Tinta Media: diwaspadai
Tampilkan postingan dengan label diwaspadai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label diwaspadai. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Januari 2024

Benarkah Narasi Khilafah Perlu Diwaspadai?


Tinta Media - Sejarah panjang Khilafah Islam penuh dengan kesejahteraan dan keadilan bagi umat manusia. Untuk itu, umat harus berjuang mewujudkan kesejahteraan dan keadilan serta keamanan bagi manusia bersama partai ideologi yang ingin melangsungkan kembali kehidupan Islam melalui tegaknya Khilafah. Melihat jejak rekam lamanya sejarah Khilafah yang telah menguasai dunia selama 13 abad. Yaitu, Khilafah sebagai pemerintahan Islam, yang dipimpin oleh seorang Khalifah wajib adanya. Karena, sistem Khilafah diambil dari Wahyu Allah SWT, dan dalil-dalilnya sudah cukup jelas. 

Allah telah berfirman, Rasulullah bersabda:
"Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian Wahyu yang telah Allah turunkan kepadamu. (TQS. Al Maidah {5} : 49). 

Rasulullah bersabda: 

"Sesungguhnya Imam/Kholifah itu laksana perisai,  tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya. (HR. Muslim) 

Maka dari itu, saat ini menegakkan Khilafah menjadi mahkota kewajiban bagi kaum Muslim, untuk diperjuangkan. Khilafah tidak boleh dianggap sebagai ancaman, sebab Khilafah sudah membuktikan pada dunia bahwa umat dalam naungan Khilafah kesejahteraan dan keamanannya terjamin. Berbeda dengan hari ini yang justru tampak kerusakan nyata di berbagai bidang dengan penerapan Kapitalisme - Sekularisme.

Pemikiran sesat terus diaruskan oleh musuh Islam ke tengah-tengah masyarakat untuk mencegah kebangkitan Islam, bahkan mereka mewanti-wanti masyarakat dan pemerintah untuk mewaspadai narasi-narasi kebangkitan Khilafah dan ini muncul menjelang 100 tahun runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyah, termasuk menyatakan ada ancaman ideologi transnasional, mengingat pada 2024 bertepatan dengan 100 tahun runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. 

Oleh: Reni Tresnawati
Sahabat Tinta Media

Jumat, 19 Januari 2024

Muncul Ajakan Mewaspadai Khilafah, MMC: Yang Seharusnya Diwaspadai Demokrasi



Tinta Media - Menanggapi munculnya ajakan untuk mewaspadai narasi kebangkitan Khilafah, Narator Muslimah Media Center (MMC) mengingatkan, yang seharusnya diwaspadai adalah sekularisme kapitalisme dengan sistem demokrasinya, bukan Khilafah. 

"Justru yang seharusnya diwaspadai dan dienyahkan adalah ideologi transnasional bernama sekularisme kapitalisme yang ditancapkan ke negeri ini melalui sistem demokrasi," ujarnya dalam Serba-serbi: Benarkah Narasi Khilafah Perlu Diwaspadai? Di kanal Youtube MMC, Selasa (16/1/2024). 

Narator lanjut menjelaskan, demokrasi adalah buatan manusia yang merupakan hasil berpikir orang-orang Eropa setelah mengalami penindasan oleh kerajaan dengan mengatasnamakan agama  yang bekerja sama dengan pihak gereja pada masa itu. 

"Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan manusia berdaulat atas hukum,"  jelasnya. 

Padahal, terang Narator, Allah Swt. telah memberi peringatan dalam Surah Thaha ayat 124 bahwa siapa saja yang berpaling dari peringatan (ayat-ayat) Allah maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang sempit. 

"Dan terbukti, dalam penerapan sistem sekularisme kapitalisme demokrasi, umat hanya merasakan kerusakan nyata di berbagai bidang. Kezaliman oligarki di mana-mana, kebatilan tersebar luas atas nama kebebasan, negara lepas tanggung jawab terhadap urusan rakyat dan para kapital berkuasa atas segala sesuatu," bebernya. 

Maka, kata Narator, sangat aneh ketika ada seorang muslim tapi menolak Khilafah dengan membuat narasi yang menyesatkan pemikiran umat terkait Khilafah. Dan di saat yang sama, ucapnya,  malah membela mati-matian sekularisme kapitalisme demokrasi. Padahal sistem tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Rasul saw., tidak ada dalam syariat Islam, bertolak belakang dengan akidah Islam dan hanya membawa kerusakan," urainya. 

Sebaliknya, ia pun menegaskan, seharusnya Khilafah tidak boleh dianggap sebagai ancaman, tapi sebuah kewajiban yang harus diperjuangkan. 

"Umat harus menyadari bahwa Khilafah adalah mahkota kewajiban. Inilah yang dikatakan oleh Syaikh Taqiyuddin  an-Nabahni dan Imam al-Ghazali," ucapnya. 

Imam al-Qurtubi pun, terangnya,  menyebut bahwa Khilafah sebagai 'adzhamul wajibat, yaitu kewajiban yang paling agung. 

"Sebab tanpa adanya institusi Khilafah (sebagai pelaksana), maka hukum-hukum Allah yang berkaitan dengan sistem politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pergaulan dan sistem sanksi tidak akan pernah bisa terwujud," terangnya. 

Tak hanya itu, ucapnya, dengan penerapan syariat secara praktis oleh negara Khilafah, akan menjadikan alam semesta merasakan kerahmatan Islam sebagaimana disebut dalam  Al-Qur’an surah al-Anbiya ayat 107. 

"Juga datangnya keberkahan dari langit dan bumi untuk penduduk negeri berdasarkan al-Quran surah al-'Araf ayat 96," tandasnya. 

Sebelumnya, dikabarkan bahwa Akademisi dari Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, Mohammad Iqbal Ahnaf  mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk mewaspadai narasi-narasi kebangkitan Khilafah yang bertepatan dengan momentum 100 tahun keruntuhan Khilafah Islamiyah.[] Muhar
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab