Tinta Media: bitung
Tampilkan postingan dengan label bitung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bitung. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 Desember 2023

LBH Pelita Umat: Ada Dugaan Upaya Adu Domba dalam Bentrok Bitung


 
Tinta Media -- Ketua LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan S.H., M.H. menduga ada upaya adu domba antar kelompok dalam bentrok di Bitung.
 
“Saya menduga ada upaya adu domba antar kelompok dalam bentrok di Bitung yaitu antara kelompok yang berbasis agama dengan kelompok yang berbasis etnis atau kebudayaan,” tuturnya dalam Diskusi Online Media Umat: Rusuh Bitung, Menguak Jaringan Zionis di Indonesia di kanal Youtube Media Umat, Ahad (3/12/2023).
 
Ia menyandarkan dugaannya pada tesis Francis Fukuyama yang berjudul: Clash of Civilizations yang salah satunya menyatakan bahwa untuk menekan gerakan-gerakan atau opini-opini Islam mesti dimunculkan kelompok-kelompok yang berbasis etnis, kebudayaan, dan suku.
 
“Orang itu akan berontak karena dua hal yaitu yang berkaitan dengan agama dan yang berkaitan dengan sukunya,” ulasnya.
 
Jika kelompok kesukuan ini dimunculkan secara terus-menerus tapi tidak ada tindakan apapun terhadap kelompok yang melakukan tindakan anarkisme atau seolah-olah dibiarkan atau mungkin dibiayai dengan alasan ini kearifan lokal dan budaya, Chandra khawatir bahwa pemerintah atau rezim telah menjalankan apa yang diteorikan Francis Fukuyama.
 
“Jika betul demikian jelas berbahaya jika pemerintah tidak mengambil tindakan atau terkesan membiarkan. Ini bisa menimbulkan konflik horizontal. Kalau sekarang sudah terjadi perdamaian, mudah-mudahan damai terus. Organisasinya juga harus ditindak agar tidak muncul lagi bentrok antar kelompok,” tutupnya.[] Erlina
 
 

Selasa, 05 Desember 2023

Kasus Bentrokan di Bitung, MMC: Sebagian Masyarakat Tak Paham Fakta Penjajahan di Palestina



Tinta Media - Menyoroti kasus bentrokan antara massa aksi bela Palestina dan ormas adat Minahasa di Bitung, Sulawesi Utara, Narator Muslimah Media Center (MMC) menilai, hal itu terjadi karena sebagian masyarakat tidak memahami fakta penjajahan sebagai akar masalah di Palestina.

"Bentrokan massa sesungguhnya terjadi karena sebagian masyarakat tidak memahami bahwa akar masalah Palestina adalah penjajahan," ujar Narator dalam program Serba-serbi: Bentrok Massa, Penjajahan sebagai Akar Masalah Palestina Wajib Dipahami, di kanal YouTube MMC, Sabtu (2/12/2023).

Pasalnya, kata Narator, tidak sedikit masyarakat di negeri Indonesia ini masih ada yang memberikan pembelaannya pada pihak penjajah Zionis Yahudi (Israel).

"Seharusnya, semua orang sepakat bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi ini," tegasnya.

Narator memandang, melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan, negara seharusnya mampu mencegah peristiwa bentrok tersebut. "Negaralah yang berperan besar dalam memahamkan umat terkait penjajahan. Mana yang termasuk penjajah dan mana yang termasuk pihak terjajah? " Terangnya.

Negara Lepas Tangan

Narator menyatakan, penerapan sistem kapitalisme sekuler di negeri ini telah membuat negara berlepas tangan dalam membangun pemahaman yang benar di tengah-tengah umat.

"Sistem sekuler yang diterapkan dalam segala aspek kehidupan, termasuk pada aspek pendidikan, justru membuat kebenaran semakin kabur. Kebenaran dipandang kebatilan, sedangkan kebatilan dipandang kebenaran," sesalnya.

Ia lantas menjelaskan, sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan telah memberi masyarakat kebebasan penuh dalam berekspresi dan berpendapat, tanpa harus memperhatikan aturan agama.

"Gagalnya Negara menetapkan standar benar- salah, hak-batil, terpuji-tercela dan baik-buruk di tengah-tengah masyaraka telah memicu munculnya konflik antar individu atau kelompok masyarakat," jelasnya.

Negara dalam sistem kapitslisme sekuler, sambungnya, hanya berorientasi untung.

"Alhasil, ketika negara melihat ada aktivitas pembodohan yang massif di sosial media, khususnya terkait perang yang terjadi antara Palestina dan Zionis Yahudi, negara tidak melakukan apa pun," terangnya.

Atas nama kebebasan (liberalisme) dan hak asasi manusia (HAM), kata Narator, rakyat dibiarkan mengonsumsi tayangan-tayangan yang mengaburkan penjajahan hakiki.

Penerapan Syariat Islam

Narator pun memandang, konflik akibat ketidakpahaman masyarakat tentang penjajahan itu sejatinya akan usai melalui penerapan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

"Rasulullah SAW, bersabda, sesungguhnya Imam atau khalifah adalah perisai orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung (HR. Muslim)." kutipnya.

Selain melindungi kaum muslimin dari serangan musuh, Narator menerangkan, khilafah juga menjaga kehidupan yang harmonis di antara anggota masyarakatnya. 

"Hal itu ditempuh dengan penerapan sistem pendidikan Islam yang berkualitas dan mampu membangun kekuatan mental anak didik, baik pada level keluarga, masyarakat dan negara," terangnya.

Negara dalam Islam, lanjutnya, menjauhkan lingkungan dari pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam.

"Sehingga masyarakat akan benar-benar mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan," ulasnya.

Narator menambahkan,  budaya 'amar ma'uf nahi munkar yang terbentuk di tengah-tengah masyarakat juga akan menjadikan konflik dalam negeri bisa terhindarkan.

"Sebab satu individu masyarakat tidak membiarkan individu yang lain melakukan kemaksiatan atau mengemban pemikiran yangt batil," imbuhnya memungkasi. [] Muhar

Kamis, 30 November 2023

Soal Aksi Damai Ricuh di Bitung Sulut, Pamong Institute: Pasti Ada Aktor Intelektualnya



Tinta Media - Menyoroti soal aksi damai yang berakhir ricuh dengan salah satu ormas adat Minahasa di bitung Sulawesi Utara (Sulut), Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky mengungkapkan pasti ada aktor intelektualnya.

“Kalau kita lihat tentulah ada aktornya. Kan sebenarnya masyarakat kita tidak ingin kacau atau terjadi kekacauan, itu pasti ada di pihak lain,” ujarnya dalam acara Kabar Petang dengan tajuk Usut Dalang dan Tangkap Pelaku Kekerasan di Bitung! Ahad (26/11/2023) di kanal Youtube Khilafah News.

Karena kalau dilihat realita masyarakat saat ini, katanya, masyarakat ingin suasana itu damai, tenang, bahagia tidak ada yang ingin kacau atau ribut. “Berarti ini ada pihak lain di luar masyarakat yang justru mempunyai niat-niat tertentu,” bebernya.

Paham

Seharusnya menurut Bung Roky sapaannya aparat keamanan mestinya paham dan lebih tahu, karena aparat punya perangkat seperti intelijen dan alat canggih.

“Mestinya mereka (aparat) sudah bisa melakukan antisipasi siapa-siapa saja melakukan tindakan terorisme tindakan radikalisme tindakan kekerasan dan ini tidak boleh dibiarkan saja,” tegasnya.

Kalau dibiarkan, menurutnya, akan ada insiden buruk. "Jadi yang harus dikedepankan adalah pencegahan dan berhentilah menuding umat Islam sebagai radikal teroris,” tandasnya. [] Setiyawan Dwi

Tragedi Bitung, IJM: Pelaku Kriminal Wajib di Proses Hukum



Tinta Media - Menanggapi tragedi yang terjadi di Bitung Sulawesi Utara tanggal 25 November 2023, Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana mengungkapkan pelaku kriminal wajib diproses secara hukum. "Pelaku kriminal wajib diproses secara hukum," tuturnya dalam video Usut Aktor Intelektualnya Dan Tangkap Pelaku Kekerasan di Bitung, melalui kanal Youtube Justice Monitor, Ahad (26/11/2023).

"Pelaku penyerangan yang melakukan kekerasan di Bitung tidak boleh dibiarkan," tegasnya.

Menurutnya, pembiaran terhadap perilaku kejahatan di wilayah Indonesia melanggar konstitusi nasional, yang ini juga sangat berbahaya.

Oleh karena itu kepada umat Islam, himbaunya, agar tidak terpancing oleh propaganda murahan dari gerombolan pro zionis Yahudi yang menggunakan jalur hukum untuk menghenti aksi dimana diduga premanisme dan kepada aparat kepolisian agar menangkap aktor intelektual di balik penyerangan tersebut.

"Tangkap dan usut tuntas para aktor intelektual di belakang layar," tandasnya.

Agung mensinyalir perlunya mewaspadai setiap upaya Apapun untuk menciptakan  kerusuhan, sekali lagi ini penting untuk segera dilakukan. 

Menurutnya, Pemerintah Indonesia harus bertindak tegas dalam menyikapi agresi biadab dari Zionis Yahudi ini terhadap rakyat Palestina.
 
"Yang paling penting salah satunya adalah memutus hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat sebagai sekutu yang mendukung Zionis Yahudi melakukan pembantaian terhadap rakyat Palestina," ujarnya.

Ia menekankan, sudah tiba saatnya,  pemerintah Indonesia meminta dubes Amerika Serikat untuk hengkang dari wilayah Indonesia sebagai protes keras atas dukungan tanpa batas Amerika kepada kebiadaban dan genosida yang dilakukan oleh Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina.

 "Keberadaan Amerika Serikat dan sekutu lainnya menguatkan Zionis Yahudi dalam melakukan agresi terhadap rakyat sipil di Palestina," simpulnya.

 "Sesungguhnya tanpa dukungan penuh Amerika Serikat dan sekutu negara Barat, Zionis dapat dikalahkan, ingat setiap penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan sekali lagi setiap penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan," pungkasnya.[] Muhammad Nur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab