Tinta Media: calon pemimpin
Tampilkan postingan dengan label calon pemimpin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label calon pemimpin. Tampilkan semua postingan

Kamis, 30 November 2023

MEMBACA TRACK RECORD CALON PEMIMPIN



Tinta Media - Dalam Islam, mengetahui track record calon pemimpin adalah hal yang maklumun. Rakyat akan menimbang betul track record calon pemimpin sebelum membaiatnya. 

Dengan cara melihat track record maka akan tergambar dengan jelas siapa sebenarnya calon pemimpin tersebut. Wajah sebenarnya, atau dia memakai topeng tebal atau memakai bedak tebal sehingga bopeng wajahnya berhasil didempul, tampak cantik. Tapi sejatinya buruk sekali. Memakai wajah palsu.

Islam mempunyai jurus jitu menguji pribadi seseorang, apakah benar baik ataukah penuh kepura-puraan. Dengan jurus itu akan terungkap dan terbongkar jelas. 

Jurus itu ada 3 macam; di lihat saat bersentuhan dengan uang/bisnis, saat bersama dalam perjalanan atau saat bersama tatkala tinggal/berinteraksi.

3 jurus di atas sangat efektif menguji bagaimana karakter sebenarnya seseorang. Sebab dalam 3 kondisi di atas, maka seseorang akan "nampak asli" karakternya. Tidak bisa ditutup-tutupi. Yang bopeng akan nampak bopeng. Yang bagus akan nampak bagus. Dan ini akan terekam dengan baik dalam track record kehidupannya.

Karakter seseorang saja penting untuk kita ketahui agar tidak salah pilih teman apalagi calon pemimpin. Untuk mengetahui karakter seorang pemimpin maka harus di cek dulu track record nya.

Siapa tak kenal Rasulullah SAW. Sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul beliau mempunyai track record yang gemilang. Mendapat julukan al amin. Orang yang dapat dipercaya. Wajar jika semua orang, baik muslim maupun kafir setuju saat Beliau menjadi pemimpin/kepala negara masyarakat muhajirin, anshor, yahudi, dll. Track record hidupnya luar biasa.

Demikian juga Umar bin Khattab. Yang para pemimpin di negeri ini banyak mengklaim "mirip" Beliau. Track record nya juga luar biasa. Beliau mendapat julukan 
Al faruq (pembeda mana yang benar dan salah).

Beliau mendapat julukan al faruq bukan tanpa sebab. Beliau konsisten dalam mengatakan yang benar itu benar. Dan yang salah itu salah. Tidak rancu apalagi dioplos. Lewat lisan dan sikap Beliau kebenaran menjadi terang benderang. Sedangkan kesalahan mendapat balasan setimpal.

Gelar al faruq di dapat bukan dari "penjilat" nya. Tapi memang rakyat dan siapapun orang yang berinteraksi dengan Umar akan merasakannya, bagaimana ketegasan Beliau membela kebenaran.

Bukan pula gelar yang "dipaksakan" agar terlihat lebih islami dengan tujuan agar lebih populer dan humanis. Untuk kepentingan politis dan nafsu kekuasaan belaka.

Begitu pula Muhammad Al Fatih. Saat kecil sudah menggembleng diri menjadi muslim terbaik. Berhasil membangun pasukan elit "janisari" yang mempunyai kualifikasi yang luar biasa. Tidak pernah lupa sholat malam, puasa senin-kamis, paham fiqih islam, hafidz dan tangkas dalam ilmu kemiliteran. Wajar jika dia mampu menaklukkan konstantinopel. Benteng terkuat di dunia yang hampir 800 tahun tidak ada yang berhasil menjebolnya.

Dan masih banyak lagi pemimpin-pemimpin Islam bagus lainnya. Kuncinya mereka semua memang dari kecilnya sudah baik. Atau track record kebaikannya sudah terukir sejak dini. Bukan tiba-tida baik saat mau nyapres dan nyawapres saja.

Para pemimpin islam jelas track record kepribadiannya. Paham tentang Islam, ahli fiqih, ahli ibadah, ahli sadaqoh, ahli perang, ahli kebaikan dan kepribadiannya memang teruji baik.

Bukan pemimpin yang suka nonton porno. Tidak pernah sholat. Dan tidak pernah atau jarang menyampaikan tentang Islam dalam kehidupannya. Tiba-tiba saat mau nyapres jadi sering ke pesantren, sering pakai kopiyah, mengedarkan adegan wudhunya, mengedarkan photo/adegan sholatnya, dll. Intinya biar kelihatan alim, sholih dan islami. Bahkan ada mengklaim seperti Umar bin khattab dan yang lainnya.

Jelas sekali itu adalah upaya memakai topeng dan bedak tebal untuk menutupi bopengnya. Apalagi saat mau nyapres/nyawapres. Dilakukan dan dipoles dengan matang yang tujuannya agar bisa menutupi bopeng dan muka buruk dia sebenarnya.


Apakah kita mau dipimpin oleh calon pemimpin yang penuh dengan kepura-puraan? Yang track record nya selama ini buruk? Yang seolah-olah penuh kepura-puraan membela rakyat. Membela umat Islam. Padalah sejatinya dia membela keluarga dan oligarkinya. Bahkan sering menyudutkan Islam dan mengkriminalisasi tokohnya. Sering menuduh islam dengan terma radikal-radikul, terosisme, anti Pancasila, anti NKRI, dll. Rakyat ditipu habis-habisan. Apakah kita mau dipimpin oleh pemimpin seperti ini. 

Tentu tidak. Jika masih ada yang silau atau tutup mata, sungguh sangat disayangkan. Menggadaikan negeri ini untuk sekerat daging dan recehan rupiah.

Anehnya demokrasi memaklumi hal ini. Dengan alasan untuk kepentingan politik, syarat mempunyai track record baik tidak diperlukan. Padahal ini penting sekali. Menyortir calon pemimpin penuh kepura-puraan. Wajar jika rakyat sering tertipu oleh pemimpin. Inilah cacat demokrasi. Yang seharusnya ditinggalkan, namun saat ini malah dipuja-puja.

Oleh: Gus Uwik
Kritikus Peradaban
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab