Islam Berdayakan Ibu Sesuai Fitrah
Tinta Media - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke- 95 tahun 2023, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga bersama Lions Club Jakarta Selatan Tulip Distrik 307-B1 membagikan 250 paket bantuan spesifik pemenuhan hak anak yang berisi beras, pasta gigi, dua jenis susu, dan tiga jenis biskuit pada anak- anak di Kampung Pemulung Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok pada Kamis 14 Desember 2023. Selain pembagian paket kepada anak- anak, di lokasi yang sama juga diadakan pemeriksaan kesehatan untuk memeriksa kadar gula darah secara gratis.
Dalam kesempatan itu, Menteri PPPA memaparkan bahwa dalam memenuhi hak- hak anak dibutuhkan sinergi dan kolaborasi semua pihak. Tanggung jawab besar ini bukan hanya dibebankan pada pemerintah pusat saja, namun juga menjadi tanggung jawab lembaga masyarakat, dunia usaha, dan media. Tak hanya di Kampung Pemulung Cinere, paket serupa juga dibagikan pada anak-anak di dua lokasi berbeda. Yakni 100 paket bantuan disalurkan di Sekolah Kembar, dan 95 paket di Yayasan Dhuafa Bina Warmadewa.
Bintang Puspayoga berpesan pada anak- anak di Kampung Pemulung Cinere yang hadir di acara tersebut agar terus bersemangat dalam menggapai Impian. “ Anak- anak semua harus semangat, rajin belajar dan berdo’a. Semoga apa yang menjadi cita- cita kalian dapat tercapai dengan baik di mana pun dan kapan pun, karena semua anak mempunyai hak dan harapan yang sama”. (kemenpppa.go.id Siaran Pers Nomor: B- 481/SETMEN/HM.02.04/12/2023)
Sejak digagas di tahun 1938, Hari Ibu selalu diperingati dengan beragam tema. Kendatipun di tahun 2023 ini Kemen PPPA RI telah merilis tema Hari Ibu dengan Tajuk “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”.
Beberapa sumber mengaitkan sejarah singkat Peringatan Hari Ibu pada momentum Kongres Perempuan Indonesia I yang digelar tanggal 22- 25 Desember 1928. Setelah satu dekade berselang pada Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938 barulah diputuskan untuk memperingati Hari Ibu, hingga di tahun 1959 melalui Dektrit Presiden No 316 ditetapkanlah tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional. (cnnindonesia.com 17 Desember 2023)
Menelisik makna “Perempuan berdaya" dalam kacamata sistem kapitalisme tentu kita akan dapati bahwa Perempuan berdaya itu adalah sosok Perempuan yang dapat mengidentifikasi potensi diri, mengaktualisasi potensi dengan cara mencari materi demi kepuasan diri sehingga ketika perempuan itu mampu menghasilkan pundi- pundi materi maka dia akan dipandang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat dan negara karena keberdayaannya sebagai penopang ekonomi.
Sistem kapitalisme memandang kebahagiaan bisa dicapai manakala seseorang berlimpah materi, dia mudah memenuhi kesenangan jasadiyahnya dan bisa melakukan apa saja karena materi yang dimilikinya. Maka tak heran dalam Bahasa arab kapitalisme dilafalkan dalam lafadz ro’syumaliyah (kepala penuh dengan uang/ harta).
Kesenjangan yang menganga akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis menjadikan ibu yang kaya sibuk mengumpulkan pundi- pundi untuk gaya hidup yang tinggi, ibu dengan keterbatasan ekonomi sibuk berjuang untuk keluarga dan buah hati. Peran ibu sebagai pencetak generasi terbaik terbajak secara sistemik, akibatnya lahirlah generasi yang lemah, rusak dan ringkih. Mereka terjerat narkoba, pergaulan bebas, mental illness dan mengalami kelesuan dalam berjuang membangun peradaban gemilang.
Menyikapi fenomena miris ini hendaknya para ibu segera sadar akan realitas yang rusak dan bersegera memperbaiki keadaan dengan berupaya merevitalisasi perannya dalam mendidik generasi dan mengupayakan terwujudnya suasana kondusif dalam keluarga masyarakat dan negara yang dapat mengoptimalkan peran dan amanahnya mencetak generasi pembangun peradaban.
Tentunya untuk mewujudkan itu semua Ibu sebagai manusia biasa dan serba terbatas juga harus mempunyai kesadaran bahwa sebagai manusia yang diciptakan oleh penciptanya yaitu Allah SWT haruslah meyakini bahwa Allah telah menciptakan manusia, alam dan kehidupan lengkap dengan pengaturannya. Maka dari itu, ketika kita sebagai mahluk Allah sudah seharusnya hidup sesuai dengan aturan-Nya dan memecahkan setiap permasalahan sejalan dengan apa yang telah diturunkan Allah yaitu Islam.
Dalam Islam, orang tua yakni ibu dan ayah adalah sosok pendidik pertama dan utama dalam keluarga hal ini mengharuskan orang tua termasuk para ibu memiliki ilmu pengetahuan dan tsaqofah keislaman yang mumpuni agar dapat memberikan pengajaran terbaik bagi anak- anaknya.
Berbeda dengan masalah pendidikan dalam keluarga yang menjadi tanggungan ayah dan ibu. Dalam perkara “hadonah” pengasuhan anak- anak, Islam memberikan tugas mulia ini khusus pada para ibu. Karena seorang ibu dengan kelembutan dan kasih sayangnya akan mampu memberi kehangatan pada hati anak- anak mereka sehingga anak- anak akan merasakan limpahan perhatian dan kasih sayang. Para ibu dalam naungan sistem Islam akan bisa fokus untuk menjalankan perannya karena mereka tidak dihantui dengan kecemasan ekonomi.
Negara yang menerapkan aturan syariat Islam akan menjamin kebutuhan dasar warga negaranya seperti pendidikan, keamanan dan kesehatan sehingga para ibu tidak perlu risau akan biaya pendidikan anak dan kesehatan keluarga serta kecemasan pengaruh negatif masyarakat dan tindak kriminal karena negara Islam dengan mekanismenya akan mampu memberikan pemenuhan kebutuhan pendidikan dan kesehatan secara gratis dan berkualitas karena didukung dengan sistem perekonomian Islam.
Negara Islam juga mampu memberi jaminan keamanan dengan aturan Islam yang diterapkan melalui institusi negara yang dilaksanakan dengan dorongan ketakwaan dari para individu masyarakat juga dikawal dengan suasana tolong menolong “ta’awun” serta saling menasihati antar masyarakat.
Para Ibu juga tidak akan cemas kebutuhan keluarganya tidak tercukupi karena negara Islam dengan mekanismenya yang khas akan bisa menjamin kebutuhan setiap individu terpenuhi. Sejarah telah mengukir peradaban kegemilangan Islam yang tidak bisa dipisahkan dari peran seorang ibu dalam membentuk tokoh- tokoh gemilang seperti Imam syafi’i, imam Bukhari, imam Ahmad, Muhammad al- Fatih dan banyak lagi tokoh yang mengisi kegemilangan Islam.
Hanya dengan Islam kaum ibu dan Perempuan akan berdaya sesuai fitrahnya mencetak peradaban gemilang.
Wallahu a’lam bishawab.
Oleh : Selly Nur Amalia
Aktivis Muslimah