Tinta Media: family is scary
Tampilkan postingan dengan label family is scary. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label family is scary. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 September 2024

Viral, Tren ' Family is Scary', Buah Penerapan Sistem Kapitalisme.



Tinta Media - Dunia maya seakan tidak pernah sepi dari berbagai tren yang terus berganti. Setelah Marrie is Scary (Menikah itu Menakutkan), ternyata ada yang lebih mengerikan yaitu Family is Scary (Keluarga itu Menakutkan). Hal ini dibuktikan dari berbagai fakta yang terjadi dalam setiap harinya.

Dilansir Dari Prokal.co (24/8/2024), Teganya seorang anak kandung (AR) membunuh ibu (Hj RK) hingga meninggal dunia dengan melakukan penebasan pada leher menggunakan parang. Berbeda dengan di Pontianak, di hari yang sama pula, ibu tiri IF (24) melakukan pembunuhan terhadap anaknya NAA (6). Mirisnya, sebelum dibunuh, sang anak dimasukkan ke dalam karung untuk disiksa. Apalagi, NAA (6) sudah dikabarkan hilang 1 pekan yang lalu. Hal keji ini dilakukan dengan motif cemburu terhadap suaminya karena tidak perhatian kepada pelaku ketika hamil.

Berlanjut masih di hari yang sama, dilansir dari Metrotvnews (24/8/2024), warga Desa Kasugengan Kidul Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon K (22), tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, yaitu J (52) dan melukai adik perempuannya.
Mulanya, K melakukan penganiayaan terhadap adiknya belum diketahui. Alasannya, sang adik melaporkan hal tersebut kepada orang tuanya, yaitu J (52). Sang ayah mencoba menengahi masalah keduannya. Namun, K tidak bisa menerima masukan sang ayah, malah menusuk  dengan pisau dapur pada bagian kiri sebanyak tiga tusukan hingga membuat nyawa J tidak tertolong, sedangkan adiknya harus mendapat penanganan medis.

Sungguh miris, di dalam keluarga yang seharusnya terdapat kehangatan, kenyamanan, keamanan, hari ini tidak dapat dirasakan.

Sungguh, family is scary adalah fenomena yang krusial untuk segera diatasi mengingat hari ini banyak keluarga menjadi sangat menakutkan bagi keamanan diri sendiri. Tidak ada yang bisa menjamin kapan keluarga yang harmonis bisa berubah menjadi sangat menakutkan. Terlebih, tiga pelaku di atas adalah dari generasi pemuda yang harusnya membawa energi baru, masa depan baru, perubahan keluarga yang lebih cerah. Namun, ini malah menjadi salah satu oknum yang menghancurkan keluargannya sendiri di tengah proyek pemerintah menuju generasi emas 2045 yang nyatanya semakin hari semakin mengerikan perubahannya. 

Bukankah keluarga adalah sekolah pertama bagi manusia?
Memang, keluarga amatlah penting dalam hidup kita karena di sanalah kehidupan baru bermula, mulai dari harapan, keyakinan, pendidikan, hingga cita-cita. 

Apalagi, keluarga merupakan hal yang selalu kita perlukan, terutama dalam keadaan kepayahan. Merekalah yang merawat ketika kita dalam kondisi sakit, yang mendengarkan segala cerita random kita, yang menyemangati ketika berada dalam kondisi terpuruk, yang memberikan dorongan agar kita berhasil meraih cita-cita keinginan.

Namun, semua itu terenggut dan sirna karena penerapan sekulerisme kapitalisme hari ini yang keberadaannya telah membuat hubungan keluarga kalah dengan materi. Bahkan, saking capek mengejarnya, mereka merasakan dunia sangat pahit dan pelit, emosi menjadi meledak-ledak hingga lupa masih punya hubungan dengan keluarga. Tak jarang mereka memukul, menyiksa, bahkan membunuh sosok-sosok penting dalam hidup karena dipandang tidak bermanfaat, tidak bisa menghasilkan uang, apalagi penghargaan dan pujian. Keluarga hanya dianggap menambah beban kehidupan.

Alhasil, dalam sistem kapitalisme yang memisahkan antara agama dengan kehidupan, perbuatan-perbuatan tersebut amatlah wajar terjadi. Yang tercetak dalam sistem ini adalah manusia yang bersumbu pendek, menghalalakan beragam cara, dan sering ceroboh dalam mengambil keputusan masa depannya.

Namun, adanya fenomena family is scary ini sebenarnya juga tidak terlepas dari peran negara yeng telah memberlakukan sistem kapitalisme ini dalam semua lini kehidupan. Inilah sebab utama keluarga hari ini sangat rentan akan bunuh-membunuh. 

Negara sangat berperan dalam menghilangkan ataupun merusak hubungan antar anggota keluarga, karena sumber daya manusia dapat terlihat dari kualitas sistem pendidikan dari sebuah negara, baik kegagalan maupun keberhasilannya. Begitu juga kegagalan sistem ekonomi dan politiknya.

Apakah mungkin mengganti kembali dari tren 'family is scary' menjadi 'family is happy' lagi?
Akan sangat mungkin jika sistem kehidupan ini diganti dengan Islam. Hal ini dikarenakan Islam adalah rahmatan lil alamin. Tujuannya hanya satu, yaitu menghantarkan diri semakin dekat dengan-Nya. Pada akhirnya, negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh (kaffah) akan betul-betul menjadi raa'in (pelindung) bagi rakyat dan menjaga fungsi atau peran keluarga yang harmonis.

Pengaturan politik negara di semua lini kehidupan dengan sistem Islam inilah yang akan melahirkan beragam kebijakan, aturan yang mengikat bagi setiap individu yang hidup di dalamnya, baik sistem pendidikan berkualitas, berasas akidah, sehingga menjaga hubungan keluarga tetap harmonis. Ini karena Islam mengajarkan banyak hal, mulai dari menjaga lisan karena lidah adalah pedang, tutur kata memengaruhi kejiwaan secara individu maupun sosial.

Oleh karenanya, bahasa memiliki peran kuat dalam mempentuk pribadi seseorang.
Jauh sebelum ditemukan teori general semantik, Nabi Ibrahim telah mencontohkan kepada keturunannya untuk bertutur kata dengan baik. Sebagaimana doanya kepada Allah Swt. dalam terjemahan surat Asy Syuara ayat 84:

"Jadikanlah aku sebagai buah tutur yang baik di kalangan orang-orang (yang datang) kemudian."

Ketika marah, maka pendidikan Islam mengajari bagaimana meredamnya dari mulai diam, ganti posisi duduk, berwudhu, salat, bahkan nasihat.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya:

"Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani). 

Tak hanya itu, sistem ekonomi dengan pengaturannya yang membagi harta dalam 3 pos kepemilikan membuat manusia yang hidup di dalamnya tersuasanakan untuk terus taat di setiap tempat. Mereka tidak khawatir setiap saat untuk mencari materi karena dapat dicover oleh negara bersama melimpahnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga pengaturan sosial akan mudah terkoordinir karena pribadi-pribadinya tenang dan menggunakan akalnya untuk melakukan keputusan yang tepat untuk masa depan.

Karena itu, memang negara bersistem Islam kaffahlah yang bisa memenangkan hati masyarakat untuk menuju kesejahteraan yang sebenarnya.
Wallahualam Bisawab.




Oleh : Wilda Nusva Lilasari S. M.
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab