Tinta Media: bulog
Tampilkan postingan dengan label bulog. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bulog. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Desember 2023

IJM: Rakyat Susah Beli Beras, Pejabat Perum Bulog Malah Terkesan Mewah



Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana menyatakan, ketika rakyat banyak yang susah membeli beras karena mahal, kehidupan pejabat Direksi Perum Bulog malah terkesan mewah.

"Ini cukup disayangkan, ketika rakyat susah beli beras karena mahal, Direksi Perum Bulog terkesan hidup bermewah-mewah," ujarnya dalam program Aspirasi: Rakyat Susah Beli Beras, Direksi Perum Bulog Hidup Mewah? di kanal YouTube Justice Monitor, Kamis (23/11/2023).

Agung mengabarkan, berdasarkan panel harga pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin (20/11/2023), pukul 12.01 WIB, harga beras premium mengalami kenaikan Rp70 menjadi Rp15.020 per kilogram (kg). "Sedangkan beras medium naik Rp20 menjadi Rp13.140 per kg," ucapnya.

Namun di balik itu, kata Agung, di tengah mahalnya harga beras tersebut, gaya hidup Direksi Perum Bulog malah justru dinilai sebagian publik cenderung mewah. 

"Untuk transportasinya saja disediakan Alphard mewah yang harga sewanya puluhan juta/bulan/kendaraan," bebernya.

Ia melanjutkan, berdasarkan temuan Center of Budget Analysis (CBA) yang dimuat di laman inilah.com, pada 20 November 2023, Perum Bulog telah menyewa 8 unit Toyota New Alpard 2.5 G A/T tahun 2020 untuk jajaran direksi sejak 2020.  

"Disewa 36 bulan, sejak 1 juli 2020 hingga 30 Juni 2023," ungkap Agung.

Ia juga menyatakan, anggaran sewa kendaraannya cukup mahal. Menurut perhitungan CBA, kata Agung, sewa 8 unit kendaraan operasional mencapai Rp11,2 miliar untuk 3 tahun. 

"Atau setara Rp311 juta per bulan. Kalau dibagi 8, ketemu Rp39 juta/mobil/bulan," hitungnya.

Jadi jelas Agung, hanya untuk menyewa satu unit kendaraan operasional satu direksi, Perum Bulog harus mengeluarkan Rp39 juta per bulannya (dikalikan 8 direksi).

"Dalam perjalanannya, internal Perum Bulog pernah mengalami pengurangan jumlah direksi dari 8 menjadi 6 orang direksi. Maka proyek kendaraan Perum Bulog berubah dari sewa menjadi car ownership program atau COP. Padahal skema COP untuk kendaraan direksi Perum Bulog belum ada aturannya, sehingga muncul dugaan adanya potensi kerugian negara sebesar Rp5,8 miliar," sebutnya.

Maka Agung menjelaskan, perilaku mewah para pejabat yang seperti itu, menurutnya bisa mencederai kepercayaan masyarakat dan integritas para pejabat itu sendiri, serta menciptakan reputasi negatif.

"Pepatah mengatakan, uang dan kekuasaan layaknya pisau bermata dua, jika tidak digunakan dengan baik akan merugikan dirinya sendiri dan juga negara," kutipnya.

Kehidupan Kapitalisme

Agung kemudian memandang bahwa iklim kehidupan kapitalismelah yang memunculkan iklim maraknya kehidupan pejabat yang tidak bijak dalam menggunakan harta dan kekuasaannya.

"Ketimbang mereka yang memilih bijak dan hidup sederhana," bandingnya.

Ia pun mengingatkan kepada para pejabat itu, bahwa ada rakyat yang tidak boleh dilupakan dan harus dilayani.

"Pejabat yang digaji dari harta rakyat, harusnya tahu diri untuk menjalankan amanah sebaik-baiknya. Bukan  memperkaya diri mereka sendiri," pesannya.

Ia menegaskan, pejabat yang digaji dari pajak rakyat harusnya selalu merasa diawasi, agar tidak mudah menyalahi mandat yang diberi.

"Amanah itu berat karena besarnya beban pertanggung jawabannya di akhirat kelak," tegasnya.

Kehidupan Khulafaur Rasyidin

Agung kemudian membandingkan dengan kehidupan salah seorang khalifah pada masa Khulafaur Rasyidin yang bernama Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu.

Ia mengisahkan, masih teringat betapa sederhananya hidup seorang Khalifah Umar Bin Khattab  yang memilih mengonsumsi makanan sehari-harinya sebagaimana makanan rakyatnya yang termiskin.

"Apakah kultur pejabat seperti ini muncul dalam sistem demokrasi? Tentu jauh panggang dari api," tutupnya memungkasi.[] Muhar.
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab