Pemimpin Tak Ingin Berubah, UIY: Ada Kecemasan yang Disembunyikan?
Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menduga bahwa ada rasa cemas yang disembunyikan oleh pemimpin sekarang yang tidak menginginkan akan adanya perubahan. “Secara rasional pasti dia di dalamnya itu ada mengandung satu perkara yang disembunyikan. Nah apa yang disembunyikan sedemikian besarnya sampai menabrak logika?” ujarnya dalam acara Fokus: Kok Menolak Perubahan, Ada Apa? melalui kanal You Tube UIY Official, Ahad (30/7/2023).
UIY melanjutkan bahwa kecemasan muncul seiring dengan penolakan pemerintah terhadap seruan perubahan dalam program tata kelola negara. Hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada diri dan koleganya.
“Mengapa orang tidak suka kepada perubahan? Itu adalah kecemasan terhadap masa depan diri, keluarga dan kroni-kroninya bahwa dia akan menghadapi masa-masa kelam ketika perubahan itu menghasilkan satu keadaan yang tidak lagi favorable untuk diri, keluarga dan kroninya itu,” lanjutnya.
Kekhawatiran ini, kata UIY, tentulah sangat beralasan karena selama kepemimpinan Presiden Jokowi banyak proyek-proyek besar yang ditutupi. Misalnya dugaan pelanggaran untuk proyek kereta cepat senilai 127 triliun rupiah. Kecemasan itu dalam bentuk misalnya kekhawatiran adanya upaya untuk mengungkap something behind the scene, sesuatu di balik layar yang selama ini ditutupi dibalik proyek besar itu.
“Kalau saya ambil contoh ya gelaran Formula-E yang 900 miliar di kulik begitu rupa, dicari kemungkinan ada pelanggaran. Itu 900 miliar nggak sampai 1 triliun. Masa sih proyek kereta cepat yang 127 triliun nggak ada sesuatu?” ungkapnya.
UIY juga menepis anggapan bahwa dengan mengulik sesuatu nanti ada kemungkinan didapatkan penyimpangan-penyimpangan adalah sesuatu yang salah. “Tidak. Itu disebut dengan audit. Saya kira sebagai sebuah prinsip good governance and clean government itu mutlak. Dia akan menghadapi yang disebut dengan audit termasuk kemungkinan audit politik,” paparnya.
Karena itu, kata UIY, bahasa yang universal itu sesungguhnya adalah kejujuran, amanah. Jika pemimpin selalu bertindak jujur maka kapanpun dia turun, kapanpun dia berhenti atau berubah kemanapun dia tidak pernah hadapi dengan kecemasan.
“Hanya mereka yang menyembunyikan bangkai busuk saja yang dia takut bahwa bau itu pada akhirnya akan tercium,” singgungnya.
Di sisi lain UIY mempertanyakan pernyataan seorang pejabat yang boleh disebut orang kedua di Republik ini terang-terangan tidak menginginkan adanya perubahan. Sampai ngancam-ngancam bahwa program pemerintah ini sudah benar. Program pemerintah harus diteruskan, dengan dalih jika diteruskan Indonesia akan menjadi negara maju pada 2045.
“Sudah benar itu apa dasarnya, apa ukurannya, apa negara ini sudah on the track? Apakah dengan kemiskinan yang begini rupa sudah on the track? Apakah dengan korupsi yang begini melimpah sudah auto track? Banyak yang bisa kita ungkap itu sedemikian sehingga semuanya menjadi terang gitu,” pungkasnya. [] Langgeng Hidayat