatlah yang akan dirugikan dan sengsara

Oleh karena itu penulis sampaikan kepada Rezim Jokowi, stop rencana kenaikan harga solar, pertalite, gas LPG 3 kg dan tarif dasar listrik.

Oleh: Agung Wisnuwardana
Aktivis 98

Bila Rezim Jokowi Naikkan Harga Empat Komoditas, Indonesia Terancam Krisis


Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnu Wardana sependapat dengan pandangan Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies – Celios, Bhima Yudhistira bahwa bila rezim Jokowi menaikkan harga empat komoditas, Indonesia terancam krisis.

“Bila rezim Jokowi benar-benar menaikkan harga empat komoditas tersebut (solar, pertalite, gas melon dan TDL) maka akan menimbulkan dampak yang besar, Indonesia terancam krisis,” tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (31/5/2022).

Agung menilai kenaikan harga empat komoditas ini akan menurunkan daya beli rakyat. Apalagi bagi 40%  rakyat dengan pengeluaran terbawah akan terdampak besar.

“Karena kebutuhan dasar, maka mau gak mau masyarakat akan tetap membelinya walaupun naik harganya. Hal ini akan berimbas pada naiknya angka kemiskinan,” tukasnya.

Ia melanjutkan, dampak buruk lainnya adalah UMKM berisiko tutup karena naiknya biaya produksi yang tak sanggup ditanggung. Hal ini akan berimbas pada pemberhentian karyawan dan akan meningkatkan jumlah pengangguran. Dan perlu kita catat bahwa 97% serapan tenaga kerja selama ini ada di UMKM. “Ini sangat berbahaya,” jelasnya mengingatkan.

“Disamping itu kenaikan gas LPG 3 kg akan memicu panic buying yang ujungnya akan memicu penimbunan dan kelangkaan di lapangan,” imbuhnya.

Agung mengatakan, dampak yang sangat mengerikan adalah akan memantik gejolak sosial yang memicu konflik di tengah masyarakat. Ketimpangan sosial akan semakin nyata yang mengarah pada krisis multidimensi.

“Bila hal ini terus terjadi maka kejadian seperti di Srilanka diduga dapat terjadi di Indonesia. Ujungnya rakyatlah yang akan dirugikan dan sengsara,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun.
 

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab