Pengaruh Budaya Pop terhadap Identitas Generasi Muda
Tinta Media - Festival pop culture terbesar di Bunia, San Diego Comic-Con sudah selesai digelar pekan lalu. Namun, gegap gempitanya masih terasa sampai sekarang.
Sepanjang penyelenggaraan Comic-Con 2024, Satgas Perdagangan Orang di kota San Diego telah menangkap 14 tersangka pembeli seks. (detikpop, 02/08/2024)
Inilah fenomena saat ini.
Film, music, fashion, dan teknologi merupakan budaya yang saat ini populer dan banyak digandrungi oleh generasi muda. Semua itu menjadi pandangan dan gaya hidup.
Budaya populer hadir hampir di setiap kehidupan anak muda saat ini. Sosial media seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dapat memberikan akses cepat terhadap konten yang sedang trending. Mereka pun dengan mudah mengikuti tren tersebut.
Budaya belanja, pergaulan bebas, nongkrong, transgender, hiperseksual, infotaiment, dan juga selebriti serta kebiasaan populer, semuanya bersifat menggoda dan banyak diminati oleh masyarakat. Padahal, kebiasaan yang dibawa oleh budaya populer dinilai bertentangan dengan nilai-nilai agama dan tradisional masyarakat Indonesia.
Tayangan-tayangan yang disajikan di dunia maya menjadikan generasi saat ini kian rusak. Mulai dari gim-gim yang melenakan, tayangan receh hingga “jorok” bahkan rusak di berbagai akun YouTube, TikTok, dan sebagainya, semuanya siap merusak akal dan jiwa masyarakat. Sehingga, yang dihasilkan adalah Generasi yang sibuk mengejar kesenangan, sekolah malas, kuliah ogah, kerja pun cari yang gampang, hanya dengan modal tampang.
Kesenangan dunia telah melenakkan dunia anak muda. Mereka menghabiskan waktu dengan sia-sia tanpa berpikir akan masa depan. Bagaimana mungkin mereka akan menjadi pemuda tangguh yang mencintai Allah dan Rasul, serta berjuang atas agama, sementara hidup yang dijalani dihabiskan dengan berfoya-foya saja?
Mengapa hal ini terjadi? Saat ini generasi dicekoki dengan budaya-budaya Barat. Musik, cara berpakaian, gaya hidup, semua berkiblat ke Barat yang liberal. Sehingga, mereka berada pada sebuah kondisi bahwa hidup ini hanyalah untuk mencari kesenangan.
Ide kebebasan bertingkah laku menjadikan para generasi mengambil gaya hidup serba boleh. Mereka pemuda muslim, tetapi tingkah lakunya jauh dari kepribadian seorang muslim.
Jadi, tidak salah kalau saat ini generasi muda terjerumus pada pergaulan bebas. Bahkan, hamil di luar nikah dan melakukan aborsi menjadi hal yang biasa dilakukan. Belum lagi para pecandu narkoba, mabuk-mabukan, pelaku kriminalitas, terlibat tawuran, geng motor, dan banyak problem lainnya.
Inilah cara Barat melemahkan para pemuda muslim dan mematikan potensi sebagai agen perubahan, agen kebangkitan Islam.
Sesungguhnya, hiburan merupakan hal yang diperbolehkan dalam Islam, selama tidak melanggar syariat. Bahkan, Rasul pun menganjurkan kepada kita agar menghibur diri, semisal dengan memanah, berenang, dan berkuda. Semua itu boleh dilakukan selama tidak melalaikan diri dari kewajiban sebagai seorang muslim.
Peran Negara Membendung Arus Hiburan yang Merusak
Islam menjadikan diri kita selalu berada dalam keadaan taat kepada Allah serta terhindar dari kesia-siaan. Tentu saja semua itu bisa terjaga atas andil negara dalam mengatur akidah setiap muslim agar terselamatkan. Untuk itu peran negara sangat penting dalam mengatur industri hiburan saat ini.
Namun, yang terjadi di hari ini adalah bahwasanya negara yang seharusnya berperan penting dalam mengatur semua itu tidak bisa kita dapatkan. Justru yang ada saat ini, negara malah menjadi penyokong industri budaya pop yang sangat melenakan kehidupan para pemuda muslim.
Untuk itu, kita perlu naungan yang menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Khilafah menjadi perisai bagi kaum muslimin. Dakwah Islam akan disebarkan ke seluruh penjuru oleh khilafah sehingga warga negara memiliki keimanan kuat dan siap taat pada seluruh syariat Allah. Dengan demikian, hiburan yang dipilih oleh mereka adalah hiburan yang sesuai dengan Islam.
Khilafah akan mengizinkan jenis hiburan dan masyarakat pun boleh mencari hiburan selama itu tidak melanggar hukum syara'. Media akan dikelola dengan sangat baik sehingga konten-konten yang disajikan sesuai dengan yang dibolehkan oleh syara'. Bahkan, sanksi hukum berat pun akan dijatuhkan kepada pelanggar aturan. Upaya ini dapat membendung rusaknya moral para generasi muda.
Untuk itu, marilah kita berjuang untuk menegakkan khilafah kembali, yaitu dengan melibatkan para pemuda muslim untuk senantiasa menyibukkan diri dalam berbagai kegiatan bermanfaat dan menyiapkan diri menjadi para pemimpin masa depan. Hanya dengan mewujudkan institusi khilafahlah syariat Islam bisa diterapkan secara kafah di muka bumi ini.
Oleh: Neni Arini
Sahabat Tinta Media